Bagian 47

1110 Words

“Aaaw ….” Meisya merintih. Ia merasa kesakitan di area dadanya. Pagi itu … kedua orangtuanya masih saja belum membuka ikatan yang membatasi ruang gerak Meisya. Maisya menangis semalaman hingga ia ketiduran di samping jendela dengan posisi tangan dan kaki yang terikat. Sejak kemarin, air susunya menetes terus menerus tanpa ada yang menghisap. Meisya menangis karena merasa merindukan anaknya meski baru beberapa jam mereka dipisahkan. Apalagi, ia mengingat jika anaknya itu ia tinggal sendirian, bagaimana jika Rudi tidak pulang? Bagaimana jika Rudi pulang terlalu larut malam? Begitu banyak pikiran yang menghantui Meisya. Maklum saja, sebagai seorang ibu, segala sesuatu yang berkaitan dengan anaknya pasti akan selalu ingat. Pagi itu Meisya mengintip ada tiga orang polisi dan seorang pria y

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD