"Aku membutuhkan wanita ini." Ujar penjahat itu seraya menyeret Aura menjauh, dan Aura pun berontak berteriak memohon agar ada yang menolongnya.
"Aku tidak mau ikut dengan Kalian. Siapa kalian? Lepaskan aku!" teriak Aura minta di lepaskan, seraya berteriak agar ada yang menolongnya.
Namun sayang, tidak ada satupun orang yang menolongnya, hingga Aura terpaksa memanggil Denis agar menolong dirinya, namun Denis hanya bisa memandang Aura dengan penuh kesedihan.
"Kalian mau apa, lepaskan tunanganku!" teriak Denis, namun penjahat itu tidak mendengarkan teriakan Denis, karena penjahat itu masuk ke dalam mobilnya, lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, hingga membuat Aura sangat ketakutan karena diculik.
Saat di pertengahan jalan, Aura yang sedikit memiliki otak cerdik, langsung menumpahkan air minumnya telat di pahanya, dan menyimpan botol minuman kecil itu di bawah kakinya, lalu memohon pada penjahat itu agar melepaskan dirinya karena dirinya tidak kuat menahan kencing dan lain sebagainya. Tapi sayang, meski Aura menggunakan cara seperti itu, penjahat itu tidak percaya, hingga dengan sengajanya Aura mengeluarkan kentutnya, membuat semua orang yang ada di dalam mobil itu langsung berteriak pada Aura, kalau Aura sangat jorok.
Saat Aura melihat semua penjahat itu sibuk dengan menutup hidungnya, dengan cepat Aura mengirim pesan pada Shen, agar Shen menolongnya.
Aura bernafas lega saat ia berhasil mengirim Shen pesan yang memberitahu kalau dirinya di culik, tapi sayang, pesannya tidak dibaca oleh Shen, hingga Aura semakin ketakutan.
Ternyata, Aura dibawa ke sebuah rumah kosong, membuat Aura semakin ketakutan.
Penjahat itu mulai mengikat Aura, dan setelah memastikan Aura Sudja tidak bisa kabut, mereka langsung keluar dan berjaga di luar.
"Sayang, kenapa ketakutan?" tanya Shen berbisik tepat di daun telinga Aura, membuat aura terkejut dan langsung menoleh ke belakang.
"Paman disini?" tanya Aura dengan wajah Terkejutnya.
Shen tidak menjawab pertanyaan Aura, tapi Shen melepaskan tali yang mengikat kedua tangan Aura.
"Tidak banyak waktu untuk bercerita, Sayang. Ayo, kita pergi sebelum mereka menemukan keberadaanku. Aku sendirian." Kata Shen yang sedikit tidak yakin kalau ia bisa melawan banyaknya penjahat itu, karena Shen tidak membawa pengawal atau orang yang akan membantu dirinya.
Tanpa penjahat itu sadari, Sebenarnya Shen menyadari tentang penculikan Aura, hingga Shen memutuskan untuk mencari jalan keluar agar bisa membawa Aura keluar dari rumah kosong tersebut. Keluar dari rumah kosong itu melewati pintu belakang yang ia buat sendiri tanpa diketahui oleh penjahat tersebut, dan beruntungnya Shen berhasil membawa Aura pergi tanpa diketahui oleh siapapun.
Setelah Shen berhasil membawa Aura keluar dari rumah kosong tersebut, Shen langsung menggendong tubuh Aura dan membawanya ke mobil.
"Sebenarnya aku ingin menghajar penjahat itu, tapi melihat kamu baik-baik saja, aku akan memberi penjahat itu pelajaran nanti setelah berhasil mengamankan kamu." Ujar Shen yang cukup merasa lega karena Aura berhasil ia bawa pergi dalam keadaan baik-baik saja.
"Dimana wanita itu?" tanya seorang pria berbaju serba Hitam pada anak buahnya yang berhasil menyekap Aura.
"Ada di dalam, Bos." Jawabnya seraya menunjuk tempat dimana Aura di sekap, yang tanpa ia tahu Aura sudah berhasil dibawa kabur oleh.
"Dimana dia!" teriak pria yang dipanggil Bos oleh beberapa penjahat yang menculik Aura, saat ia tidak melihat keberadaan Aura, dan hanya melihat tali yang sudah berhasil putus yang artinya Aura sudah kabur.
Semua pria penjahat itu saling pandang sesama rekannya, karena ia masih mendapat pertanyaan dari bosnya dimana wanita yang ia tahan, padahal sudah sangat jelas ia menahan dan mengikat aura di kursi dengan kedua tangan dan kaki di ikat, masak iya bosnya tidak melihat Aura, pikir penjahat tersebut.
Mereka pun memutuskan untuk melihat sendiri, dan ternyata mereka langsung disuguhkan oleh pandangan wajah yang menyeramkan dari sang bos.
"Bos, tadi kita mengikat wanita itu disini." Ujar salah satu penjahat itu seraya menunjuk kursi yang ada bekas guntingan tali, yang awalnya tali itu mengikat kedua tangan dan kaki Aura.
"Lalu dimana dia sekarang kalau kalian mengikat dia Di Sini? Kenapa sekarang hanya ada ini?" tanya pria itu seraya menendang kursi yang sempat diduduki Aura tadiz hingga membuat penjahat itu ketakutan.
"Sekarang, cepat cari wanita itu, dan aku tidak mau tahu, kalian harus membawa wanita itu kembali kesini, dan serahkan sama aku langsung." Titah pria itu dengan penuh penegasan, lalu pergi begitu saja dengan membawa sejuta kemurkaan, karena ia gagal menyekap Aura.
Para penjahat itu langsung keluar semua dan segera melaksanakan tugasnya untuk menculik Aura lagi.
"Paman, kok Paman bisa tahu kalau aku diculik, padahal pesan yang aku kirim belum Paman baca?" tanya Aura setelah sampai di kampusnya. Yah, Shen memilih mengantar Aura ke kampusnya, karena Shen juga tidak bisa membawa Aura ke kantornya, karena Shen tidak ingin Arya ataupun Elis tahu kalau Aura tidak ada di kampusnya.
Shen yang mendengar pertanyaan Aura langsung menjelaskan pada Aura, kalau sebenarnya apapun yang terjadi pada Aura, kalau masih ada di sekitar kotanya, pasti akan Shen ketahui dengan mudah. Namun kalau apa yang terjadi pada Aura di luar kota dimana mereka berada, Shen tidak bisa mengetahuinya. Aura yang mendengar jawaban Shen sedikit merasa lega.
Shen juga memberitahu Aura, kalau Aura harus berhati-hati, karena ada kemungkinan, menurut Shen, akan terjadi sesuatu pada Aura setelah Aura berhasil kabur, membuat Aura yang mendapat peringatan Shen sedikit takut.
Saat Shen sedang berusaha menjelaskan pada Aura, dan memberi nasehat pada Aura, ponsel Shen berdering yang ternyata Arya yang menghubunginya.
Shen menunjukkan layar ponselnya pada Aura, menunjukkan siapa yang menghubunginya, yang langsung ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Aura, dan dengan cepat Shen menerima panggilan masuk dari Arya.
"Shen, cepat pulang! Denis bilang Aura di culik. Aku sudah meminta anak buahmu untuk mencari Aura, tapi aku belum menemukan Aura. Tolong jangan egois karena hanya pekerjaanmu!" ujar Arya yang tidak bisa mengendalikan dirinya karena panik.
"Aura pergi dengan Denis, kenapa Denis bisa kembali dan memberitahu Kakak kalau Aura diculik, sementara dia baik-baik saja?" tanya Shen yang membuat Arya langsung terdiam.
Setelah cukup lama Arya terdiam, tiba-tiba panggilan berakhir, dan Shen tidak ada niatan untuk menghubungi Arya kembali.
Kok aku jadi curiga ya, Paman," kata Aura yang memang merasa ada yang aneh dengan penculikannya.
"Sudahlah. Cepat masuk." Kata Shen yang langsung dipatuhi oleh Aura.
Aura kembali masuk ke kampusnya, dan Shen kembali melajukan mobilku menuju ke kantor.
Mereka mulai menyibukkan diri dengan aktivitas mereka masing-masing, hingga tiba waktunya pulang.
"Sayang, malam ini aku pulang ke rumah pribadiku. Aku takut tidak bisa mengendalikan diri kalau ada di dekatmu." Ujar Shen saat di tengah perjalanan untuk pulang.
Aurat hanya menjawab dengan anggukan kepala karena Aura juga tidak ingin menyiksa Shen karena tidak bisa menuntaskan hasratnya.
Aura turun dari mobil Shen dan masuk ke dalam rumah.
Betapa terkejutnya Aura saat mendapati pemandangan yang tidak seharusnya seperti yang ia lihat saat ini.
Aura melangkah masuk dengan langkah pelannya, serta pandangan yang belum teralihkan dari sosok orang yang membuat dirinya tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Apa yang terjadi…."