"Tante!" Wanita berusia kepala lima yang sedang duduk termenung seorang diri di kursi tunggu ruang ICU mendongak. Dengan mata sembab Karlita masih mampu melemparkan senyuman untuk Andaru. "Dewa," lirih Karlita segera bangkit dari duduknya. Andaru berjalan cepat menghampiri dengan Rey yang mengikuti di belakang. Begitu saja Karlita memeluk Andaru disertai dengan tangis yang kembali deras padahal tadi wanita itu sudah berhasil meredakan tangisnya, juga meredam kesedihan melihat kondisi sang suami tercinta. Andaru mendekap erat wanita yang telah ia anggap sebagai ibu kedua setelah ibu kandungnya, Arimbi. Mengusap lembut bahu Karlita berharap wanita dalam pelukannya dapat kembali menenangkan diri. "Tante yang sabar. Om Hari pasti akan baik-baik saja." Karlita mengurai pelukan. Sungguh men