“Galih itu … mantan kamu bukan, sih, Mei?” Meisya yang sedang duduk dalam angkot sedari tadi menahan mual. Ia mempertahankan posisi duduknya agar Raden tidak terjatuh dari pangkuannya. Ditambah pertanyaan yang dilontarkan oleh Rudi terdengar menyebalkan, membuat ia benar-benar semakin mual. “Kamu jangan nanya yang aneh-aneh, ya! Aku muntahin baru tau rasa!” ancam Meisya dengan nada khas orang mabuk. Rudi tersentak, ia tak menyangka jika istrinya itu akan mual-mual selama naik angkot. Mungkin tidak semua orang yang bertahan naik mobil bisa bertahan naik angkot. Angkot memang kendaraan ajaib. Begitu pikirnya. “Biar aku yang bawa Raden aja, Meisayang. Kasian kamu.” Rudi mengulurkan tangannya untuk mengambil alih sang bayi. “Dari tadi dong, Rud!” Tanpa keberatan, Meisya langsung menyodor