________Malam terakhir________

1058 Words
El terbaring di atas ranjang memeluk bantal guling beralaskan sarung bantal yang empuk dengan mata setengah terpejam. Dia menunggu Kelvin datang untuk menemuinya. Sebab kemungkinan esok hari Kelvin akan berangkat bertugas untuk memimpin para pasukan khusus menjaga benteng pertahanan. . . (POV Kelvin) . . . "hughhh... kenapa kertas yang harus ku stempel banyak sekali." pukkk.... kelvin menepuk jidatnya . "Ini belum seberapa tuan... tuan sering sekali tidak di tempat sehingg banyak berkas yang perlu tuan urus... mungkin ini baru 1/2 nya berkas yang menumpuk." . "Alamak.... tanganku...." keluh ku. . "Tuan muda, anda benar berniat hendak pergi lagi esok hari?" tanya asisten kelvin. . "Sebetulnya aku sudah bosan ke sana kemari.... aku ingin beristirahat sejenak dan menghirup udara segar, tapi ya mau bagaimana lagi... istana sedang membutuhkanku." . "Lalu kenapa tuan setuju dengan perintah putri mahkota?" . "Mau tidak mau. Sebab calon ayah mertuaku sedang sakit. Jadi aku harus bisa membantunya. Lagipula ini hanya butuh waktu seminggu." . "Tapi tuan... krisis antara Bolga dan kerjaan Telson tidak bisa dibilang ringan." . "Sudah lah tak apa. Berfikir yang baik-baik saja dan banyak berdoa semoga kita bisa melewati krisis ini dengan baik seperti sebelum-sebelumnya, dan tolong kirimkan surat yang ku buat ini untuk wilayah timur... supaya mereka lebih memperkokoh pertahanan." . "Baik tuan muda. Semoga tuan bisa kembali dengan selamat." . cetaaaakkkkk... menaruh stempel yang akhirnya selesai dikerjakan. . . "Bernad tolong rapihkan berkas-berkas yang sudah ku stempel. Aku harus mengunjungi Putri sebelum keberangkatanku besok." . "cieeee...cieeee.....tuan muda " . "ekhem..." aku pun berdehem. . "B...Baik tuan muda." . . . . . #Kamar Putri Mahkota . . . tok....tok.... ku ketuk pintu kamar El dan ya seperti biasa El selalu cepat menyambutku. . ceklik...... Suara pintu terbuka. Terlihat wanita cantik yang sangat aku idam-idamkan tepat di depan mataku. . "Akhirnya... kau datang juga Honey... kenapa jam segini baru mengunjungiku?" suara yang begitu lembut langsung menyapaku. . "Maaf el... tadi ada banyak sekali berkas yang harus kuselesaikan... kau tahu sendiri akhir-akhir ini banyak dari wilayah bagian mengirim berkas ke istana pusat..." . "hmmm... bukan kah mereka sudah kita kirimi bala bantuan dan pangan sesuai proposal yang mereka ajukan?" . "usssttt... tak usah bahas hal itu dulu el... mari kita tenangkan sejenak fikiran kita." ucapku menyanggah. . El meraih mantelku dan meletakkannya di rak gantungan. Aku segera meraih punggungnya. Ku angkat tubuh nya yang ringan tapi terlihat berisi dan s**y. Ku letakkan perlahan di atas ranjang. . . "Honey... bisakah malam ini kau temani aku tidur di sini?" pinta El dengan nada manjanya. . "iya el sayang... akan ku luangkan waktu ku malam ini." . "Thanks han..." . ku belai pipinya yang lembut dan halus seperti marsmelow yang memerah begitu memesona. . . Rambutnya yang halus, lebat dan lembut. Hitam dan begitu jatuh. . . Bibirnya lembab,kenyal, terawat dan selalu terasa seperti permen. Begitu terasa manis. Rasanya mungkin lebih manis dari gula. . . "El? kapan kau berencana akan menikah?" sambil ku ke**p lehernya dengan manja. . "Setelah aku lulus akademi... aku ingin menuntaskan study ku dulu han." ucap El seraya membalas ke**p-an ku. . "El sayang... mungkin sekembalinya diriku dari tugas kali ini... aku akan segera meminta ayahku untuk mengajukan pertunangan pada Yang Mulia Baginda Raja." ku ke**p lagi kedua matanya yang lebar. Bulu mata yang lentik. diwarnai oleh celak hitam yang indah. sorot matanya terlihat sangar, sayup dan menggoda. . "Maukah kau nanti menikah dan mengarungi bahtera rumah tangga denganku El?" sambungku. . "Kenap tidak? kita sudah 5 tahun berpacaran dan kau adalah satu-satunya sahabatku sejak kecil. kita sudah saling mengenal luar dalam satu sama lainnya." jawab El tanpa banyak berfikir. . . Ku ke**p b*b*rnya yang manis semanis permen. El menerimannya lalu membalas lumatanku. Kami saling memanjakan li**h masing-masing. . . Gairahku memuncak karena suasana yang semakin memanas. Jari jemariku terasa tak tahan lagi. Ingin sekali aku meraba-raba tubuhnya terutama dua gunung yang dari tadi menjadi perhatian mataku yang terkadang memang jelalatan ini. . . Tapi hati nuraniku tersadar bahwa kali ini aku harus benar-benar menunggu sampai El menjadi ISTRIKU yang sah. Setidaknya aku ingin memilikinya seutuhnya dalam menjalin hubungan halal sebagai suami istri yang menjalani kewajiban dan hak berumah tangga. . . Tak ingin berlama-lama bermain dengan nya. Sebab si juniorku mulai menegang dan me****s. Mungkin El pun merasakan nya. Karena El saat ini berada di bawah tubuhku. . . Ya meski sesekali El memegangnya. Aku tak pernah mau or***me di luar dari miliknya. Lebih baik ku tahan dan ku tunggu hingga waktunya tiba. karena terkadang aku pernah berfikir bahwa yang kulakukan dengan El ini salah. . . Tapi yang namanya s***an selalu saja bisa lebih menguasai diriku dan el dengan melebih-lebihkan hawa n***su kami. Namun, kali ini aku tak mau kalah dengan segala tipu daya si s***an ini. . . Aku ingin El menjadi wanita yang terhormat, terjaga dan tak banyak di pandang laki-laki lain. Apalagi selama aku tak di samping nya. . . 3 tahun yang lalu El baru saja masuk di tahap pubertas nya alias el sudah Men****si sebagai tanda bahwa el sudah menjadi wanita dewasa dan layak menjadi wadah untuk sebuah janin di rahimnya. Sangat berbahaya bila kami kebablasan dalam menjalani hubungan ini. . "El apa aku boleh mengajukan permintaan setidaknya sebagai calon suami mu?" . "hmmm..." jawab El seadanya. . "Mulai saat ini tolong pakai hijab mu dengan benar dan tata hatimu. Aku ingin kau jadi wanita yang amanah dalam menjaga aurat dan kehormatan. Maaf juga selama ini aku telah semena-mena menyentuhmu dan menciummu... Malam ini kali terakhir aku menemuimu untuk sesuatu yang salah." . "Baiklah bila itu maumu... akan aku coba perbaiki. Ayah pun sudah lama menyuruhku untuk berhijab dan aku sedang mempertimbangkannya. lagipula tanpa kau minta pun aku pasti akan berhijab sebeb aku ini akan menjadi seorang putri mahkota." . "Jaga sikap mu walau itu aku sekalipun. mengerti El?" . "hmmm.... aku juga akan menjga sikapku di depan para rakyatku." . "Baik lah Tuan putri mahkota.. ternyata lama tak berjumpa membuat gadis kecil ini menjadi wanita dewasa yang mengerti mana yang baik dan buruk. Sudah...Tidurlah sekarang.. ini sudah sangat larut.." . "hmm..." sahut el sepintas. . . . El tertidur pulas di sampingku dan Jam menunjukkan pukul 3 dini hari. Aku beranjak keluar kamar untuk persiapan keberangkatan. Ku tata barang bawaanku dan ku bersihkan kuda yang hendak ku tunggangi. Ku selipkan surat di bawah bantal agar el membacanya. (Bersambung)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD