bc

Di Bawah Payung Dusta

book_age18+
640
FOLLOW
1.8K
READ
arranged marriage
badgirl
drama
twisted
bxg
serious
lies
secrets
love at the first sight
affair
like
intro-logo
Blurb

“Ceraikan aku, Mas. Aku tak sudi hidup dengan seorang pembohong sepertimu!” -Nazwa

***

Aku benar-benar membenci pernikahanku dengan Mas Daffa. Pernikahan yang kubangun dengan susah payah ternyata hanya sebuah pernikahan yang berlandaskan kebohongan. Suamiku yang jauh lebih tua itu tidak mau jujur kepadaku tentang masa lalunya. Dan kini aku benar-benar tidak mengerti apa makna dari pernikahan kami. Aku tidak tahan hidup dalam kebohongan. Aku ingin pergi. Ingin sekali.

Cover by. ReiArt

chap-preview
Free preview
BAB 1 – Penikahan
Aku benar-benar tidak mengerti mengapa hidup bisa sebegitu kejamnya kepadaku hingga aku sampai pada pada titik ini. Titik di mana aku harus menyaksikan kekasihku sendiri yang tengah melangsungkan acara pernikahannya dengan seorang perempuan yang kulihat perutnya sedang membuncit.   “b******k!” seruku kesal.   Ini adalah kali pertama dalam hidupku aku bisa mengumpati seseorang. Aku tentu bukanlah seorang pengumpat, namun aku piker ini adalah hal yang wajar sebab aku yakin semua wanita yang berada di posisiku akan melakukan hal serupa.   Laki-laki yang menggunakan setelan jas abu-abu itu adalah kekasihku. Dia masih resmi menjadi kekasihku karena diantara kami memang belum ada yang mengatakan satupun kata perpisahan.   Tiga tahun kami menjalani hubungan kami, tiga tahun pula aku menaruh harapan banyak kepada dirinya. Namun, apa yang aku dapatkan sekarang? Dia menikahi wanita hamil? Sungguh luar biasa.   Jadi, selama berkencan denganku dia telah membuntingi gadis lain? Benar-benar biadab! Aku tidak bisa menahan emosiku. Aku benar-benar tidak bisa menahannya.   “Biadab! Tiga tahun sudah kita berpacaran tapi tak ada angin tak ada hujan, dia justru menikah dengan wanita lain! b*****h! b*****h! b******k!” seruku.   Air mataku kini mengalir.   Lagu dangdut terus mengalun dengan kerasnya hingga menyamarkan  suaraku yang jika saja ada suara-suara seperti itu tentu aku sudah menjadi pusat perhatian.   “Aku harus memberinya pelajaran! Enak saja kau mematahkan hati seorang Nazwa Putri Marina!” kecamku.   Aku pun langsung berjalan sambil mengepalkan tangan karena kesal setengah mati. Aku benar-benar kesal. Aku berniat untuk memberinya pelajaran. Lupakan soal seragam putih abu-abuku yang kini aku kenakan.   Lupakan soal Ujian Nasional terakhir yang aku kerjakan tadi pagi!   Aku mulai melihat kalau semua orang mulai menatapku. Aku membiarkan rambutku asal-asalan. Aku hanya ingin membalaskan rasa sakit hatiku. Aku benar-benar ingin membuktikan kepadanya kalau aku bukanlah orang yang akan menerima nasib diperlakukan tidak adil seperti ini.   “Azriel!” seruku ketika aku mulai dekat dengan Azriel, kekasih brengsekku itu.   Seketika kurasakan tubuhnya membeku. Bagaimana tidak, dia pasti tidak menyangka kalau aku tidak akan menemukan dirinya, dia pasti tidak menyangka kalau aku akan datang ke hari bahagianya.   Dia kakak kelasku, namun dia kini sudah menduduki bangku kuliah. Dan mungkin dia merasa aku tidak akan mengetahui pernikahannya karena teman kami yang sekarang sudahlah berbeda. Aku memang tidak mengenal siapa-siapa saja teman kuliahnya.   “W-Wawa?” Azriel menyebut namaku.   BUG!   Tanpa berkata apa-apa lagi aku pun langsung mengambil sepatuku dan melemparkan sepatuku ini ke wajahnya.   Dan tepat sasaran. Sepatu milikku yang kebetulan sudah satu bulan lebih belum aku cuci itu mendarat sempurna di wajahnya hingga membuat Azriel jatuh tersungkur sambil meringis.   “Kita putus Anzeeeng!” seruku.   Aku memutuskannya secara resmi. Karena kami memang belum resmi mengatakan kata putus sejak kemarin, aku benar-benar membencinya. Aku menganggap kalau wanita itu pantang diputuskan oleh laki-laki. Yang seharusnya memutuskan suatu hubungan adalah seorang perempuan. Hal itu pulalah yang membuat aku berada di sini dan tanpa merasa bersalah sama sekali melempari mempelai laki-laki dengan sepatu sekolahku yang berwarna hitam.   Seketika suasana acara pernikahan menjadi rusuh. Semua orang langsung terpekik melihat mempelai laki-laki yang belum sempat melakukan foto pernikahan itu sudah sungkur dengan wajah tidak keruan.   