"Aura, ngapain kamu kesini?" tanya Shen yang langsung turun dari ranjang dan mendekati Aura.
"Paman, aku tidur sama Paman ya." Kata Aura seraya mendekati Shen dan memeluk Shen, membuat Shen benar-benar terkejut dengan sikap Aura pada dirinya.
"Aura, ini tengah malam. Kamu kenapa belum tidur?" tanya Shen yang sedikit merasa heran karena Aura tidak biasanya di jam segitu belum tidur.
Aura sendiri masih tetap memeluk Shen, membuat Shen langsung melepaskan pelukannya karena ingin tahu alasan Aura ke kamarnya.
"Bagaimana bisa kamu kesini? Kamu tidak takut Mama sama Papa Kamu tahu? Kalau sampai mereka tahu, mereka pasti akan marah besar sama kamu." Ujar Shen yang tidak ingin Aura berada dalam masalah.
"Tidak tahu kenapa, sejak kejadian tadi, aku jadi kebayang terus." Ujar Aura yang terus mengeratkan pelukannya pada Shen.
Shen membalas pelukan Aura, dan mengecup pucuk kepala Aura dengan lembut.
Shen tidak bisa melakukan apapun atau bahkan tidak bisa mengulang apa yang ingin ia lakukan pada Aura, karena posisinya sekarang ada di rumah utama, dan tentunya Shen takut nanti Arya tahu kalau dirinya bertindak lebih pada Aura.
Shen menuntun Aura untuk duduk di tepi ranjang, dan mengelus pipi Aura dengan lembut.
"Apa ini yang dirasakan temanku saat bersama dengan pacarnya?" tanya Aura dengan nada pelannya.
"Memangnya kenapa?" Shen balik tanya
"Karena temanku sering cerita saat berdua dengan pacarnya, mereka…" Aura menggantung kalimatnya, namun meski Aura tidak melanjutkan kalimatnya, Shen mengerti apa kelanjutan dari perkataan Aura.
Shen mendekatkan wajahnya pada wajah Aura, lalu mengecup bibir aura dengan lembut, dan sedikit memberi lumatan, yang langsung mendapat balasan dari Aura, membuat Shen sedikit berat untuk melepaskan tautan bibirnya dengan Aura.
Aura juga melingkarkan kedua tangannya pada leher Shen, hingga seperti sepasang kekasih yang sedang memadu kasih.
Setelah Aura merasa dirinya semakin sulit untuk dikendalikan, Aura langsung melepaskan tautan bibirnya, hingga membuat wajah Shen berubah.
"Paman, aku harus kembali ke kamarku." Kata Aura yang langsung berdiri, namun ditahan oleh Shen.
Shen kembali menarik tangan Aura, hingga Aura duduk di pangkuan Shen.
"Mau kemana, Sayang. Kamu yang memancingku, jadi jangan coba-coba untuk kabur." Ujar Shen yang kembali melumat bibir Aura, dan menyesapnya dengan kuat, hingga Aura merasa bibirnya terasa kebas, dan seperti disengat tawon.
Aura yang takut Shen lepas kendali berulang kali memukul d**a Shen, meminta agar Shen menghentikan apa yang Shen lakukan, tapi Shen tetap tidak peduli dan terus menikmati bibir Aura, hingga Shen merasa puas.
Shen langsung membaringkan tubuh Aura ke ranjang, namun dengan cepat Aura langsung menggulingkan tubuhnya ke samping, hingga Shen mengurungkan niatnya saat ingin menindih tubuh Aura.
Aura yang merasa memiliki kesempatan untuk keluar dari kamar Shen, dengan cepat Aura keluar dari kamar Shen dan menutupnya sebelum Shen mengejarnya, membuat Shen mendesah kasar karena tersadar dari apa yang ia lakukan tadi pada keponakannya itu.
"Sial. Kenapa aku tidak bisa mengendalikan diriku." Umpat Shen kesal saat miliknya yang terus tegang hingga terasa ngilu. Rasanya Shen ingin memakan Aura saat ini juga.
Shen menyugar rambutnya ke belakang, karena merasa frustasi.
Aura memang hebat, mencoba memancing gairahnya, setelah terpancing main kabur saja, pikir Shen yang sedikit kesal pada Aura.
Shen kembali merebahkan tubuhnya di ranjang dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
Shen sedikit kesulitan untuk memejamkan matanya karena miliknya masih tegang, dan itu sangat membuat Shen tidak nyaman.
Karena Shen tidak bisa tidur, akhirnya Shen langsung ke kamar mandi, dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin agar miliknya tidak tegang terus karena ulah Aura.
Shen berendam dengan air dingin di tengah malam, dan siapapun yang mengetahui apa yang dilakukan oleh Shen, pasti mengira kalau Shen sedang melakukan ritual pesugihan. Tapi beruntungnya tidak ada yang tahu.
