Sebuah balkon dengan pemandangan kebun teh yang luas, suhu yang cukup rendah di malam ini merupakan ciri khas dari daerah tempat mansion ini berada. Malam yang cerah ditandai dengan tabur bintang dan cahaya bulan yang samar-samar. Dua buah kursi rotan yang dibentuk cukup mewah dengan bantalan berlapis beludru merah marun tertata rapi disertai dengan sebuah meja rotan berwarna hitam. “Tuan Rudi, terima kasih atas saranmu yang ingin mempertemukanku dengan Kinanti, Ibu mertuamu.” Dwipa Mulya membuka percakapannya. Sementara itu di kursi rotan yang lain duduklah Rudi sambil bersandar dan menyilangkan kakinya. “Ternyata Anda sudah mendengar, pasti Prana yang sudah berbicara kepada Anda.” “Memang benar.” Kemudian Dwipa Mulya pun berdiri dan berjalan menuju tepi pembatas balkon, dia melipat k