prolog
suara musik yang menggema memekakkan telinga. lampu lampu warna warni berkedip kedip membuat suasana ruangan ini semakin terlihat sesak akan manusia yang sedang mencari hiburan malam. seorang gadis tengah menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan musik sang disk job. ia tidak peduli banyak pasang mata yang sedang
memindai tubuh sexi nya. d**a dan bokongnya begitu berisi bertambah sempurna dengan pinggang yang ramping. pakaian mini yang ketat tidak menghalangi gerakannya yang sedang menari. sungguh ia tidak peduli. orang tuanya saja tidak peduli akan kehidupannya. mau pulang larut malam atau tidak pulang sekalian tidak akan ada yang bertanya kepadanya. sang dady sibuk dengan bisnisnya dan dan mommy nya sibuk juga dengan karir dan kegiatan sosialitanya. malam ini ia habiskan dengan salah satu teman dekatnya yang nasibnya juga tidak jauh berbeda darinya.
".. yakin kamu bisa benerin mobil saya.. kamu bener montir kan.." ucapnya setengah tidak percaya pada pria yang sekarang sedang mengecek mobilnya.
".. mungkin kamu lihat bengkel saya bukan lah bengkel yang terkenal.. tapi saya menjamin mobilmu bisa hidup lagi.." kata montir itu meyakinkannya.
mata yang tajam itu seketika menghipnotisnya. ia mengangguk mengikuti apa yang montir itu katakan.
pertemuan pertama yang mengubah segalanya. mengubah aliran cintanya dari yang harus standar tinggi minimal seorang CEO yang ganteng rapih dan berjas berdasi. melainkan montir yang berpenampilan berantakan.rambut gondrong dan berewokan. sungguh itu bukanlah tipe yang dia impikan. namun ia terpesona oleh tatapan tajam dan dalam milik sang montir. tatapan tajam dan dalam yang pernah ia lihat sebelumnya saat ia setengah mabuk dan terbangun disebuah kamar hotel di suatu pagi namun sayangnya ia tidak mengingat apa yang terjadi kepadanya. sekali lagi ia seperti pernah melihat mata itu sebelumnya. begitulah cinta terkadang sangat buta. tidak peduli apa maunya.yang hadir tanpa di minta. montir itu menggetarkan hatinya .