Sila tak pernah tidak merasa bersyukur memiliki sahabat seperti Mila, dan juga Ulin. Dua orang yang selalu mendukung apa pun yang menjadi pilihannya. Termasuk hubungannya denga Alle yang masih seumur jagung. Melihat senyum keduanya ketika menyatakan dukungan mereka membuat hati Sila menghangat. Mila mendekatkan bibirnya ke telinga Sila. “ Kamu udah beresin urusan sama Papa kamu ?” bisik Mila. Kedua mata Sila terbelalak. Ia langsung menoleh kearah Mila yang sudah kembali menegakkan tubuh. Kedua matanya mengerjap. Perlahan, kepalanya menggeleng. “ Oh My God Sila… kamu nggak bisa tunda-tunda lagi, atau semuanya akan kacau. Kalau kamu serius sama Alle, kamu harus cepetan beresin urusan perjodohan itu.” saran Mila. “ Kalian ngomong apaan sih. Siapa yang mau dijodohin ?” Sila, serta Mila lang