2.Teman Teman Baru

3244 Words
"MARKONAH........"suara Pipit menggelegar menyambutku di pintu gerbang sekolah baruku. Aku terbahak menghampirinya.Kami lalu berpelukan seperti teletubies. "Juminten kesayangan gue"ledekku setelah kami kenyang pelukan. Pipit terbahak juga dan kami mengabaikan tatapan keingintahuan orang orang di sekeliling kami.Jangan heran kalo kami saling meledek dengan nama nama aneh,aku dan Pipit punya nama ledekan sendiri. "Nad...malas tau gue sekolah...masa Galih ogah sekolah di sini"keluh Pipit lalu merangkul lenganku menuju pintu masuk sekolah. "Laki elo trahnya b***k sih jadi ga sanggup sekolah di sini"ejekku. Pipit cemberut lalu menoyor kepalaku.Aku terbahak melihat dia kesal.Galih pacar Pipit semenjak kami SMP sebenarnya anak orang kaya juga  tapi memilih masuk STM karena minat pada otomotif.Dan dia masuk STM elite juga yang khusus siswa cowo.          "Mesti gue ingetin kalo kesayangan gue anak pemilik distributor mobil??"keluhnya jutek. Aku terbahak.Pipit sama sepertiku.Yang niat banget cari calon suami calon sultan di masa depan agar hobi dia shopping akan aman. "Gue mesti cari juga nih Pit,repot kalo gue ga dapat calon sultan"kataku. "Di sekolah ini pasti ada Nad,slow gue bantuin"katanya ganti merangkul bahuku. "Mestilah,malas aja jadi pendengar setia elo yang enak banget di traktir ma Galih trus"kataku lagi. Pipit tertawa.Kami akhirnya duduk di bangku pinggir lapangan,menunggu bel masuk berbunyi dan akan ada pembagian kelas. "Mar,kuasa bokap elo masih fungsi ga??,kita sekelas lagi kan??"tanya Pipit. "Pastilah!,Syahreza,emang nama bokap elo!"ledekku dan dia menoyor kepalaku lagi. "Dih nama bokap gue emang ga femes,tapi kan dutreknya meteran"balasnya. Aku tertawa.Dan akhirnya bel berbunyi.Kami berbaris di atur para senior yang sok banget penting. Saat namaku di sebut oleh kepala sekolah karena ayah menyumbang lapangan futsal yang sedang di bangun sekolah baruku,seketika semua mata menatapku. "Mulai pamer Syahareza...."ejek Pipit setengah berbisik. Aku ngakak mendengar ejekannya.Dan Pipit memutar matanya dengan malas. "Malah tawa!,mikir gimana bisa lepas dari orang orang yang kebelet tenar!!"bentaknya. Aku langsung diam berpikir,benar juga yang Pipit bilang,setelah barisan di bubarkan dan kami sudah di bagi ke kelas kelas,segerombolan senior OSIS mencegatku dan Pipit saat hendak beranjak ke kelas kami.Tentu saja aku dan Pipit sekelas lagi. "Ada apa ka?"tanyaku karena mereka berjejer di hadapanku. Seorang senior cewe yang penampilannya hits maju selangkah. "Akun IG elo yang benar yang mana sih??,Nadine Syahreza Official apa Real Nadine Syahreza???"tanyanya. Aku tertawa.Emang aku artis yang mesti pakai embel embel kata real atau Official cuma buat membedakan dari fake akun??. "Emang kenapa Kak??"tanyaku santai. "Elo follow nih akun IG gue!!,tar gue follback"perintahnya sambil menunjukan layar handphonenya dengan akun aplikasi IGnya. Aku tertawa lagi. "Sory...Kak,gue follow cuma orang orang yang gue kenal akrab"jawabku. Dia terbelak dan senior lain di belakngnya tertawa.Pipit juga menunduk menyembunyikan