Panik

1094 Words

Wajah Edgar mendadak berubah tegang kala ia mendapat pertanyaan seperti itu dari Naomi. Namun, sebisa mungkin ia berusaha menetralkan irama jantungnya yang berdegup kencang, dan bersikap biasa seolah tak terjadi apa-apa. “A … apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mengerti.” Edgar menggelengkan kepalanya cepat. “Aku hanya menebak saja. Hilangmu dari kampus sangat bertepatan dengan hilangnya Bella dari rumah sakit jiwa. Bukankah itu adalah suatu yang kebetulan?” Naomi bertanya sembari tersenyum licik penuh curiga. Degh! Jantung Edgar terasa berhenti berdetak seketika itu juga. Kini rasa cemas dan kekhawatiran yang teramat besar mulai menguasai dirinya, karena ia yakin tidak saat ini Naomi sudah menaruh curiga kepadanya dan juga Bella. Mata Edgar memicing, menatap penuh tak suka pada ibu t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD