When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Dasar dia itu wanita ular yang tidak punya hati nurani! Bagaimana mungkin dia bisa mengusir Sandra yang tidak bersalah!” Alya berteriak-teriak di dalam klinik. “Diam kamu, Al! Kamu yang tidak punya hati nurani. Jangan mengatakan orang lain yang tidak punya hati, justru itu kamu yang tidak punya hati!” Bu Juki malah membentak pada Alya. “Harap tenang ya, Bu! Di sini banyak pasien lain yang sedang dirawat.” Perawat menegur ibu dan anak yang membuat keributan tersebut. “Al, harap kamu jaga diri baik-baik. Ibu akan pulang bersama Sandra.” Alya membelalakkan matanya. “Kenapa ibu menelantarkan aku di sini?” Bu Juki tidak menjawab. “Bu, aku, kan sedang sakit!” protes Alya. “Semua biaya sudah ditanggung oleh Bu Rudi. Kamu tinggal bersikap baik di klinik ini sampai sembuh nanti. Ibu pulang