tawanya. "Buruan kasih tau akun IG elo biar gue follow!!"perintahnya. Aku menghela nafas pelan. "Nad Nad Syahreza,dan gue tetap ga minat follow akun kakak!!,permisi Kak mau masuk kelas"pamitku lalu menarik tangan Pipit. Mereka memberikan jalan untuk aku dan Pipit yang sudah tertawa. "Heran elo doang ngapa pada mau banget kenal,ga tau aja gimana nyebelinnya elo!!"komen Pipit. Aku menghentikan langkahku. "Bukan lebih nyebelin elo Juminten!!!"kataku gemes. Pipit terbahak lalu menoyor kepalaku. "Elo menghina dina trah keluarga gue trus,kurang nyebelin apa??"jawabnya. Aku cemberut. "Elo mah kepala gue di toyor trus"keluhku. Pipit ngakak. "Emang ngapa??,biar elo ga sombong!!"jawabnya. "Bukan soal itu!!,kan kepala gue udah di fitrahin Jumi.....lama lama gue suruh elo bayar gue pake beras 3 setengah liter sih buat gue fitrah"kataku. Pipit ngakak lagi. "Tar gue bayar,pas pulang kita mampir ke alfa beli berat 5 kg,sisanya bonus dah buat elo"katanya santai lalu merangkul bahuku. "Masalahnya elo noyorin kepala gue dari kita SMP,udah ga ke itung!!"jawabku. Pipit ngakak lagi. "Kalo gitu tar pulang kita kepasar induk,gue beli dah beras setruk buat elo fitrah"jwabnya lagi. Aku jadi ngakak. "Ketularan gue demen pamer"ledekku. "Ayo ah masuk kelas,cari bangku!!"ajak Pipit menarik tanganku dan mengabaikan ledekanku. Tiba di kelas,aku dan Pipit bingung karena bangku sudah penuh kecuali bagian belakang dengan bangku terpisah karena seorang gadis bertubuh tambun duduk di bangku di antara dua bangku kosong yang tersisa.Bangku di kelas sekolah baruku memang seperti bangku untuk anak kuliah yang sendiri sendiri. "Elo ngomong dah Nad sama tuh cewe gendut,pindah tempat!!"perintah Pipit sebelum melangkah ke belakang. Aku menurut mengekornya,dan semua mata fokus pada kehadiranku. "Sory sista bisa pindah ga di bangku yang sebelah sini??,gue mau dekat teman gue"kataku menunjuk bangku kosong di hadapanku. Pipit sudah duduk di sebelah si gendut.Si gendut menghentikan kegiatannya menulis,lalu menatapku. "Emang elo siapa suruh gue pindah??"tanyanya. Aku terbelak dan Pipit sudah ngakak. "Mampus!!"desis Pipit berbisik. Aku melotot ke arah Pipit yang santai menonton aku bicara dengan si gendut. "Eh elo ga tau gue??"tanyaku kesal. Dia menatapku lagi dan menatap kesekeliling kelas. "Gue tau siapa elo,tapi ga penting juga buat gue nurut sama yang elo mau.Apa elo mau ngadu sama bokap elo supaya bisa duduk di bangku gue??"ejeknya. Pipit sudah ngakak parah mendengar jawaban si gendut. "Hajar Sista...Nadine Syahreza doang,kecil kali!!!"ejek Pipit malah menyemangati. Si gendut tertawa.Aku jadi ikutan tertawa. "Fine...karena teman sialan gue malah ledekin gue,gue ngalah ma elo ga akan gue keluarin kekuasaan Syahreza di sini!!"jawabku sambil duduk di bangkuku. "Chement...."desis Pipit makin jadi. Aku hanya menggeleng pelan.Emang Juminten sialan. "Gue Pita Sumargo"kata Pipit mengulurkan tangannya ke arah si gendut dan di sambut. "Juminten bukan Pita"ledekku. "Markonah"cetus Pipit kesal. Aku tertawa. "Gue Novi Surahman,biasa pada panggil gue Opie"jawabnya sambil menjabat tangan Pipit. "Gue Nadine Syahreza"kataku ikutan mengulurkan tanganku pada si gendut yang ternyata bernama Novi atau Opie. Dia hanya menatap uluran tanganku dan mengabaikannya. "Kenapa?"tanyaku heran. Dia menghela nafas. "Repotin ga sih kenal ma elo,malas gue kalo di bully karena kenal elo"jawab Opie. Aku terbelak dan Pipit ngakak. "Akhirnya doa Pipit yang cantik terkabul ya Allah,nama Syahreza ternyata ga sakti lagi"kata Pipit mengadahkan tangan dan mengusap wajahnya dengan menyebalkan. Opie cengar cengir dan aku cemberut. "Eh Pie,gue ga suruh elo manggul gue kalo gue ajak elo kenalan"protesku kesal. Opie cengar cengir. "Bukan begitu Nad,banyak cerita yang gue baca dan dengar,elo kan Femes,Pipit masih cakep buat temenan ma elo,lah gue udah gendut dan rakyat jelata juga.Malas gue tar di bully karena dekat ma elo,tar di kata ga pantes lah,males gue setelah orang sering bully gue karena gue gendut"keluh Opie. Aku dan Pipit saling pandang. "Benar sih Nad,kasihanan"komen Pipit. Aku diam berpikir,memang natizen itu selalu julid sih,kasihan juga kaya model Opie gini.Emang kenapa kalo kami temenan?.Aku suka kok dengan Opie,ga tau ya kayanya orangnya menyenangkan seperti Pipit.Dia bukan senang aku tegur malah ledek aku trus. "Kalo gitu gue kenalan ma elo pake nama Markonah deh,elo jadi kenal nama gue Markonah bukan Nadine Syahreza,jadi kalo ada yang comel ma elo,elo kan ngerasanya temenan sama Markonah bukan Nadine Syahreza,jadi ga usah sakit hati,gimana?"usulku. Pipit tersenyum dan Opie diam berpikir. "Udah Pie...kapan lagi bisa manggil Nadine pake nama Markonah?"usul Pipit kali ini menyetujui usulku. "Srintil"kata Opie menjabat tanganku. Aku dan Pipit terbahak. "Markonah,Juminten sama Srintil.keren!!!"kataku girang. Dan kami bertiga terbahak.Dan kami mulai masa Orientasi juga ketika seorang guru wanita yang jadi wali kelas kami dan beberapa senior OSIS masuk kelas kami.Aku jadi happy karena kami bertiga tertawa terus bergosip soal kakak senior yang sibuk menarik perhatianku. "Mar,keren tuh ketua basket"bisik Opie padaku. "Ogah,muka ganteng kalo muka becek buat apa?"kataku setengah menunduk dan berbisik. Pipit dan Opie seketika menatap ke arah senior basket yang dari tadi melap wajahnya yang keringetan lalu ngakak tanpa suara.Aku ikutan tertawa sambil membekap mulutku agar tawaku tidak terdengar. "Grogi kali Nad"bisik Pipit ke arahku dengan berbisik. "Kalo udah mukanya becek gitu,keteknya juga pasti basah Jumi,ogah gue"jawabku. Opie ngakak parah kali ini dan menarik perhatian semua yanga ada di kelas. "Coba kamu maju ke depan!"perintah senior cewe yang berwajah jutek. Opie gelagapan. "Saya kak?"tanya Opie menunjuk wajahnya. "Iya kamu"kata si senior. "Mampus.."desisku. Opie cengar cengir ke arahku lalu bangkit ke depan kelas. "Bakal di apain Nad?"tanya Pipit padaku. Aku mengangkat bahuku. "Balet kali"jawabku asal. Pipit ngakak tanpa suara.Dan ternyata Opie di suruh nyanyi. "Tutup kuping ah"kata Pipit sambil bersiap menutup kupingnya. Tapi lalu urung saat Opie mulai bernyannyi. "I've been here all night.I've been here all day.And boy, got me walkin' side to side (Let them hoes know).I'm talkin' to ya"nyanyian Opie.     