Jakarta 11 Februari 2022
~
Sang Fajar mulai beranjak naik dari peraduannya di ufuk timur.Bias cahaya hangat memasuki jendela di salah satu unit apartemen di kawasan jalan Jendral Subroto yang berada di lantai 55 menghadap ke sisi selatan sejak 2 jam lalu.
Jam dinding di ruang tamu menunjukan pukul 06:07 AM.
Dari arah dapur terlihat Rahel sedang sibuk membuat sarapan.Sedangkan Andin dan Oky belum sedikitpun beranjak dari tempat tidur.
Keduanya masih terlelap di rayu Sang mimpi.15 menit berlalu,Rahel memasuki kamar mandi sesaat setelah menghidangkan Nasi goreng dan omelet di atas meja kaca persegi panjang yang di apit 4 kursi di setiap sudutnya.Ruangan apartemen Rahel seluruhnya di d******i warna putih.Mulai dari dinding,plafon dan seluruh furniture di dalamnya serba putih,hanya Rak buku setinggi 250 Centimeter berserta seluruh perabot yang berada khusus di ruangan Perpustakaan mini Rahel berwarna natural coklat kayu dan beberapa berwarna random yaitu biru langit,pink pudar dan hijau.Apartemen dengan dengan jenis 1,2,3 kamar dengan konsep modern city living ini adalah apartemen ternyaman bagi Rahel.Hunian dengan 4 kamar tidur yang di lengkapi dengan sebuah dapur,ruang tamu dan ruang makan tersebut telah di huni Rahel sejak 4 tahun lalu ketika dia memutuskan untuk hidup mandiri.Apartemen tersebut adalah hadiah ulang tahun dari Kedua Orangtuanya ketika merayakan ulang tahun Rahel yang ke 19.Dengan kamar utama yang seluruhnya di balut Glass Block yaitu Kaca besar yang membalut penuh pada dinding kamar Rahel,dengan mudah di tembus sinar sang mentari yang kini mulai perlahan menyentuh wajah Andin karena Hordennya sudah di geser Rahel sepenuhnya sejak 2 jam lalu.Mata Andinpun terbuka perlahan.Di arahkan pandangannya ke sekeliling ruangan mencoba menemukan Handphonenya.
Rahel keluar dari arah kamar mandi dengan handuk yang sedang melilit kepalanya.
"Mandi gih,habis tu sarapan.Udah gue siapin tuh"
"Dimana hp gue Hel?"
"Ah itu gue cas di meja kerja"
Rahel menunjuk HP Andin yang tengah berbaring nyaman di atas meja berwarna putih di sudut kanan berdekatan dengan rak berisi file-file dari kantor lamanya.
"Ah gue pikir ketinggalan di mobil.Mau berangkat ? kan baru jam 7.Interviewnya jam 9 kan ?"
"Iya jam 9.Ya gue cuman mandi doang.Bentar mau pergi baru mandi lagi"
"OOOO"
"Biasa aja kali O'nya.Bangunin Oky gih"
"Tu goblin belum bangun ?"
"Kalau udah ngapain gue minta lu bangunin coba?,Juki... Juki"
"Panggil gue pake Juki sekali lagi,gue gusur ni apartemen"
Juki or Zuki adalah panggilan dari Rahel dan Oky untuk Andin.
Nama itu merujuk ke Pak Slamet Bin Marzuki yang sangat terobsesi mengejar cinta seorang Andin Atamoah.
"Hilih sok-sok'an gusur,baru di senyumin sama si Mas-mas Ferarry semalam aja udah lemah lembek kek modelan Yupi "
"Eh iya baru inget tadi gue mimpiin dia loh Hel.Kok bisa ya ? padahal baru sekali ketemu"
"Really ? Eww you become a Cuckoo"
"Kali ini gue setuju sama Lo Hel.Kayaknya gue emang gila deh "
"YES ! YOU ARE A Wacky GURL"
Rahel mengancungkan telunjuknya lalu memberikan tanda garis miring di jidatnya.sebuah bahasa tubuh yang mendeskripsikan "Andin..Lo sinting" sembari berjalan ke arah meja riasnya kembali,memandang ke arah cermin lalu melanjutkan mengerikan rambut dengan hair drayer.
Sesaat setelah Andin membersihkan wajahnya ia berjalan menuju kamar yang di tempati Oky.
Terlihat ada genangan iler yang meluncur bebas dari mulut Oky yang sedikit mangap ketika tidur.
Andin hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala kemudian berjalan mendekati Sahabat laki-laki satu-satunya yang berusia 1 tahun lebih tua dari dia dan Rahel.Oky dengan peranggainya yang sedikit mendayu-dayu manja seperti para Kaum Hawa membuatnya sering di ejek di sekolah dulu.
Namun Rahel selalu menjadi orang pertama yang melindunginya.Rahel membasmi orang-orang yang membully sahabatnya tersebut dengan pukulan-pukulan yang mampu membuat cedera 1 bulan.Mentang-mentang tu anak punya Sabuk Hitam dari Karate yang sudah ia tekuni sejal kecil sehingga ketika mukul orang hanya berasa kayak Sat set sat set doang.Rahel tipikal yang masa bodoh dan salah satu sifat buruk yang masih saja merasuk di dalam Rantai DNAnya adalah sifat Impulsive.Dan sifat Impulsive itu benar-benar selalu merugikan Rahel.
