“Mei …?” Sontak Rudi pun melepaskan tangannya dari bagian terdalam tubuh Meisya. Dia menatap penuh rasa heran, bukan dongkol, kesal, atau kecewa, melainkan tak mengerti. Apa yang dimaksud Meisya dan barusan dikatakan oleh wanitanya itu. “Rud … sebenarnya …. Aku sudah tahu, tapi ….” Air mata dari wanita itu langsung turun begitu saja, ia mendorong tubuh Rudi secara perlahan dan membuat pria itu menjauh darinya. Meisya langsung duduk dan mengambil selimut untuk menutupi tubuh polosnya. “Apa maksudmu, Mei?” tanya Rudi lagi. “Kenapa kamu katakan sekarang? Kenapa kamu mengaku sekarang?” Meisya mendongak menatap Rudi. Pria itu masih berpakaian lengkap meski sudah tidak rapi lagi. “Aku … aku pikir kamu ….” “Kamu pikir aku akan luluh denganmu jika kamu kaya raya?” tanya Meisya. Rudi hanya m