Aku seketika bersorak di ikuti Pipit dan menular ke semua anak di kelas. "See you standing over there with your body.Feeling like I wanna rock with your body.And we don't gotta think 'bout nothin' ('Bout nothin').I'm comin' at ya.'Cause I know you got a bad reputation.Doesn't matter, 'cause you give me temptation.And we don't gotta think 'bout nothin' ('Bout nothin').These friends keep talkin' way too much.Say I should give you upCan't hear them no, 'cause I........"Opie kelihatan semangat apalagi saat aku dan Pipit bangkit dan ikutan goyang dengan lagu yang dia nyanyikan. Kelas jadi riuh apalagi saat Opie juga mengoyangkan tubuhnya dengan tidak jaim.Aku dan Pipit tak berhenti terbahak dan njadi ikutan nyanyi.Anak yang lain juga jadi meniru dan kelas jadi penuh gelak tawa sampai Opie selesai bernyanyi.Tuh makanya jangan suka memandang remeh orang lain kalo kita belum mengenal secara baik atau personal,bisa jadi dia punya kelebihan kan.Contonya Opie.Bodynya boleh gendut dan tidak menarik,tapi dia ternyata punya suara keren banget. "Keren sista!!"sambutku dan Pipit menyambut Opie saat dia kembali ke bangkunya. Opie tertawa lalu duduk. "Suara elo keren"kataku. "Salah satu kelebihan yang gue syukuri setelah Allah kasih gue badan segede gentong dan muka cekak,tapi Dia kasih gue suara sekeren Ariana Grande"jawab Opie. Aku dan Pipit mengangguk mengiyakan.Adil kan Tuhan itu??.Pasti ada kelebihan dan balik kekurangan diri kita.Tinggal kita terus bersyukur kan???. Kami lanjut belajar sampai jam istirahat berbunyi. "Ayo ah kantin!"ajakku karena kelaparan. Pipit ikutan bangkit,hanya Opie yang tetap duduk. "Ayo Pie!"ajak Pipit. Opie menggeleng. "Ga deh,gue bawa bekel.Lagian jajanan kantin mehong say"keluhnya. Aku dan Pipit saling menatap. "Kalo gitu bawa bekel lo makan di kantin bareng kita"ajakku. Opie diam berpikir. "Ayo deh tapi jangan bully bekel gue ya?"pintanya. Aku dan Pipit tertawa. "Takut amat sih lo,hidup jangan terlalu takutlah.Selama elo ga nyusahin orang"komen Pipit. Aku mengangguk mengiyakan.Opie akhirnya menurut ikut kami. Sepanjang koridor lagi lagi aku di awasi seakan aku alien.Aku sih terbiasa begitu juga Pipit.opie yang terlihat tidak biasa. "Ampun dah kalo dekat seleb,bikin minder"keluhnya. Aku dan Pipit tertawa. "Mesti bikin diri elo terbiasa,gue suka sama elo"kataku sambil merangkul lengan Opie.Dia tertawa pelan apalagi saat Pipit pindah si sisi lain dirinya dan dia jadi kami apit. Sampai kantin aku dan Pipit pesan bakso dan es.Aku juga pesankan Opie jus seperti yang aku minum. "Gue ga pesan Nad"tolaknya. "Gue traktir"kataku. Opie terdiam. "jangan gini lagi ya,gue belum tentu bisa balas traktir elo"katanya lesu. Aku tertawa,Pipit sih sudah mulai makan. "Kenapa sih Pie?,gue juga ga minta elo traktir gue"sanggahku. "Gue itu cuma siswa beasiswa buat masuk sini,bokap gue cuma karyawan biasa di perusahaan swasta,ibu gue juga cuma tukang kue online.Gue ga akan punya cukup uang saku buat balas elo Nad.Gue ga mau kita temenan kaya