“Jadi, kamu gak tidur di kamar aku?” tanya Ganindra saat mereka sudah berdua di depan pintu kamar Amelia. “Astaga, kamu yah. Masih aja bahas itu,” bibir Amelia mencebik tak suka. Mengapa dari semua perkataannya hanya ini yang terus menjadi bahan olok-olok Ganindra. “Ya udah maafin aku yah. Selamat malam, semoga mimpi indah,” Ganindra mengelus pucuk kepala Amelia kemudian memegang kedua lengan dan melabuhkan sebuah kecupan lembut di kening Amelia. Sontak saja Amelia menutup matanya meresapi ciuman dari Ganindra itu. Degup jantungnya berdebar tak menentu. Jangan tanyakan kedua bibirnya, mereka sudah membentuk lengkungan senyum yang lebar. Seharian bersama Ganindra, tidak membuatnya lelah tetapi waktu terasa bergerak cepat dari biasanya. Pria itu benar-benar meluluh lantahkan semua keegois