When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Mau aku putar ulang kembali isi kesepakatan kita?” Rudi mengangkat rekaman percakapan mereka dalam ponsel. Tuan Surya langsung membuang muka seakan ingin mengelak kebenaran dari kesepakatan mereka. Sementara wajah Cherika dan Luki merah padam. “Nenek, perjanjian itu bukan hitam di atas putih. Bukan merupakan kesepakatan yang sah! Kami tidak mungkin memberikan sebagian harta kami pada keluarga mereka. Ini namanya perampokan.” Luki mencoba protes dan mengungkapkan keluhannya pada Nenek Darwati. Sementara itu, sang nenek yang gila harta ini sedang berpikir. Di satu sisi, ia merasa kasihan karena anak bungsu kesayangannya telah dipermalukan oleh cucu menantunya yang satu ini, apalagi jika sampai Surya kehilangan muka karena harus memberikan sebagian hartanya pada keluarga Satya, Ia tak ma