Sesampainya di apartemennya sendiri, Erlangga merasa bahagia tidak ada habis-habisnya setelah sesorean ini bersama dengan Airin. Dugaan dia benar, Airin gadis lugu yang menyenangkan ketika diajak berbincang. Meskipun lugu, tapi Airin cukup bisa mengikuti pembicaraan paling update saat ini, bahkan peristiwa dunia pun gadis itu paham. Ahh, rasanya hati Erlangga begitu hangat tersirami sisa-sisa ingatan tentang Airin. Gadis itu terus saja membuat Erlangga jadi heran akan dirinya sendiri. Hal begini jarang terjadi pada dia. Padahal Erlangga sudah bisa dikatakan bertemu dengan gadis hampir dari seluruh dunia, seluruh ras, seluruh warna kulit, dan juga seluruh warna mata, terutama yang warna matanya merah. Tidak, mereka bukan vampir, melainkan mahasiswa yang jarang tidur gara-gara tugas.