Sesampainya di dalam kamar, aku langsung menjatuhkan diri ke atas ranjang dan tengkurap. Tidak benar-benar tidur, meskipun mataku tampak terpejam dengan rapat. Hanya berpura-pura saja. Telingaku mendengar suara langkah-langkah kaki Mas Bram. Semakin lama, semakin mendekat. Dadaku berdebar-debar kencang karenanya. Apa yang akan terjadi setelah ini? Suara langkah kaki itu berhenti. Meski tak melihatnya, tetapi bisa kurasakan keberadaan suamiku di ambang pintu kamar. Entah apa yang dilakukannya, aku tak mendengar bunyi apa-apa. “Aku tahu kau belum tidur!” Deg! Seketika, jantungku berhenti berdetak. Dari mana dia tahu? Padahal aku tengkurap sehingga wajahku tak terlihat. Sedetik-dua detik berlalu. Aku masih geming dalam posisiku.