Alle menghela nafas dalam-dalam. Air mata Sila adalah kelemahannya. Ia mecoba mengalihkan tatapan matanya supaya tidak melihat air mata Sila yang mengalir. Namun, bayangan wajah bersimbah air mata itu tidak bisa hilang dari pelupuk matanya. Pria itu berusaha keras menekan emosinya. Sial… batin Alle. Kepalanya menggeleng, sebelum memutarnya untuk kembali menghadap Sila. Wanita itu masih tertunduk dengan isak yang sesekali lolos dari bibirnya. Kedua bahunya naik turun. Alle kembali menarik nafas panjang. Tangan kirinya bergerak meraih tubuh wanita di hadapannya. Mendekapnya dengan sebelah tangan. Ia masih marah, bahkan sangat marah. Tapi melihat Sila menangis seperti itu membuat hatinya semakin sakit. Sila tersentak saat merasakan tarikan pada tubuhnya, namun ketika merasakan kehangatan pel