Tidak hanya di situ saja melainkan Rafael juga marah-marah kenapa Lara membiarkan Luruh menikah dengan pria yang memiliki reputasi tak baik seperti Axton, mendengar nada cemburu dari Rafael membuat Lara terkekeh dan ia meminta maaf sebab hari itu dirinya yang di jodohkan dengan Axton sedangkan keadaannya seperti ini.
"Ada kabar juga yang mengatakan bahwa kak Lara membiarkan Luruh menikah dengan pria yang bernama Axton! Kak Lara tidak tau saja bahwa Axton itu memiliki reputasi yang tak baik bahkan terkenal sering mempermainkan banyak wanita?! Harusnya tuh kak Lara melindungi adiknya dong bukan malah bersikap seenaknya seperti ini aja kak!!" omel Rafael sebal.
"Sepertinya kamu cemburu ya, Rafael? Maaf jika keputusanku malah membuatmu merasa kesal begini, bukan tanpa alasan aku menikahkan Luruh dengan Axton melainkan hari itu aku yang di jodohkan dengan Axton sementara keadaan diriku penyakitan seperti ini dan aku tidak ingin hidup sebagai beban orang lain," ucap Lara lembut.
Mendengar penjelasan Lara membuat Geo, Danuel dan Rafael terdiam sebab meskipun wajah Lara terlihat tersenyum hanya saja tatapan dan sorot mata Lara terlihat ia sangat menderita dan Rafael berusaha menjelaskan bahwa setidaknya Lara harus memikirkan perasaan Luruh yang di korbankan seperti ini.
"Jadi demi memikirkan untuk tidak menjadi beban untuk orang lain lalu kak Lara menjadikan Luruh yang menanggung masalahmu kak? Apakah kak Lara pernah sedikit saja memikirkan bagaimana perasaan Luruh yang kak Lara suruh untuk menggantikanmu? Setidaknya kak Lara harusnya memikirkan adik kakak dong! Bukan malah seperti ini," ujar Rafael datar.
Air mata menetes dari kedua mata indah Lara dan suara tamparan terdengar dari Geo yang tak suka sikap Rafael yang hanya memikirkan perasaannya sendiri tanpa tau hal berat yang Lara pikul dengan merelakan adiknya menikah seperti ini, Geo tidak pernah melarang Rafael untuk menyukai Luruh setidaknya Rafael tidak boleh egois jika tak tau hal apapun.
"Aku merasa tak pandai karena percaya padamu, Rafael! Aku fikir kamu ke sini bukan karena egomu saja! Ternyata kepercayaanku malah membuatmu menyakiti hati seseorang! Kamu tak tau hal apapun yang di lalui Lara lalu kamu bersikap seperti ini?! Harusnya kamu tidak boleh memikirkan perasaanmu sendiri! Mungkin tanpa kamu tau dia juga kesulitan untuk merelakan adiknya! Segala masalahnya mana pernah bisa kamu mengerti, Rafael!!" murka Geo marah.
Danuel menenangkan Geo dan berusaha menghibur Lara bahwa mungkin Rafael masih terlalu muda untuk memahami keputusan Lara, kemudian dengan lembut Lara bercerita jika setiap hari Lara selalu memikirkan adiknya meskipun ia tau keputusannya pasti sulit diterima Luruh pada awalnya setidaknya Lara hanya ingin Luruh berada dengan seseorang yang tepat untuknya.
"Tenang dulu bang! Mungkin Rafael itu masih kebawa pikiran dia yang terlalu muda buat dia paham soal keputusan kak Lara itu pastilah Rafael masih egois dan berapi-api ketika bocah ini di hadapkan dengan hal yang gak bisa dia ubah ya pikiran dia jadi kacau kayak begini deh, maafin dia ya? Dia emang serampangan orangnya," ucap Danuel serius.
"Sebenarnya apa yang Geo katakan tentu aku rasakan, tidak mudah menikahkan adik yang aku sayang dengan pria yang tidak kami kenal sebelumnya! Setiap hari aku selalu memikirkan Luruh meskipun aku tau keputusanku pasti sulit diterima oleh Luruh pada awalnya, tetapi setidaknya aku hanya ingin Luruh hidup bersama orang yang tepat dan bisa aku percaya," tutur Lara lembut.
Keputusan Lara untuk menjodohkan adiknya dengan Axton juga bukan karena ia tak memikirkan perasaan Luruh melainkan Lara merasa jika dirinya sudah merasa menjadi beban untuk banyak orang untuk itu setidaknya dirinya bisa memberikan kebahagiaan dan perlindungan buat Luruh agar jika dirinya tiada maka adiknya tak merasakan perasaan hancur seperti dirinya.
"Bukan aku tak memikirkan perasaan Luruh yang terpaksa menikah dengan Axton melainkan aku juga merasa menjadi beban untuk banyak orang dan oleh karena itu setidaknya sebagai seorang kakak untuknya! Aku bisa memberikan kebahagiaan dan perlindungan untuk Luruh agar kalau nantinya aju tiada dia tak merasa sedih seperti aku ini Rafael," gumam Lara sendu.
Rafael yang masih tidak menerima bahwa gadis yang ia cintai telah menikah membuatnya masih saja bersikeras bahwa apapun keadaannya paling tidak Lara menanyakan apakah Luruh mau atau tidak sebab pria bernama Axton itu adalah pria tak baik yang tidak seharusnya Lara dan Luruh percayai.
"Tidak ingin melihat Luruh sedih? Harusnya kak Lara tidak menjodohkan Luruh karena apapun keadaan yang kalian alami paling tidak kak Lara menanyakan dulu apakah Luruh mau atau tidak sebab pria bernama Axton itu tidak seharusnya kalian percayai! Pria itu memiliki reputasi yang tak baik dan bisa saja dia tidak melindungi Luruh seperti harapan kak Lara," ujar Rafael datar.
Geo hampir kembali menampar Rafael yang tak bisa menyaring ucapannya kemudian ketika kakaknya meminta Rafael untuk diam tak lama Lara bercerita jika Luruh bahkan menyetujuinya walaupun awalnya gadis itu terlihat belum nyaman, tetapi kini Luruh sudah jauh terlihat lebih baik bahkan matanya terlihat ia mencintai Axton.
"Seseorang sudah memiliki masalahnya sendiri tidak bisakah kamu diam dan jangan menilai orang lain seenak jidatmu! Tidak semua cerita harus di balas penghakiman sebab apa yang Lara pikirkan dan beratnya hari yang ia melalui belum tentu kamu mengerti! Jadi tutup saja mulutmu itu Rafael! Pria tidak seharusnya berkata seperti ini," omel Geo terhenti.
"Aku menanyakan pada Luruh kok! Bahkan ia menyetujuinya walaupun awal pernikahan mereka Luruh terlihat belum nyaman, tetapi kini Luruh sudah jauh terlihat lebih baik bahkan matanya bisa aku pahami bahwa Luruh mencintai Axton dengan caranya sendiri begitu juga sebaliknya jadi harusnya sudah tak ada hal yang kamu khawatirkan lagi, Rafael!" ucap Lara serius.
Seketika tangan Rafael terkepal dan tak lama Danuel menenangkan bahwa harusnya Rafael tak boleh bersikap seperti ini pada Lara lalu Geo menyuruh Danuel membawa pulang Rafael dan Geo memperingatkan bahwa adiknya perlu merenungi kesalahannya dan nanti ketika di rumah dirinya akan memberi pelajaran atas sikap Rafael ini.
"Sudahlah, Rafael! Kekhawatiranmu itu karena kamu mencintai Luruh dan seharusnya kamu tak boleh bersikap serampangan seperti ini pada kak Lara! Bagaimanapun juga dia lebih dewasa dari kita dan dia kakak Luruh jadi sudah pasti dia memikirkan hal yang terbaik untuk adiknya dan kamu tidak boleh menghakimi usahanya seperti ini," ujar Danuel serius.
"Sepertinya emosi Rafael sedang tidak baik jadi tolong Danuel bawa pulang Rafael ke rumah biar ia bisa merenungi kesalahan yang telah ia perbuat! Untukmu Rafael, tunggu aku pulang dan kamu akan aku beri pelajaran atas sikap dan ucapanmu yang keterlaluan ini! Abang tidak masalah kamu cinta Luruh, tapi harusnya cinta tidak membuatmu lupa akan sopan santun terhadap orang lain!" tutur Geo tegas.
Danuel yang mendengar nada marah dan tegas dari Geo membuat Danuel bergegas membawa Rafael kembali ke rumah dan setelah kepergian Rafael dan Danuel tak lama Geo meminta maaf pada Lara sebab ia paham jika adiknya tidak harus berkata demikian lalu dengan santai Lara memaafkan Rafael karena Lara paham jika Rafael mencintai Luruh dengan sangat.
"Maafkan aku Lara! Aku sepertinya tidak bisa mendidik adikku dengan baik jadi tolong jangan di masukkan hati ucapannya ya, Lara? Kalau di pikir-pikir aku paham Rafael bersikap seperti ini karena ia masih kesal dengan keputusanmu dan harusnya Rafael tidak berkata demikian padamu! Sebagai kakaknya aku menyesal dan merasa bersalah sama kamu," ucap Geo lembut.
"Kamu tidak perlu menyesal atau merasa bersalah padaku kok, Geo! Aku tentu memaafkan Rafael dan aku juga paham kenapa Rafael bersikap seperti ini karena dia sangat mencintai Luruh di hatinya jadi sudah tentu keputusanku seperti menghancurkan impiannya bahkan aku yang merasa bersalah padanya Geo," sahut Lara santai.
Mendengar nada tulus dan senyuman di wajah Lara membuat Geo mengusap-usap kepala Lara lembut lalu tak lama samar-samar Lara dan Geo mendengar suara yang tidak ingin di dengar oleh Lara sementara Geo hendak menghampiri Giran untuk mencengkram kerah kemeja Giran, tetapi gadis itu menahan Geo sebab ini rumah sakit dan tidak boleh ada keributan.
"Beginikah kelakuan lu setelah putus dari gue, Lara? Semudah itu lu menerima sikap orang ke lu? Bagus ya lu setelah putus malah gak ada harga dirinya padahal lu paling sering bilang cinta sama gue dan gak mau hubungan kita berakhir eh belum ada sebulan lu udah bersikap genit begini ke cowok lain? Cinta seperti apa yang lu maksud Lara," ujar Giran datar.
"Tarik lagi ucapan lu itu dasar pria gak tau di untung! Seseorang yang dengan tega menyakiti hati Lara gak akan gue biarin mempertanyakan cinta di hadapan gue!! Satu-satunya orang yang gak memiliki harga diri itu lu, Giran! Bahkan setelah kalian putus eh lu masih aja berani datang menemui gadis yang lu patahkan hatinya?! Cowok model apa sih lu ini hah," tutur Geo geram.
"Tolong kendalikan dirimu, Geo! Ini rumah sakit dan seharusnya tidak boleh keributan di sini jadi kamu mengalah dulu demi aku ya? Toh berbicara dengan pria itu tak akan pernah ada habisnya selalu dia saja yang merasa benar jadi kita yang waras ini lebih baik diam saja karena percuma juga meladeni dia mah apa bedanya kita dengan dia," gumam Lara lembut.
Ucapan gadis itu membuat Geo terdiam lalu Giran masih berusaha menarik perhatian Lara agar gadis itu mau kembali padanya hingga membuat Geo merasa geram dengan ucapan tak jelas dari pria yang katanya mencintai Lara eh malah terdengar seperti ia merendahkan gadis yang sudah sangat tulus dengannya.
"Sepertinya akalmu sudah bisa kembali di gunakan dengan baik ya, Lara! Memang hanya aku yang harusnua kamu bela dibandingkan dia! Lagipula selama ini kamu tidak memiliki teman atau orang lain yang bisa kamu andalkan selain aku bukan? Untuk itu pilihan kembali padaku sudah menjadi langkah yang paling baik untuk kamu dan aku loh Lara," ucap Giran santai.
"Pria itu benar-benar bukan manusia ya? Apanya yang di sebut mencintai Lara jika dia itu hanya mementingkan dirinya sendiri! Tidak punya teman katanya? Dia saja yang tidak tau banyak soal Lara lalu dia bersikap seolah-olah hanya dia yang bisa mengenal Lara dengan baik begitu? Lucu sekali pria itu! Pantasnya dia itu mendapatkan bogem mentah biar sadar diri?!" batin Geo kesal.
Dalam diam Lara hanya bisa menghela nafasnya lelah karena lagi dan lagi Giran masih datang untuk menemui dirinya padahal Lara sudah berulang kali menyuruh Giran jangan mengusik dirinya, tetapi ia masih saja berjuang di waktu yang telah sangat terlambat untuk pemuda itu memperbaiki hubungannya.
"Semakin aku menghindarinya ia malah semakin mengusikku dan aku merasa tidak pandai karena percaya padamu, Giran! Ucapan manismu nyatanya hanya usahamu untuk memanipulasi orang lemah sepertiku dan sekarang aku sudah sangat lelah sekali menghadapi semua omong kosongnya! Sudah sangat terlambat jika ia ingin memperbaiki hubungan ini," batin Lara lelah.
Geo yang melihat wajah kesal Lara membuat pemuda itu menyadarkan Giran bahwa mereka sudah berakhir lalu buat apa mereka kembali bersama jika sikap dan ucapan Giran saja tidak mencerminkan kesungguhannya kemudian ketika Giran hendak menyuruh pemuda asing ini untuk diam tak lama Geo memotong ucapan Giran dengan santai.
"Bukankah orang yang telah berpisah harusnya kamu sadar diri ya? Apalagi yang mau kamu dapatkan dari Lara? Bukankah dengan sikapmu yang sepertinya itu sama saja kamu mengemis pada orang yang sudah kamu patahkan perasaannya? Lihat saja sikap dan ucapan anda ini tak mencerminkan kesungguhanmu yang katanya mencintai Lara," ujar Geo serius.
"Lu tuh siapa sih berisik banget jadi orang! Lebih baik lu tutup mulut lu aja deh! Gak usah sok jadi pahlawan kesiangan seperti Rajan itu?! Di sini tuh hubungan antara gue sama Lara! Bukan orang asing kayak lu ini!! Lagipula gue sama Lara gak butuh omong kosong dari orang yang senang ikut campur ke masalah orang lain!!" omel Giran terhenti.
"Berisik? Tentu yang mengawali ini semua itu anda bukan? Baguslah jika Rajan melindungi Lara setidaknya dia pria sejati di banding anda, Giran! Hubungan kata lu? Kalian sudah putus terus buat apa lu ngemis-ngemis ke dia yang udah lu buang?! Orang asing katanya? Lara dan Rajan jelas tau siapa gue jadi lu gak usah terlihat mengerikan karena gue gak takut sama orang model lu ini," ucap Geo santai.
Giran yang mendengar ucapan Geo membuat pemuda itu merasa kesal dan mencengkram baju Geo kesal hingga mereka berkelahi dan Lara memarahi Giran dan Geo untuk berhenti sebab beberapa orang mulai melihat ke arah mereka dan Lara tidak ingin membuat keributan di rumah sakit.
"Oh jadi lu barusan menantang gue nih! Sini lu maju! Gue kasih paham seperti apa orang yang lu hadapin! Bukan cuma lu yang gak takut toh gue juga gak masalah kalau harus berurusan sama hama gak jelas macam lu ini!! Suka-suka guelah mau gimana ke Lara toh dia mantan gue bukan lu jadi harusnya lu gak usah ngatur-ngatur gue!!" omel Giran kesal.
"Ayok sini! Berantem sekalian juga gak masalah buat gue!! Cowok yang gak pernah memikirkan perasaan cewek gak layak bilang gue hama karena hama sebenarnya itu cowok yang gak bisa menghargai pasangan dan orang lain! Pria gak jelas yang cuma memikirkan dirinya dan ego dia gak lebih dari orang yang sangat memuakkan menurut gue," murka Geo datar.
"Sudahlah Giran apa-apaan sih kamu tuh?! Kamu juga Geo! Tolong hentikan perkelahian ini dan jangan membuat keributan di rumah sakit! Aku tidak ingin kalian terluka hanya karena emosi sesaat saja! Berhentilah berkelahi, Geo! Giran!" omel Lara khawatir.