When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Aruna menggeliat dalam tidurnya. Ia merasakan mual yang mengganggu tidurnya. Aruna menyingkirkan tangan besar yang melingkari perutnya. Ia melihat sang suami yang masih terlelap dalam tidurnya. Wanita itu menutup mulutnya saat rasa mual itu sudah tak tertahankan. Aruna segera bangkit kemudian berlari menuju kamar mandi. HUWEKK! Aruna hanya memuntahkan cairan bening dari perutnya. Kemarin, ia tak memakan apa pun setelah ia sempat mengeluarkan isi perutnya. Aruna mencengkeram perutnya saat rasa sakit itu kembali muncul. Suara ketukan tiba-tiba menggema begitu saja. Aruna tahu bahwa sang pelaku merupakan suaminya sendiri. Setelah beberapa lama, Aruna memutuskan keluar dan terlihat seolah-olah dia baik-baik saja. “Kamu kenapa?” tanya Radika cemas. “Tidak kenapa-napa. Mungkin hanya masuk