“Kamu itu, satu dari banyak hal yang aku minta dari Tuhan. Mana mungkin aku lepaskan kamu begitu saja. Kecuali kamu yang minta.” Ketika tangan kasar Rudi menyentuh pipi lembut istrinya, airmata yang diusap itu justru mengalir semakin deras. Rudi tak segera melepaskan tangan itu, ia terus mengusap airmata yang mengalir di pipi Meisya dengan kaki istrinya itu yang masih tetap ada di pangkuannya. “Kamu … dengar semua percakapan aku dengan ayah dan ibuku tadi?” tanya Meisya. “Inginmu bagaimana? Kau ingin aku mendengarnya atau tidak?” Rudi bertanya balik. Dia memang ingin menjaga mood Meisya, jika istrinya itu tidak menginginkan Rudi mendengarnya, maka anggap saja ia tidak dengar. Begitu maksud Rudi. “Aku tak masalah kau mendengarnya. Namun ….” Meisya tak melanjutkan perkataannya. “Namun