Keira mengerjapkan matanya dengan perlahan membuka matanya. Dia menatap keadaan di sekitarnya yang berwarna putih seperti berada di sebuah kamar di rumah sakit. Kepalanya terasa berat dan juga perutnya yang masih nyeri walau tidak sama seperti sebelumnya. “Aduuh, aaarg.” Keira mengerang sambil memegangi perutnya. Suara erangan Keira terdengar oleh Ettan yang berada di sofa tepat di depan tempat tidur Keira. “Kei, kamu sudah bangun,” ucap Ettan sambil berjalan mendekati ranjang rumah sakit. “Ettan? Kamu di mana?” tanya Keira bingung. “Kamu kok malah menanyakan aku di mana. Kamu baik-baik saja Kei?” Keira kebingungan sendiri kenapa dia malah bertanya seperti itu. Entahlah pikirannya sendiri tercampur aduk mana kepalanya terasa berat dan perutnya masih nyeri. “Eeh, iya ya seharu