Bab 5

1164 Words
Judul: My Baby Boy Author: Niwi Time link: https://m.dreame.com/n****+/W0Y8xoseVUe7AmUK2HtQIA==.html ... "Hai Nad, apa kabar? "tanya seseorang lelaki tampan bertopi hitam pada seorang wanita muda yang ia rindukan. " Arzan, kamukan?"tanya Nadya yang menghadap ke arah lelaki itu sosok yang ia sakiti di masa lalu. "Iya emm itu siapa ya? "tanya Arzan ketika melirik anak kecil yang sedang merengek di gendongan Nadya. " Lebih baik kita bicarakan di tempat yang nyaman aja. " " Hmm baiklah, pak tolong bungkusin sekilo aja. " " Siap. " Setelah itu Arzan memberikan kantong plastik berisi buah Naga pada Nadya. " Lhoh kok kamu kasih ke aku? "tanya Nadya bingung. " Gak papa, sini biar aku gendong. " Arzan menggendong Adit, Adit langsung tertawa senang dan memeluk leher Arzan sedangkan Arzan langsung menggandeng Nadya yang kikuk sendiri. Restoran di depan supermarket menjadi pilihan mereka mengobrol. Setelah mencari tempat duduk mereka memesan makanan saat pelayan datang ke mereka. "ini anak aku. "ujar Nadya menghela napasnya berusaha tidak menangis di depan mantan pacarnya, orang yang ia tinggalkan karena ia harus menikah dengan Bryan. Arzan terkejut mendengar pengakuan itu dan berkata," kamu cerai dari Bryan lalu menghilang gak ada kabar dan sekarang saat aku bertemu denganmu ternyata sudah punya anak. " " Maaf aku menghilang tanpa jejak, itu memang kemauan ku sendiri. " " Seinget aku dulu Bryan pernah bilang kalau kamu itu mandul dan itu juga alasan dia minta cerai ke kamu. " " Ya kamu benar. " Adit rewel meminta s**u dipangkuan sang bunda lalu datanglah pelayan membawakan jelly sesuai pesanan Arzan. " Cu cu. "rengek Adit mulai menangis mendusel mencari sumber ASI bundanya. " Ini lho Dit ada Jelly, mau gak. " Nadya merayu Adit agar tidak meminta s**u, wanita muda itu meraih mangkuk kecil berisi jelly. Adit menghentikan tangisannya lalu menatap mangkok kecil dan mengerjapkan kedua matanya berkali-kali dengan mulut terbuka. Arzan yang melihat itu jadi gemas sendiri lalu ia merebut mangkok kecil itu di tangan Nadya, "Sini sama om." Adit masih diam menatap Arzan lalu kepala mungilnya menatap Nadya, Nadya tersenyum dan mengangkat tubuh Adit lalu Arzan meraihnya. "Emhh."rengek Adit yang ingin makan sendiri dan meraih sendok kecil dari tangan Arzan. Arzan menatap wajah Adit secara cermat sepertinya anak ini mirip dengan seseorang. "Dia anakku dan Bryan. "ujar Nadya yang mengerti apa yang dipikirkan Arzan saat Arzan menatap anaknya. " Jadi kamu--" "Ya aku tidak mandul. " " Dan Adit ada karena kecelakaan. "ujar Nadya lagi. Namanya Adit, hmm ganteng lucu-batin Arzan lalu menciumi wajah Adit. "Apakah Bryan tidak tau?" Nadya menggeleng pelan,"Sama sekali tidak tau. " " Kabarmu baik-baik saja? " " Kabarku baik, lalu kamu? "tanya Nadya balik. " Kabarku? Benar-benar kacau saat kamu pergi meninggalkanku demi menikah dengan orang lain. " " Maafkan aku Zan, seharusnya dulu aku menolak perjodohan yang dilakukan ibuku dengan temannya. " " Tidak apa-apa dan oh ya apa kabar dengan ibumu? " "Ibuku sudah meninggal sejak usia kehamilanku delapan bulan." lirih Nadya. "Maaf aku tidak tau. "Arzan menggenggam tangan Nadya dan mencoba menguatkannya. " Tidak apa-apa, apa kamu punya kekasih? " " Ah tidak, aku tidak bisa melupakanmu. " Nadya melepaskan genggaman dari tangan Arzan ketika pelayan sudah datang membawa pesanan mereka. " Kenapa? Bukannya kamu dulu pernah dekat dengan seseorang. " " itu aku berbohong padamu, aku sama sekali tidak pernah dekat dengan seorang wanita kecuali karyawan kantor. " Nadya menatap sendu ke Arzan sedangkan Arzan tersenyum manis menyembunyikan luka di hatinya. " Aku tau kamu masih mencintai dia walau dia sering kali menyakitimu. "ujar Arzan pada Nadya. Nadya menunduk sedih," Mungkin itu karma buatku yang menyia-nyiakan kamu dulu. " " jangan menunduk, ayo makan nanti bisa dingin kalau kita bicara terus. " " Biar aku yang memangku Adit. " " Biarkan aku saja. "Arzan tersenyum tipis, memangku Adit yang sibuk dengan jellynya. Ah benar-benar anak itu sangat suka makan. Nadya tersenyum, ia tau kalau Arzan sangat menyukai anak-anak sejak dulu. Flashback Seorang lelaki remaja memakai seragam abu-abu putih menunggu kekasihnya di depan kelas, lelaki remaja itu duduk di depan kelas sang pacar sesekali menatap pintu kelas itu yang masih tertutup. Bunyi bel pulang bersamaan dengan pintu kelas itu yang terbuka. Lelaki remaja itu tersenyum senang ketika seorang gadis cantik menghampirinya. "Kita mau ke mana dulu? "tanya gadis cantik itu pada sang pacar. "Akan aku ajak kamu ke suatu tempat." lelaki remaja itu menggandeng tangan kekasihnya, mereka berdua berjalan keluar ke arah gerbang dan menuju halte untuk menunggu bus datang. "Ke mana Zan? aku kepo ih. "gadis itu cemberut ketika sang pacar diam saja ketika ditanya 'dimana?' " Rahasia dong Nad. "Lelaki remaja bernama Arzan mengacak rambut Nadya-sang pacar gemas. Keduanya masuk kedalam bus ketika bus berhenti di depannya. Setelah melakukan beberapa menit dalam perjalanan, kini Arzan dan Nadya sudah sampai dengan selamat sampai tujuan. Arzan mengajak Nadya masuk ke kawasan panti asuhan. "Kita ke panti asuhan? "tanya Nadya kaget, ia mengira akan ke tempat yang romantis mengingat Arzan adalah tipe cowok yang romantis. " Iya, aku ingin kesini sama kamu. " Di sana mereka disambut oleh anak-anak kecil yang usianya berbeda-beda. " Kak Arzan. "mereka meneriaki Arzan dan berebutan ingin digendong olehnya. Arzan menggendong anak perempuan manis berusia sekitar 4 tahun. " Kak Alzan aku udah tinggi kan. "anak perempuan itu senang ketika digendong Arzan dan mengejek teman-temannya disekitarnya yang mengira ia pendek. " Iya tinggi. " " Ayo aku bawa kamu ke dalam, nanti di sana ada mama aku. "ajak Arzan masuk kedalam rumah yang begitu luas. " Jadi ini panti asuhan milik orang tuamu? "tanya Nadya saat sampai kedalam rumah, disana terdapat banyak foto anak-anak kecil hingga dewasa bahkan foto keluarga Arzan pun terpasang di sana. " Iya. " " Wah luas banget ya. " Nadya merasa baru pertama kali ia datang ke panti asuhan dan Nadya senang bermain dengan anak-anak di sini mengingat dirinya anak tunggal di rumah yang terkadang ia merasa sendiri karena tak punya teman dirumah. Flashback off " Oh ya aku lupa, kamu kok gak kaget sih ngelihat aku? "tanya Nadya bingung. " Soal itu aku tau karena tempat tinggalku di sekitar sini, jadi aku sering melihatmu berbelanja dan sekarang waktu yang sangat tepat untuk bertemu denganmu jadi aku pura pura merebut buah Naga yang ditunjuk anakmu. " Nadya terkekeh geli mendengar alasan dari mulut Arzan. ... " Terima kasih Zan untuk tadi, "ucap Nadya senang sedangkan Adit sudah tertidur pulas digendongannya karena sudah malam. "Kembali kasih." "Besok aku ingin mengajakmu jalan-jalan, "ucap Arzan lagi. " Emm kalau hari-hari biasa aku harus kerja mungkin aku bisa waktu hari minggu. " " Kamu kerja? Dimana? "tanya Arzan penasaran. " Di pabrik tekstil Zarnia. " Arzan tersenyum mendengar jawaban itu, jantung berdetak kencang namun ia segera menyembunyikannya dan berusaha bersikap biasa saja. " Oh begitu, ya sudah kapan-kapan aku hubungi kamu kalau aku ajak jalan. "Nadya mengangguk saja. Ya tadi Arzan sempat meminta nomor ponsel Nadya lalu Nadya memberikannya. " Ya sudah aku mau pulang dulu. " " Hati-hati. " tangan Nadya melambai ke arah kaca mobil sopir yang perlahan menutup. . ....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD