"Ok! Tapi kau ikut aku dinner, gimana?" canda Rendra yang sama sekali tak disambut tawa oleh Mia. Senyum pun tidak. "Ini bukan kamu!" gerutu Mia. Rendra mengerutkan dahinya. "Bukan aku bagaimana?" "Ya, kamu biasanya nggak pernah kayak gini aku!" Mia memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan rona apel pipi yang semakin merah. Tak dapat dipungkiri, hatinya benar-benar berdebar tak karuan mendapat ajakan dinner bersama dengan Rendra. "Oooh!" Rendra membulatkan bibirnya. Namun pria itu tak memperpanjang lagi, dia mencelupkan satu keping ginger bread dalam kopinya. "Enak juga!" komentar Rendra begitu ia menelan makanan tersebut. Mia tidak menyahut, mereka berdua larut dalam kesunyian. Hanya ada suara Rendra saat mengunyah makanan atau saat sedang menyeruput kopinya. Kendaraan banyak yang