Entah sudah berapa kali Erlangga menaikturunkan jakun dia gara-gara ucapan riang Airin, menandakan dia berkali-kali meneguk ludah. Gadis itu begitu lugunya dengan wajah sangat gembira menggoyangkan sebuah bungkusan tas kresek hitam yang ternyata berisi petai. "I-itu petai?" seru Erlangga memakai nada tinggi hampir seperti orang tercekik. Kepala Airin yang masih ditutupi bucket hat mengangguk-angguk. Wajahnya menguarkan aura riang ketika dia berkata, "Iya, Mas! Ini petai sungguhan! Bukan plastik! Wah, Mas Elang saking senangnya sampai begitu suaranya!" Duh, Ai ... itu bukan saking senangnya, tapi saking terkesiapnya karena seakan merasakan aroma bahaya. Gadis satu itu memang terlalu lugu menyaksikan respon Erlangga. Mendengar sahutan dari Airin, Erlangga tertawa masam dengan canggun