Sementara itu, keesokan harinya ... adalah hari ketiga Satya resmi di penjara setelah sidang putusan menetapkan hukum delapan tahun penjara untuknya. Pria itu menggenggam erat jeruji besi dengan kuat. Betapa rahangnya sangat mengeras sekeras hati yang membatu akibat pesona cahaya matahari yang direnggut darinya. Kini siang malam tak ada bedanya. Ia hanya bisa mendekam tanpa perlawanan. Kekesalan membumbui amarah yang tak ada gunanya. Tak ada kawan, bahkan manusia yang tinggal dalam satu sel yang sama pun tak peduli padanya, bahkan cenderung memusuhinya. Namun, bukan si licik Satya, jika ia tak menyusun rencana. Ia hanya sedang menunggu kapan waktu tepat untuk melaksanakannya. Menghitung hari, ia sudah membuat janji. Sang istri, Kinanti telah berjanji untuk menjenguknya dalam sel ini.