gini.Kita temanan aja tapi urusan duit masing masing ya.Gue tau uang saku elo banyak,tapi ga akan tulus kalo elo berteman pakai duit.Elo boleh traktir gue kalo ada moment,misalkan elo ultah atau ada perayaan apa gitu.Gue ga mau utang budi"jawab Opie. Pipit tertawa. "Elo ga akan utang budi sama Markonah,santai aja.Yang ada elo bakal dia bikin repot.Maskonah kan manja"jawab Pipit. Aku tertawa berdua Opie. "Udah ah makan!"ajakku. Akhirnya kami makan dan aku malah ngiler dengan bekal mie goreng yang Opie bawa. "Elo mau Nad?,bikinan ibu gue,tapi rasanya juara,pedes banget"tanyanya Opie menyodorkan bekal makannya. Aku mengangguk antusias. "Tukeran Pie ma bakso gue"pintaku. Gantian Opie menganguk antusias.Kami bertukar makanan dan Pipit jadi tertarik juga memakan bekal Opie. "Mantap jiwa Pie...pedes....besok pesan dah ma ibu elo"kata Pipit. Opie mengangguk antusias. "Beneran??,besok gue bawain kalo elo mau,setiap hari ibu suka bawain menu beda dan macem macem"lapor Opie. Aku dan Pipit mengangguk. "Gue juga suka,pesan ya Pie"kataku. "ASIAP!!"jeritnya senang. Dan mulainya aku dan Pipit memesan bekal pada ibu Opie.Memang enak kok.Dan Opie itu benar benar punya prinsip sekali.Saat aku dan Pipit mentraktir dia jajanan di kantin,saat itu dia memang menerima tapi beberapa hari kemudian dia yang mentraktir kami. "Gokil jajan elo banyak?"tanya Pipit saat Opie mentraktir kami makan mie ayam di kantin. "Kan selama beberapa hari gue simpen uang saku gue karena elo berdua traktir gue trus.Gue juga dapat komisi dari ibu karena jadi banyak yang pesen makanan,jadilah gue mendadak tajir"jelas Opie. Aku dan Pipit tertawa.Opie itu pribadi yang tau menempatkan diri.Kalo pulang sekolah dia menolak saat aku atau Pipit berniat mengantarnya saat dia tidak bawa motor matic yang dia pakai untuk sekolah. "Ga usah,gue naik angkot aja,motor gue besok juga udah ga di pakai abang gue lagi.motor dia udah selesai di servis"tolaknya. "Ga apa Pie"kataku memaksa. "Jangan Nad,tar gue jadi manja"tolaknya. Pipit tertawa. "Malas aja manjain elo"ledek Pipit. Opie tertawa. "Makanya sana pulang,nona muda macam elo berdua,bisa meleleh panas panasan gini"usirnya. Akhirnya aku dan Pipit menyerah.Susah maksa Opie mah. "Orang kalo kalo punya prinsip kaya Opie semua pasti negara kita maju Nad"kata Pipit sambil melangkah ke arah mobil yang menjemputku. Pipit kan suka nebeng kalo supir mamanya sibuk antar mamanya.          "Kenapa gitu?"tanyaku. "Karena dia punya ilmu malu,malu manfaatin orang,malu ngakuin kalo dia kesusahan tapi berusaha menunjukan kalo dia baik baik aja.Terkesan sombong sih,tapi kalo kesombongannya membentengi harga dirinya supaya orang menghargai prinsip dia yang ga mau di pandang rendah karena status sosialnya,gue bilang sih juara banget"komen Pipit. Aku diam berpikir. "Orang orang kan kebanyakan mau banget di kasihanin sementara dia punya kemampuan.Elo liat deh banyak orang mampu mendadak bilang ga mampu supaya bisa dapat bantuan pemerintah,padahal kalo dia ga bersikap begitu,banyak orang yang lebih berhak menerima bantuan jadi punya kesempatan lebih besar untuk