Langit seolah mengerti suasana hatiku. Awan bergulung-gulung menampilkan warna kelabu dengan sedikit rintik hujan. Kususuri lorong-demi lorong , menuju ruang Dosen. Setelah kejadian panjang kemarin, akhirnya hari ini bisa bertemu dengan bapak Dosen pembimbing yang terhormat. Aku harus cepat lulus, dapat pekerjaan dan menghilang dari jangkauan sampah-sampah laknat yang menjelma jadi adik dan mantan pacarku itu. Sudah cukup melow dramanya. Sekarang waktunya pembalasan dendam. Ponselku bergetar. Pesan dari ibunda Ratu ternyata. Bukan hanya satu pemirsa, tapi puluhan. Dari kemarin memang aku baru menyalakan ponsel. Kubuka salah satunya. Rain kamu dimana? Ayo kita bicara! Bunda minta maaf. Pesan kedua: Kamu tidur dimana sayang? Pulang yah, ayo kita ngobrol. Sudah