Hati Bramasta mendadak berkobar, nyala apinya menjilat-jilat seluruh dinding perasaan dia hingga gosong. Bayangkan saja, gadis yang diidamkan malah sering diapeli oleh pria lain. Sayang sekali, Lintang terlalu jujur dan polos pula mengatakannya itu di depan Bramasta yang memang sangat mendambakan Airin. Keduanya terus berada di Sae dan akhirnya ketika petang tiba, untuk mendinginkan kepalanya yang membara, Bramasta mengajak Lintang ke Mall. Dia minta dibelikan berbagai macam benda pada Lintang. Gadis itu yang terbiasa berkata iya pada teman genk-nya, tidak bisa menolak. Meskipun itu berupa ponsel sekalipun, Lintang hanya bisa pasrah berkata iya dan menggelontorkan belasan juta untuk Bramasta hanya untuk ponsel dan beberapa pakaian pria. Karena sampai malam, Bramasta tak enak hati,