dapat.Ini malah bohong,dan fakir miskin,janda,pensiunan,atau anak yatim piatu malah ga dapat.Itu semua karena ga punya ilmu malu"kata Pipit sambil membuka pintu mobil. Aku menagamini perkataannya.emang benar kan?.Banyak kok di beritakan di televisi.Dari mulai bantuan KJP,Kartu indonesia sehat,bantuan keluarga pra sejahtera juga.Padahal setauku ada survei tapi kok ya bisa lolos.Justru masih saja ada yang menerima bantuan sementara punya kemampuan.Kalon sudah begini komplennya sama pemerintah,padahal ya karena oknum oknum yang tidak bertanggung jawab. Begitu juga dengan kartu BPJS gratis.Gara gara ada kartu itu,semua berbondong bondong datang ke rumah sakit walaupun cuma sakit batuk pilek.Sampai kementrian sosial mengubah birokrasi penggunaan kartu BPJS untuk meredam banyaknya pasien yang tiba tiba membludak karena gratis berobat.Jadi mesti antri berjam jam bahkan antriannya dari subuh kalo di rumah sakit pemerintah.Kalo sudah begini,yang kasihan yang sakit beneran jadi ribet untuk mengurus berkas agar rumah sakit mau menangani.Belum surat rujukan dari faskes di puskesmas terdekat,belum ketemu dokter yang jadi di bikin ribet.Hadeh semua itu terjadi untuk membuat orang yang hanya sakit ringan berpikir ulang untuk menggunakan fasilitas BPJS.Bukan untuk apa,cuma untuk menyaring yang beneran sakit dan butuh bantuan. Aku bahkan pernah baca di f*******: soal protes para pasien cuci darah yang mendadak tidak bisa pakai kartu BPJS karena pemerintah keketeteran membayar klaim rumah sakit yang mahal.Kasihan kan?,sekrang ramai lagi soal tarif BPJS berbayar yang di naikan oleh pemerintah.Aku jadi kadang pusing kalo dengar segala permasalahan sosial di negara kita.Aku jadi setuju pendapat Pipit.Kita mungkin kurang punya ilmu malu.Selalu aja sifat iri yang di kedepankan,alasannya kadang karena berpikir mereka dapat kenapa kita ga?lagian uang pemerintah,pasti gitu deh,tanpa mau koreksi diri kalo sebenarnya dirinya di beri rezeki oleh Tuhan dan jadi mapan. Aku jadi sok tau gini.Padahal aku juga suka hura hura dan shopping shopping ga penting menghabiskan uang ayah atau abang abangku,Pipit juga sama.Cuma bedanya aku dan Pipit ga pakai uang bantuan untuk eksis dan pakai uang orang tua kami.Kan buat bantu juga supaya karyawan SPG pada bisa gajian,iya ga sih???.Ha..ha...pembenaran dari aku doang ini mah. Balik lagi ke soal Opie,saat dia harus ke rumahku untuk mengerjakan tugas kelompok pertama kami selama masa orientasi,dia tidak menolak sewaktu aku ajak bareng di mobilku setelah dia mengantar motornya pulang ke rumah dan dia pamit pada ibunya.Itu pun dia larang aku dan Pipit turun. "Tar aja ya kalo mau mampir,gue mesti tatar ibu gue biar santai kenalan sama elo berdua"katanya sebelum masuk rumahnya yang sederhana. AKu dan Pipit menurut menunggu di mobil sampai dia kembali dan masih menggunakan seragam sekolahnya. "Elo ga ganti baju?"tanya Pipit saat Opie masuk mobilku dan duduk di sebelah supirku karena tau diri badan dia besar. "Seragam gini bikin gue merasa kita ga beda"jawabnya. Aku dan Pipit ngakak,anak ini benar benar ajaib.Sampai rumahku dia tidak berhenti komat kamit. "Ngapa lo?"tanyaku khawatir karena dia merangkul lenganku saat aku ajak masuk rumahku. Pipit sudah ngakak dari tadi karena ekspresi Opie seperti di ajak masuk rumah hantu. "Nad...astagfirullah....ini kaya masuk istana....gue mesti doa biar gue ga nyasar masuk rumah elo"katanya masih celingak celinguk. Aku dan Pipit ngakak.Opie membuat ulah lagi begitu bertemu bundaku dan ayahku di ruang keluarga rumahku.Kalo Pipit santai menghampiri ayah dan bunda dan mencium tangan mereka.Opie malah diam terpaku dengan wajah pucat. "Astagfirullah alazzim......"desisnya. "Pegang Nad jangan jangan beneran kesurupan!,tanya Nad setan dari mana?"ledek Pipit. Bunda dan ayah sampai tertawa mendengar celetukan Pipit.Aku juga tertawa sambil menarik tangan Opie mendekat ke arah ayah dan bunda. "Kenalin Pie bunda sama ayah gue!"kataku. "Namamu siapa sayang?"tanya bunda ramah. Opie malah terbelak. "Pit beneran nih om mesti panggil ustad"ledek ayah. Opie meringis.Aku dan Pipit ngakak . "Maaf om tante.....aku Novi.....tapi Nadine sama Pipit panggil aku Opie"kata Opie bersuara juga. Bunda dan ayah tersenyum lembut. "Tante Selena,bundanya Nadine"kata Bunda sambil mengulurkan tangannya. Opie menatapku dan aku memngangguk.Gebleknya Opie sampai mengusap tangannya dulu di kemeja seragamnya sebelum mencium tangan bunda.Bunda sampai tertawa. "Kenapa tanganmu?"tanya ayah mengulum senyum. "Takut kotor om....tangan tante cantik banget mana wangi...."komen Opie. Kami terbahak. "Mau kenalan sama om ga?"goda ayah. Opie buru buru menyerobot tangan ayah dan menciumnya sampai ayah terbahak. "Om Rafael,ayah Nadine.Kamu lucu sekali,ayo silahkan duduk"kata ayah memepersilahkan kami duduk. Aku mengambil tempat di sebelah bunda.Opie duduk berdua dengan Pipit di sofa di hadapan kami. "Jadi kamu teman baru Nadine?,sabar sabar ya temanan sama anak om,kaya Pipit"ledek ayah. Aku tertawa.Opie hanya mengangguk malu malu. "Ngapan lagi sih lo?,kaya anak alay kiyes kiyes gini"ledek Pipit sambil mendorong bahu Opie. "Malu.....aslinya berlipat lebih ganteng dan cantik.Astaga om sama tante nenggak kolagen ya bisa mulus gini?"tanya Opie. Ayah dan bunda tertawa. "Cukup mensyukuri hidup Pie....jadi jauh dari stress"jawab bunda. "Emang orang kaya bisa stress tante??,kan duitnya banyak"jawab Opie. Bunda senyam senyum sama ayah. "Uang memang segala Pie,tapi tidak jadi jaminan bisa membeli segala"jawab ayah. Opie diam fokus menatap ayahku. "Ketulusan,cinta dan kasih sayang,contoh hal yang tidak bisa di beli pakai uang.Jadi ga perlu sombong karena punya banyak uang.Toh ada hal yang tidak bisa di beli sama uang.contoh lainnya kesehatan,sama waktu juga"lanjut ayah. Opie meringis. "Kenapa sih om sama tante ga sombong?,kan aku jadi bisa nemuin kekurangan tante sama om,malah keren banget gini"kata Opie setengah mengeluh. Ayah dan bunda tertawa lagi. "Hei...jadikan kesuksesan Om sebagai pecutan semangat untuk kamu sukses juga.Dan contoh om dan tante yang menurut kamu keren.Gimana??"tanya ayah. Opie berbinar. "Siap om!!"jawab Opie semangat. Kami terbahak lalu aku pamit mengajak mereka berdua ke kamar ku untuk mengerjakan tugas. "Elo ga komat kamit lagi?"ledek Pipit begitu kami masuk kamarku yang besar. Opie menggeleng. "Juminten.....bego jangan permanen,kalo rumahnya udah kaya istana,masa kamarnya kaya kamar kos kosan,pasti kaya hotel bintang 5 lah"sahut Opie santai. Aku ngakak dan Pipit cemberut. "Kalah Jendral yang bintangnya 4,hotel itu pangkatnya apa?"tanya Pipit mengejek. "Hotel bintang 5 itu kongjen"jawab Opie, Aku dan Pipit saling menatap. "KongJen?"tanyaku. "Markonah sama oonnya,kongjen itu engkongnya jendral,jendral doang mah kalah keles"jawab Opie santai. Aku dan Pipit jadi ngakak,kongjen itu engkong jendral.Boleh juga aku kasih tau ka Ocha kosa kata baru. "Ayo ah kerjaain tugas,tar bunda teriak teriak makan malam karena elo berdua nolak makan siang karena kita udah makan di kantin"ajakku. Kami akhirnya mengerjakan tugas sambil terus menerus ledek ledekan.Duet Pipit dan Opie tuhh menghibur sekali. Pas makan malam Opie bikin ulah lagi sewaktu bang Brie ikutan bergabung makan malam. "Astaga....nikmat tuhan mana yang kau dustakan"cetus Opie jenaka saat selesai menjabat tangan bang Brie untuk kenalan. Aku dan Pipit ngakak.Ayah dan bunda hanya senyam senyum. "Ngapa loh?"tanya bang Brie santai duduk di sebelahku dan di hadapan Pipit dan Opie. "Abang ngapa ganteng banget,neneng sempe meleleh lihat abang"jawab Opie. Bang Brie ngakak. "Makan!,tar elo keselek sendok!"perintah Pipit. Opie cengar cengir. Akhirnya kami melanjutkan makan.Kalo aku dan Pipit menjawab pertanyaan ayah dan bunda seputar sekolah kami,Opie dengan gebleknya malah lihatin bang Brie yang ikutan ngobrol dengan kami.Dasar Opie g****k sampai dia ga sadar nasinya sudah habis dan dia terus menyuap. "Eh Srintil!,elo liatin bujang tampan sampe ga sadar nasi elo udah abis"tegur Pipit lagi. Kami terbahak lagi dan Opie merona parah.Bang Brie sampai pamit lebih dulu karena grogi di lihatin Opie.Ampun dah. "Nad abang elo belum punya cewe ya?"tanya Opie setelah pamit pulang dan aku mengantarnya sampai ke depan rumahku,begitu juga Pipit yang pamit pulang. "Elo mau daftar?"tanya Pipit yang mendadak suka meledek Opie. "Gue tau diri Juminten,mana mau dia ma gue"jawabnya. Aku dan Pipit tertawa. "Kita cari di sekolah aja Pie,Jumi udah punya pacar,giliran kita hunting cowo juga"ajakku. Opie berbinar. "Ayo Nad!,eh elo aja deh dulu,gue bantuin hunting cowo cowo di sekolah,kriteria elo apa?"tanya Opie mendadak serius. Aku menatap Pipit. "Kriterianya harus kaya,kaya dan kaya"jeritku berdua pipit lalu terbahak. Opie tertawa. "Ga apa jelek apa bau ketek?"tanya Opie. "Ga apa sih,kalo kaya bisa oplas tar gue dandanin,kalo bau ketek gue tinggal shopping parfum,selesai kan?"tanyaku. Opie menggeleng pelan. "Wagilaseh......"desisnya. Kami lalu terbahak bertiga. Wah....kriteria calon pacar Nadine tuh yang penting kaya,kaya dan kaya.......Ampun ga sih???.ikutin trus ya gimana Opie dan Pipit bantu Nadine seleksi cowo cowo di sekolah,Lucu deh pokoknya. so....see you next part ya..... kiss and love ❤❤❤
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD