Bagian 21

1049 Words

“Rud …!” Meisya mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Rudi untuk menyadarkan suaminya itu dari lamunan. “Eh, iya, Mei. Kenapa?” tanya Rudi usai ia bergelut dengan pikirannya sendiri. “Ngelamun. Kebiasaan sih,” gurau Meisya. “Udah copot lagi bajunya. Kamu, kan, mau masak,” ucap Meisya. “Iya, balik lagi yuk.” Rudi berjalan kembali ke ruang tengah tempat mereka membuka paket sebelumnya. Rudi melepas kembali bajunya hingga menyisakan boxer pendeknya saja. Berdiri di belakangnya, Meisya tertegun. Punggung dengan warna kulit kecoklatan, bagian bahu yang lebar, tulang belikat yang menonjol, bagian belakang rusuk yang tertutup oleh otot. Tak hanya menelan ludah, bahkan Meisya menggigit bibir bawahnya karena ia melihat sesuatu yang menarik bagi libid0nya. Rudi bahkan sudah mengganti b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD