Sepanjang menuruni pelaminan, Ulin melirik sang sahabat yang terlihat sangat kesal. Ia berusaha keras menahan tawa. Ya … pasti Sila sedang kesal padanya setelah apa yang terjadi di hadapan sang pengantin. Apapun hukuman yang akan Sila berikan, dia tidak keberatan. Paling tidak, Sila sudah membantunya berdiri tegak di hadapan sang mantan. Bahkan ia sempat melihat raut kesal sang mantan ketika melihatnya datang bersama seorang wanita. Hah … memangnya dia akan membiarkan cewek posesif itu tertawa ? tidak akan … batin Ulin senang. “ Kamu harus membayar lunas bantuanku kali ini Lin.” Sila membisiki Ulin. Nyaris terdengar menggeram di telinga Ulin. Wanita itu berjalan mendahului Ulin menuju sebuah stan makanan. Dia memang marah, sangat malah. Tapi urusan makan harus tetap dia pikirkan. Orang ma