146. Lupa Hari

1205 Words

Rambut basah di pagi hari. Keduanya kini sedang berhadapan di meja makan, menatap roti panggang selai kacang yang berwarna kecoklatan. Salah satu di antara mereka melahap roti tersebut dan mengunyahnya seolah tanpa beban dosa. Sementara yang satu lagi masih menopang dagu menatap pria di hadapannya yang mengunyah dan menelan roti tanpa jeda. “Kenapa dengan wajahmu?” tanya Rudi yang sedang memakan roti panggangnya. Meisya membuang muka lalu menekuknya dan menyembunyikan wajah cantik itu di dalam lipatan tangannya. Rudi sedikit mengangkat tubuhnya dan mendekatkan wajahnya pada Meisya. “Apa permainanku semalam kurang memuaskan?” bisik pria tersebut tepat di depan kepala Meisya yang sedang menunduk. Wanita itu seketika mendongak dan memberi tatapan tajam, lalu kemudian ia menunduk lagi dan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD