59. Binar Menjenguk Zean

1104 Words

"Bunda, Ata kapan main lagi sama Om Anda?" tanya Permata. Binar tersenyum. "Nanti kalau omnya gak sibuk." Setidaknya ia lega karena sudah mendapat kabar bahwa suaminya telah siuman. Permata menghela napas panjang, bagai orang dewasa yang sedang memiliki beban hidup. "Lama, Bunda. Ata kangen sama Om Anda." Binar terkekeh mendengar perkataan putrinya yang menggemaskan lalu mengangkat tubuh anak itu dan mendudukkannya di pangkuan. "Ata 'kan anak baik, jadi harus sabar." "Bunda, Tante galak itu kenapa marah sama Bunda?" Menatap ibunya penuh tanya. "Enggak marah, Sayang." Binar tidak ingin putranya punya penyakit hati. "Tapi tantenya galak. Ata gak suka," sahut anak itu lagi. Binar diam. Andai benar Febi menikah dengan suaminya, itu berarti Permata akan memiliki ibu sambung yang tampak t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD