Save Me 51

2533 Words
Setelah melihat diagnosis dari dokter. Rasa ingin betsnya, Kenapa Meningitisku kembali lagi? Tapi dengan tambahan diagnosis baru, yaitu gerd. Sebuah penyakit pencernaan yang mana asam lambung atau empedu mengiritasi lapisan dalam saluran makanan. Ini adalah penyakit kronis yang terjadi saat asam lambung atau empedu mengalir ke saluran makanan dan mengiritasi dinding dalamnya. Refluks asam dan heartburn (asam lambung naik) lebih dari dua kali seminggu dapat mengindikasikan GERD. Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah munculnya rasa terbakar di d**a akibat asam lambung naik ke kerongkongan. Gejala penyakit asam lambung muncul minimal 2 kali dalam seminggu. Asam lambung naik atau penyakit asam lambung bisa dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak. Gejala penyakit ini sering diduga sebagai serangan jantung atau penyakit jantung koroner, karena gejalanya yang hampir mirip dengan nyeri d**a. Walaupun tidak mematikan seperti serangan jantung, penyakit asam lambung perlu ditangani agar tidak menimbulkan komplikasi. Gerd, penyakit asam lambung, gejala, penyebab, cara mencegah, cara mengobati, alodokter Gejala utama dari asam lambung naik adalah rasa seperti terbakar di d**a (heartburn), yang bertambah parah setelah makan atau saat berbaring. Gejala ini dapat disertai dengan keluhan gangguan pencernaan lainnya, seperti sering bersendawa, mual dan muntah, serta maag dan sesak napas. Penyakit asam lambung juga dapat menimbulkan keluhan mulut terasa asam. Asam lambung naik ke kerongkongan (refluks asam lambung) terjadi ketika otot kerongkongan bagian bawah (otot LES) melemah. Otot LES ini seharusnya berkontraksi dan menutup saluran ke kerongkongan setelah makanan turun ke lambung. Bila otot ini lemah, kerongkongan akan tetap terbuka dan asam lambung akan naik kembali ke kerongkongan. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada orang lanjut usia (lansia), orang dengan obesitas, perokok, orang yang sering berbaring atau tidur setelah makan, dan wanita hamil. Keluhan heartburn pada penderita asam lambung akan dirasakan paling tidak 2 kali dalam seminggu. Bila pasien datang dengan keluhan ini, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan serangkaian tes penunjang. Pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter adalah gastroskopi, foto Rontgen, pemeriksaan pH kerongkongan, serta tes kekuatan otot kerongkongan (manometri). GERD dapat diatasi dengan mengubah perilaku sehari-hari, seperti menurunkan berat badan, tidak langsung berbaring setelah makan, dan berhenti merokok. Dokter gastroenterologi juga dapat memberikan obat-obatan untuk mengatasi penyakit asam lambung dan meringankan maag akibat asam lambung. Obat yang diberikan adalah obat yang dapat menetralkan asam lambung, menurunkan produksi asam lambung, dan obat yang mempercepat pengosongan lambung. Jika cara tersebut belum dapat mengatasi penyakit asam lambung, operasi dapat dilakukan. Pengobatan asam lambung cukup bervariasi mulai dari perubahan gaya hidup hingga langkah operasi, yang memerlukan biaya tidak sedikit. Oleh karena itu, memiliki asuransi kesehatan bisa menjadi solusi praktis untuk menghemat kemungkinan biaya pengobatan kondisi saat ini, maupun nanti. Penanganan penyakit asam lambung yang tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berupa peradangan pada saluran kerongkongan atau esofagus. Peradangan tersebut dapat menyebabkan munculnya luka hingga jaringan parut di kerongkongan, sehingga penderita jadi sulit menelan. Kondisi  ini juga dapat memicu terjadinya esofagus Barrett, yaitu penyakit yang berisiko menimbulkan kanker esofagus. Saat asam lambung naik, dinding kerongkongan dan mulut dapat mengalami iritasi. Gejala yang biasa terjadi adalah rasa asam di bagian belakang mulut dan sensasi terbakar di d**a (heartburn). Kedua gejala tersebut dapat bertambah parah saat penderita berbaring atau membungkuk, dan terutama terjadi setelah makan. Selain rasa asam di belakang mulut dan heartburn, penyakit asam lambung atau GERD juga ditandai dengan: Perasaan ada yang mengganjal di kerongkongan, terutama saat menelan. Mudah kenyang. Sering bersendawa dan suara menjadi serak. Sakit tenggorokan yang tidak kunjung hilang dan sakit saat menelan. Mual dan muntah. Bau mulut. Batuk kronis tanpa dahak, terutama di malam hari. Gejala asam lambung naik atau refluks asam lambung lebih sering terjadi di malam hari, sehingga menimbulkan gangguan tidur. Penyakit GERD juga dapat mencetuskan gejala asma dan menimbulkan peradangan pada saluran pita suara (laringitis). GERD atau penyakit asam lambung berisiko terjadi pada seseorang yang mengalami obesitas. Berkonsultasilah dengan dokter gizi untuk mendapatkan pola makan yang sehat, guna menurunkan berat badan. Ibu hamil juga sering mengalami asam lambung naik, konsultasikan dengan dokter kandungan bila Anda mengalami gejala GERD. Setiap orang bisa mengalami gejala asam lambung naik, terutama setelah mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak, makanan yang sulit dicerna, atau makanan yang meningkatkan produksi asam lambung, seperti makanan berlemak, pedas, dan asam. Namun kondisi tersebut tidak serta-merta menandakan bahwa seseorang menderita GERD atau penyakit asam lambung. Asam lambung naik dianggap sebuah penyakit bila gejala tersebut timbul paling tidak 2 kali dalam seminggu. Gejala penyakit asam lambung yang hanya terjadi 1-2 kali dalam sebulan, juga belum memerlukan pengobatan dari dokter. Kondisi ini bisa diatasi dengan mengubah pola makan dan mengonsumsi obat maag yang dijual bebas untuk meredakan gejala. Anda dianjurkan untuk periksa ke dokter jika gejala asam lambung naik terjadi secara terus-menerus dan tidak kunjung membaik. Pemeriksaan juga diperlukan jika mengalami muntah dalam jumlah banyak, terlebih bila muntah mengandung darah. Bila Anda mengalami nyeri d**a yang menjalar ke rahang dan lengan disertai sesak napas dan keringat dingin, segera pergi ke IGD rumah sakit terdekat. Gejala tersebut bisa menandakan terjadinya serangan jantung , jadi jangan menganggapnya sakit maag biasa. Penyakit asam lambung disebabkan oleh melemahnya otot bagian bawah kerongkongan atau lower esophageal sphincter (LES). Otot ini berbentuk seperti cincin yang dapat membuka dan menutup saluran kerongkongan. Pada saat makan, otot LES akan mengendur sehingga makanan dapat masuk dari kerongkongan ke dalam lambung. Setelah makanan turun ke lambung, otot LES akan menegang dan menutup. Pada penderita GERD, otot LES melemah sehingga tidak dapat menutup. Akibatnya, isi lambung dan asam lambung naik ke kerongkongan. Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan otot LES melemah, yaitu: Obesitas. Kehamilan. Usia lanjut. Gastroparesis, yaitu melemahnya otot dinding lambung sehingga pengosongan lambung melambat. Scleroderma, yaitu suatu penyakit pada jaringan ikat. Hernia hiatus, yaitu masuknya bagian lambung ke rongga d**a. Pada bayi, asam lambung naik atau refluks asam lambung biasanya terjadi karena otot LES masih dalam pertumbuhan, sehingga dapat sembuh sendiri seiring pertumbuhan anak. Gejala asam lambung naik pada bayi, seperti gumoh atau sendawa setelah menyusu atau makan, perlu diwaspadai jika gejala tak kunjung menghilang setelah usia 1 tahun. Dalam mendiagnosis penyakit asam lambung, dokter akan menanyakan gejala yang dialami penderita. Gejala asam lambung naik atau refluks asam lambung ini dianggap sebuah penyakit bila gejalanya muncul paling tidak 2 kali dalam seminggu. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit dan melihat kemungkinan terjadinya komplikasi . Pemeriksaan lanjutan tersebut berupa: Elektrokardiogram (EKG). Pemeriksaan EKG bertujuan untuk melihat adanya penyakit jantung koroner atau serangan jantung, karena kedua penyakit ini menimbulkan gejala yang mirip dengan GERD, yaitu nyeri d**a. Gastroskopi. Gastroskopi atau endoskopi menggunakan alat khusus seperti selang berkamera, untuk mendeteksi peradangan pada esofagus atau kerongkongan (esofagitis) akibat asam lambung naik. Dengan pemeriksaan ini, sampel jaringan dari esofagus dapat diambil dan diperiksa di bawah mikroskop (biopsi esofagus). Manometri esofagus. Tes ini dilakukan untuk memeriksa irama gerakan otot saat menelan, serta mengukur kekuatan otot kerongkongan. Foto Rontgen saluran pencernaan bagian atas (foto Rontgen OMD). Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat rongga saluran pencernaan atas dan lapisannya. Bila ada peradangan atau penyempitan kerongkongan akan terlihat pada foto tersebut. Pengukuran tingkat keasaman (pH) kerongkongan. Pengukuran ini dilakukan dengan memasukkan selang atau kateter ke dalam kerongkongan. Selang ini terhubung ke komputer untuk mengukur tingkat keasaman kerongkongan saat penderita melakukan aktivitas sehari-hari, seperti makan atau tidur. Pengobatan penyakit asam lambung atau GERD dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup, konsumi obat-obatan, serta operasi. Berikut adalah penjelasan lengkapnya: Perubahan Gaya Hidup. Untuk meredakan gejala asam lambung naik atau refluks asam lambung, dokter akan menyarankan penderita untuk melakukan perubahan gaya hidup terlebih dulu. Perubahan yang dimaksud antara lain: Menurunkan berat badan, bila berat badan berlebih. Menghindari makanan dan minuman penyebab asam lambung naik, seperti kafein dan alkohol. Makan dalam porsi lebih kecil tetapi lebih sering. Tidak merokok. Membatasi atau mengurangi konsumsi obat-obatan tertentu, seperti aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid. Tidak mengenakan pakaian yang sempit. Tidak membungkuk, duduk bersandar, atau berbaring, minimal 3 jam setelah makan. Tidak mengenakan pakaian yang sempit. Tidak membungkuk, duduk bersandar, atau berbaring, minimal 3 jam setelah makan. Tidur menyamping ke kiri atau menggunakan bantal tambahan untuk meninggikan posisi tubuh dari pinggang ke atas. Konsumsi Obat. Obat yang diberikan untuk mengatasi asam lambung naik (GERD) antara lain: Obat yang menetralkan asam lambung. Obat ini disebut  antasida dan dijual bebas. Obat antasida dapat meredakan gejala penyakit asam lambung dengan cepat. Obat yang menurunkan jumlah asam lambung. Berbeda dengan antasida yang langsung menetralkan asam lambung, obat ini bekerja lebih lambat tetapi dapat meredakan gejala untuk waktu yang lebih lama, karena tidak sekadar menetralkan asam lambung. Dengan menurunkan produksi asam lambung, peradangan di kerongkongan juga dapat membaik. Contoh obat yang menurunkan produksi asam lambung adalah obat antagonis H2 (contohnya cimetidine, famotidine, atau ranitidin) dan obat penghambat pompa proton (contohnya lansoprazole atau omeprazole). Obat yang mempercepat proses pengosongan lambung. Obat ini disebut dengan obat prokinetik dan hanya boleh dikonsumsi sesuai resep dokter. Contoh obat ini adalah metoclopramide atau cisapride. Pengosongan isi lambung yang lebih cepat, dapat mencegah naiknya isi lambung ke kerongkongan. Operasi. Operasi merupakan langkah penanganan terakhir untuk mengatasi GERD atau asam lambung naik, terutama jika perubahan gaya hidup dan obat-obatan tidak dapat mengatasi gejala. Operasi juga dilakukan jika penderita penyakit asam lambung sudah mengalami komplikasi, seperti penyempitan kerongkongan yang menyebabkan makanan susah turun ke lambung. Jenis operasi yang dapat dilakukan, antara lain:   Operasi pengikatan otot LES atau fundoplication Operasi ini bertujuan untuk mencegah asam lambung naik, dengan mengikat bagian atas lambung atau area di sekitar otot LES. Operasi pemasangan alat LINX. Alat berbentuk cincin magnetik ini dililitkan pada area otot LES, agar area tersebut hanya terbuka saat makanan atau minuman melewati kerongkongan. Selain operasi, tindakan untuk memperkuat area LES dapat dilakukan dengan alat khusus berbentuk selang berkamera, yang dimasukkan melalui mulut. Tindakan ini dinamakan endoskopi. Dengan tindakan endoskopi, bagian bawah kerongkongan (area LES) akan dijahit dan diikat. Komplikasi dapat terjadi jika kondisi penyakit asam lambung atau GERD berlangsung dalam waktu yang lama . Komplikasi tersebut antara lain: Luka pada dinding kerongkongan. Asam lambung bisa mengikis dinding kerongkongan dan menimbulkan luka atau tukak. Tukak pada kerongkongan bisa berdarah, serta menyebabkan nyeri dan kesulitan saat menelan. Penyempitan kerongkongan. Dinding kerongkongan bisa rusak karena teriritasi asam lambung secara terus-menerus. Iritasi dalam waktu lama akan menyebabkan luka dan terbentuknya jaringan parut di kerongkongan. Kondisi ini bisa membuat kerongkongan atau esofagus menyempit. Esofagus Barrett. Esofagus Barrett adalah kondisi prakanker pada kerongkongan. Kondisi ini terjadi karena perubahan sel pada dinding kerongkongan akibat iritasi asam lambung secara terus menerus (esofagus Barrett). Kondisi prakanker ini berisiko menjadi kanker esofagus.  *** Bulan Juni tanggal 11 sampai lima hari berikutnya aku dirawat lagi di ruangan dan rumah sakit yang sama. Ya, rasa sakitnya masih kuingat sampai sekarang. Di rumah sakit tiba-tiba aku demam. Lalu, saat aku meludah, tiba-tiba keluar darah. Ternyata, kata dokter ada radang di tenggorokan. Radang tenggorokan adalah suatu peradangan pada tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi. Infeksi ini umumnya bersifat akut dan menyerang saluran tenggorokan. Saat mengalami kondisi ini, biasanya penderita akan merasa sakit di bagian tenggorokan hingga susah menelan. Radang atau disebut juga faringitis streptokokus merupakan infeksi menular yang dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan penderitanya. Kontak bisa terjadi lewat aktivitas yang melibatkan lendir atau air liur. Misalnya: lewat ciuman atau penggunaan sikat gigi yang terkontaminasi. Ada beberapa komplikasi kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh radang tenggorokan, seperti: Infeksi telinga. Radang ginjal (glomerulonefritis). Demam rheumatik. Streptokokus toxic shock syndrome. Sinusitis. Gejala radang tenggorokan dapat menimbulkan gejala yang mengganggu, seperti: Sakit tenggorokan. Nyeri menelan. Demam. Pembesaran kelenjar getah bening di leher, biasanya dikeluhkan sebagai tonjolan di sekitar leher. Tenggorokan kering. Bercak kemerahan di langit-langit mulut. Pembesaran amandel. Penyebab radang tenggorokan adalah infeksi bakteri, infeksi virus, atau reaksi alergi tubuh terhadap alergen. Namun pada umumnya penyebab radang tenggorokan ini disebabkan oleh bakteri, berikut jenis bakteri penyebab radang tenggorokan: Streptokokus grup A. N. gonorrhoeae. C. diphtheria. H. influenza juga dapat memicu radang tenggorokan. Sakit radang tenggorokan akibat serangan infeksi virus sangat bisa terjadi, berikut beberapa virus yang bisa menjadi penyebab radang tenggorokan: Rhinovirus  Adenovirus. Parainfluenza virus. Coxsackie virus. Sedangkan alergen yang memicu gangguan ini bisa bermacam-macam. Misalnya: Udara kering. Debu. Serbuk sari. Kebiasaan merokok. Selain itu penyebab radang tenggorokan juga bisa terjadi karena iritasi di dalam tenggorokan yang disebabkan oleh naiknya asam lambung (GERD) ke esofagus (kerongkongan). Tak hanya itu, radang tenggorokan pun bisa menjadi tanda bahwa seseorang terinfeksi HIV. Hal ini dikarenakan sistem imun tubuh penderita HIV yang lemah sehingga mudah terinfeksi virus lain yang dapat menyebabkan radang tenggorokan. Dalam mendiagnosis radang tenggorokan, dokter akan melakukan wawancara medis terlebih dahulu. Wawancara medis meliputi pertanyaan apakah Anda mengalami demam, nyeri tenggorokan dan nyeri saat menelan, serta mempunyai benjolan di sekitar leher. Dokter juga akan bertanya mengenai gejala radang tenggorokan yang Anda alami, untuk kemudian meneruskannya kepada pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan adanya: Amandel yang membesar. Selaput lendir yang melapisi tenggorokan mengalami peradangan (bisa ringan ataupun berat), dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah. Demam, bisa juga tanpa demam dan pembesaran kelenjar getah bening di leher. Pada infeksi akibat bakteri, jumlah sel darah putih akan meningkat. Sedangkan pada infeksi akibat virus, jumlah sel darah putih biasanya normal atau sedikit meningkat. Pemeriksaan terhadap apus tenggorokan. Pada infeksi akibat bakteri, dalam pemeriksaan apus ini akan tumbuh koloni bakteri pada biakan di laboratorium. Untuk radang tenggorokan yang disebabkan oleh virus atau bakteri, dokter akan menganjurkan pemeriksaan darah untuk melihat adakah peradangan akibat meningkatnya jumlah sel darah putih Pengobatan radang tenggorokan bisa dilakukan dengan terlebih dahulu mendapatkan pertolongan pertama di rumah. Pertolongan pertamanya bisa dengan mengonsumsi obat radang tenggorokan yang dapat meredakan nyeri seperti: Paracetamol. Ibuprofen. Asam mefenamat. Jika ingin mengonsumsi aspirin, perlu diketahui bahwa obat ini tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia di bawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindrom Reye. Bisa juga berkumur dengan larutan garam hangat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi nyeri yang disebabkan radang tenggorokan. Jika tidak kunjung sembuh, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Jika penyebabnya diduga adalah bakteri, maka obat radang tenggorokan bisa menggunakan antibiotik. Penting bagi penderita untuk meminum obat antibiotik sampai habis sesuai anjuran dokter, agar tidak terjadi resistensi pada kuman penyebab radang tenggorokan. Radang tenggorokan akan membuat ketidaknyamanan pada kegiatan makan. Karena itu, agar cepat sembuh, konsumsilah makanan lunak dan berkuah sehingga mudah ditelan. Saat pemulihan, usahakan untuk banyak beristirahat dan mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup. *** Setelah selesai dirawat, aku kembali ke rumah dan mengingat, kesalahan apa saja yang aku lakukan, sehingga kesehatan ini kembali memburuk? Ternyata, aku begitu bahagia karena sudah setahun penuh merasa tak pernah menyentuh jarum infus. Aku selalu pacaran dengan suami! Ke masjid raya di kota ini, seminggu minimal satu kali bahkan bisa dua atau tiga kali! Aku ke pasar mencari bahan untuk pesanan gaun walimah. Malam-malam cuaca hujan ke tukang jahit untuk mengontrol gaun-gaun hasil desain sendiri. Bahkan pernah, malam-malam pergi nonton sampai mal itu tutup. Hanya ada pasangan lain dan kami berdua, aku dan suami saja yang masih ada saat itu. Belum termasuk tukang bioskop dan tukang bioskop, ya. Malam itu terlihat di ponsel ada lebih dari 10 panggilan tak terjawab dari Papa dan Mama. Pikirku... aku ini pergi dengan suami sendiri, jadi sah-sah saja tak pulang ke rumah pun. Ternyata aku b**o! Dan tidak sadar! Bahwa meskipun aku sudah bersuami, kesehatanku ini harus selalu dijaga! Akibatnya. Karena aku yang bodoh! Harus kembali lagi bersentuhan dengan jarum infus setelah setahun penuh berhasil bertahan. ***  Bersambung ...    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD