Betapa hancurnya hati Keira saat kehilangan buah hatinya yang baru berusia 4 minggu. Sebuah kata - kata tak dapat menggambarkan hatinya yang begitu sakit dan tercabik - cabik mengiris hati luka yang tak berdarah. Air mata pun sudah tak keluar lagi bahkan tak ada air mata hanya tatapan nanar yang tak berarah. Tak ada satu pun bulir - bulir kristal air bening dari matanya. Semuanya terasa begitu menyesakkan jiwa. Ettan menatap Keira dengan iba. Melihat keadaan Keira yang tak berdaya membuat hatinya juga ikut sakit. Seharusnya dia bahagia saat bayi dalam kandungan Keira meninggal, tapi entah mengapa dia juga ikut sedih secara bersamaan. Dia berjalan mendekati Keira yang hanya terdiam. “Kei… maafkan aku,” ucap Ettan sambil memegang tangan Keira. Keira hanya menatap Ettan dengan lemah. Di