CUIH!   Aku meludahi tempat yang aku pijak.   Aku hendak berjalan dan melemparkan sepatuku satu lagi namun tiba-tiba ada seseorang yang menarik tanganku dan membawaku berlari. Aku sontak meronta-ronta namun pria yang berbatik yang ada di hadapanku terus membawaku berlari.   “Hei! Kembali!” seru orang-orang yang ada di pelaminan Azriel.   Melihat semua orang yang mulai mengejarku, aku pun langsung berlari bersama pria yang saat ini menggenggam tanganku. Tangannya begitu kokoh dan hangat kurasakan. Akupun mencoba mendongak namun aku tetap belum bisa melihat wajahnya.   Kita berdua pun berlari, terus berlari hingga suara teriakan dari orang-orang yang berada di belakangku kembali terdengar. Aku benar-benar lelah saat ini. Kakiku lelah dan sakit, sebab alas kakiku hanya kaos kaki saja.   Tak lama kemudian, pria itu menoleh dan tersenyum. Seketika aku terdiam, dia tentu saja bukan pria seusiaku ataupun seusia Azriel. Meski terlihat sangat tampan, namun aku bisa tahu kalau usianya tentu diatas tiga puluh.   “Eh?” kataku.   Tanpa sadar pria itu menggendongku ala bridal dan membawaku duduk di sebuah bangku taman dengan lembut.   Aku mengamati wajahnya dan mulai menerka-nerka siapa orang yang kini duduk di sampingku, aku benar-benar tidak pernah melihat dia. Aku mengamatinya sekali lagi dan mulai mengingat-ingat apakah aku mengenalnya atau tidak. Namun, sejauh apapun aku mencoba mengingatnya namun wajahnya memang tidak pernahku temukan barang sekali di kepalaku.   “Siapa kau?” tanyaku.   Dia hanya tersenyum padauk, “Nama saya Daffa.” katanya sambil mengulurkan tangannya ke arahku.   Karena dia terlihat sebagai orang yang baik, maka akupun langsung mengodorkan tanganku kepadanya, “Aku Nazwa, Om.” kataku.   “Om?” tanya Daffa sambil tertawa.   Aku memegangi seragamku lalu menunjuk batik yang dikenakan oleh Daffa. Daffa pun tertanwa, tawanya renyah sekali. Aku benar-benar tidak tahu mengapa aku bisa bertemu dengan seseorang seperti dirinya. Namun, sepertinya dia orang yang cukup menyenangkan.   “Bagaimana kalau kau memanggil saya dengan Mas saja?” tawarnya.   Aku memicingkan mata mencoba mencari kebenaran dari mata Daffa. Aku mencoba mencari apakah dia sedang merayuku atau tidak namun aku tidak menemukan hal tersebut.   “Ah, kalau kau keberatan lebih baik panggil nama saya saja. Daffa. Tak perlu pakai Om ataupun Mas. Saya tidak suka dipanggil om, dan kau juga tak suma memanggil saya mas, bukan?” tanyanya.   Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Bagaimana mungkin aku bisa memanggil seseorang yang jauh lebih tua dariku dengan sebutan nama. Meski di sekolah tidak terlalu puntar namun aku ettaplah tahu tata krama.   “Mas … saja.” kataku canggung.   Daffa … maksudku Mas Daffa tersenyum dan mengangguk, dia terlihat seperti senang mendengarku memanggilnya Mas Daffa.   “Baiklah, kalau seperti itu. Sampai ketemu lagi.” kata Mas Daffa sambil berdiri.   Ntah mengapa tanganku dengan refleks langsung memegangi lengan kokohnya. Ini adalah kali pertama aku memegang lengan yang begitu kokoh. Dia memandangi tanganku lalu memandangku. Aku yang salah tingkah langsung melepaskan tanganku darinya.   “B-bolehkah Mas Daffa di sini sebentar?” tanyaku.   Aku baru saja berduka karena laki-laki yang aku cintai mengkhianatiku dan menikahi wanita hamil, sehingga aku membutuhkan teman yang bisa menengarkan semua keluh kesahku saat ini. Aku tidak bisa ngehubungi teman-temanku karena aku takut diejek, aku pun tidak bisa menghubungi ibuku karena takut dimarahi, sehingga menurutku dia adalah orang yang tepat.   Mas Daffa dan aku tidak saling mengenal. Fakta tersebut benar-benar menguntungkan kalau aku bercerita darinya, sehingga bila aku sudah puas, dan kita harus kembali berpisah, aku tidak akan menakuti apapun.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
282.7K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
3.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
205.0K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
146.8K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
148.9K
bc

TERNODA

read
191.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
221.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook