When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Aruna tampak panik. Wanita itu baru saja menerima telepon bahwa suaminya sedang mabuk. Aruna sempat membeku sejenak saking terkejutnya. Dengan segera, Aruna membuyarkan lamunannya sendiri. Ia langsung menuju mobilnya guna menjemput sang suami. Pikiran Aruna kacau. Ia tak bisa berpikiran jernih sedikit pun. Ia khawatir dengan kondisi sang suami. Pasalnya Radika belum pernah mabuk sebelumnya. Pria itu paling enggan meminum minuman alkohol seperti itu. Aruna membuka pintu mobilnya kasar. Dengan segera, mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Ia tak sabar untuk menemui sang suami. Wanita itu takut jika ada hal buruk terjadi pada suaminya. Aruna mendengus pelan saat tiba-tiba jalanan menjadi ramai. Ia memencet klaksonnya berkali-kali supaya mobil di depannya sedikit mempercepat laju mob