Setelah Shen merasa lebih baik, Shen pun menyudahi mandinya, dan kembali keluar dari kamar mandi, lalu naik ke atas ranjang.
Tidak berselang lama Shen memejamkan matanya, Shen langsung terlelap, masuk ke dunia mimpinya.
Pagi-pagi sekali, Aura sudah bersiap ke kampus. Aura keluar dari kamarnya dan ternyata kedua orang tuanya masih belum ke meja makan.
Karena Aura masih marah pada kedua orang tuanya, akhirnya Aura langsung pergi ke kampus tanpa sarapan dan tanpa berpamitan pada kedua orang tuanya seperti biasanya.
Shen sendiri sebenarnya bukannya tidak tahu kalau Aura akan ke kampus pagi-pagi sekali, tapi Shen diam saja dan membiarkan Aura melakukan apa yang ingin ia lakukan.
Shen juga melihat Aura jendela kamarnya kalau Aura menolak sopir yang akan mengantarnya ke kampus, tapi Shen tetap diam saja.
Karena sopir tidak ingin dimarahi oleh Arya atau Elis, akhirnya supir pun langsung menghubungi Arya, dan itu semakin membuat Aura kesal saat Aura tahu supirnya menghubungi papanya.
Karena Aura benar-benar sedang marah sama papanya, akhirnya Aura membiarkan supir mengantarnya ke kampus.
Supir pun merasa lega saat sang Nona tidak mempersulit pekerjaannya.
Shen keluar dari kamarnya dan menuju meja makan. Shen melihat ternyata di meja makan ada Kakak dan Kakak iparnya.
Shen bergabung sarapan bersama dengan mereka, dan pagi ini tanpa Aura.
"Mas, aku panggil Aura dulu." Ujar Elis yang langsung berdiri, dan Shen yang mendengar Kakak iparnya ingin memanggil Aura, harusnya Shen memberitahu Kakak iparnya kalau Aura sudah berangkat ke kampus sejak tadi, tapi ternyata Shen hanya diam saja tanpa memberitahu Kakak iparnya kalau Aura sudah berangkat ke kampus.
Elis mengetuk pintu kamar Aura, tapi ternyata tidak ada tanggapan atau respon apapun meski Elis berulang kali mengetuk pintu kamar Aura.
Karena Elis takut terjadi sesuatu pada Aura, akhirnya Elis langsung membuka pintu kamar Aura, dan ternyata kamar aura sudah kosong, dan ranjang Aura juga sudah rapi, yang artinya Aura sudah tidak ada di kamarnya.
Dengan langkah terburu-buru Elis menuruni anak tangga karena panik, dan memberi tahu Arya kalau Aura tidak ada di kamar nya.
Salah satu pelayan yang mendengar teriakan Elis, langsung mendekati Elis dan memberitahu Elis kalau Aura sudah berangkat ke kampus setengah jam yang lalu.
Elis yang mendengar apa yang dikatakan pelayan di rumahnya langsung mengerti, kalau Aura masih marah pada dirinya.
Arya yang melihat Elis sudah tidak bernafsu makan langsung mengelus lengan Elis, mencoba untuk menenangkan Elis, dan Elis hanya memperlihatkan senyum yang mengandung kesedihan.
Shen langsung menyantap sarapannya dengan singkat, lalu langsung pergi ke kantornya.
Sebelum Shen benar-benar ke kantor, Shen menuju ke kampus Aura terlebih dahulu, dan setelah Shen selesai dengan urusannya, Shen melanjutkan untuk ke kantor.
Baru saja Shen duduk dengan nyaman di kursi kebanggaannya, tiba-tiba asisten Shen memberitahu Shen kalau ada seorang wanita misterius yang ingin bertemu dengannya, membuat Shen penasaran, siapa wanita misterius yang dimaksud oleh asistennya tersebut.
Karena Shen sedikit penasaran, akhirnya Shen meminta asistennya untuk menjemput wanita misterius yang dimaksud oleh asistennya itu.
Dengan cepat asisten Shen kembali menemui wanita misterius itu untuk menjemputnya.
Tidak berselang lama, Ali, asisten Shen kembali mengetuk pintu ruangan Shen.
Dengan cepat Shen mempersilahkan Ali masuk, dan ternyata benar, Ali tidak sendirian, melainkan bersama dengan wanita yang menurut Ali misterius.
Bagaimana tidak misterius, penampilan wanita itu semuanya tertutup, dan hanya membiarkan paha sampai kakinya saja yang terekspos, sedangkan wajahnya tertutupi oleh masker dan Wig rambut yang panjang dan berkilau, serta blazer berbulu yang terdapat topi di belakangnya, dan topi tersebut dipakai oleh wanita tersebut, hingga Ali mengatakan wanita itu adalah wanita misterius.
Ali langsung pergi setelah mengantar wanita misterius itu ke ruangan Shen.
"Siapa kau…."