Dulu jaman SMA tu anak sering banget ikut tawuran menghadapi geng-geng dari sekolah tetangga yang hobinya suka ngajak ribut duluan.Rahel sebenarnya tidak berniat ikut tawuran,namun entah kenapa timing waktu dan suasana selalu pas dan mendukung agar dia terlibat.Terhitung sudah ikut tawuran 19 kali di bangku SMA dan semuanya selalu dengan unsur ketidak sengajaan.Seingat Andin,perempuan yang pertama kali di hajar Rahel bernama Agatha,siswi dari sekolah tetangga,sisanya dia hanya hajar-hajaran sama mayoritas kaum Adam.
~Andin Flashback~
Di suatu siang di bulan April.Saat itu bel tanda pulang sekolah telah berbunyi di 10 menit yang lalu.Rahel dari luar pagar sekolah terlihat tengah bergegas meninggalkan Andin dan Oky menuju gang Cendol,yaitu Gang kecil di samping kanan sekolah yang sering di jadikan tempat jualan cendol Mang Supri,pria asal Bandung yang sejak dulu sudah menjajakan Cendol super duper nikmat yang menjadi favorit Rahel.Area gang Cendol kebetulan hanya berisi bangunan Ruko kosong yang sudah lama tidak di tempati.Dan di tempat itu sering di jadikan tempat nongkrong siswa-siswi yang suka membolos dari jam pelajaran Sekolah,juga kerap kali jadi tempat mejeng para remaja SMA dari sekolah-sekolah tetangga.
Siang itu Rahel dengan motor Vespa antik kesukaanya menapaki jalan berlubang Gang cendol.Untuk apa lagi kalau bukan beli Cendol Mang Supri ?
Sesampainya di depan Gerobak biru tua milik Mang Supri yang terlihat tengah asik ngobrol dengan beberapa pembeli lainnya,Rahel langsung memesan 4 buah cendol sekaligus.Niatnya untuk di berikan ke Andin dan Oky yang lagi nunggu di depan Sekolah dengan masing-masing 1 gelas dan 2 gelas lainnya khusus untuk Rahel yang memang sangat doyan cendol.Sembari menunggu cendol pesanannya,Rahel membuka tas ransel hitam polos dari belakang pundaknya,lalu mengeluarkan sebuah buku Comic dengan Cover seorang Remaja laki-laki yang tengah berdiri bersedekap d**a lalu kemudian di atas kepalanya terpampang mata Monster Rubah berekor 9 dengan guratan judul "NARUTO SHIPUDDEN Vol 17" dan perlahan mulai membacanya.Sebenarnya ini sudah terhitung kesekian kalinya ia membaca Comic bergenre Shonnen tersebut.Dia bahkan telah menamatkan Comic dan Anime NARUTO di 2014 silam ketika ia duduk di bangku kelas 1 SMA.Namun karena NARUTO adalah Favoritnya maka walau ratusan kali membaca dan menonton ulangpun tidak akan membuatnya bosan.
Saat sedang serius membaca,tiba-tiba sebuah kertas yang di lipat-lipat menyerupai bola kasti di lempar ke arahnya.Sontak lemparan tersebut berhasil mengalihkan pandangannya karena mengenai tengkuk Rahel.Ia menoleh ke segalah sudut namun tidak menemukan siapa-siapa.Mang Supri yang melihat kejadian itu segera memanggil Rahel dengan nada berbisik.
"Neng..Neng Rahel"
Rahel menoleh ke arah Mang Supri dengan ekspresi bertanya.
"Ntuh..Si Neng Agatha yang lemparin tu kertas"
Mang supri melirik ke atas ruko kosong dengan cat kuning pudar yang berada tepat di belakang gerobak cendolnya berada.
"Agatha siapa ya Mang?"
"Ntuh.cewek seumuran sama Neng Rahel yang dari sekolah sebelah.Ituloh Neng,pacarnya Mang Dimas"
"Si Dimas ulat bulunya 12 IPS?"
"Betul Neng ! Yang sempat godain Neng Rahel tempo hari waktu jajan kesini ntuh"
"Ah iya Rahel ingat Mang.Ya udah Rahel samperin dulu.Nih duitnya Mang"
Rahel menyodorkan Uang 50 ribu.
"Eh jangan atuh Neng,biarin aja.Nanti kalau Neng Rahel di jahatin teh kumaha atuh?"
"Tenang aja Mang Supri ganteng.Rahel hanya nyamperin untuk sekedar basa basi aja Mang.Oh iya kembaliannya buat Mamang aja gak usah di balikin"
"Eh seriously Neng gelis ? Thankyiu Neng"
Mang Supri dengan logat Sunda bercampur Inggris khasnya memang telah berhasil tersimpan dengan baik dalam lingkup kenangan berharga dalam hati Rahel di 6 tahun kemudian.
"You're welcome Mang ganteng"
Rahel berjalan memasuki Ruko dan menapak santai setiap anak tangga sampai akhirnya ia tiba di lantai 1,tempat dimana Agatha,Dimas,Jeno dan Ian berada.
Selain Agatha,ke 3 lainnya adalah wajah-wajah yang sudah tidak asing di mata Rahel karena sama-sama satu sekolah dengannya.
"Hi.. ! Lo yang lemparin kertas ke arah gue tadi ? Why ? ada perlu ?"
Rahel berjalan mendekati ke arah Agatha yang tengah menatapnya sinis.
"Enggak sih.Tadi gue pikir tempat sampah jadi gue lemp..."
1 tamparan keras dari tangan Rahel melesat di pipi mulusnya.
"Woii ! apa-apa'an Lo Hel !"
Terlihat Jeno dari sisi kiri Dimas berdiri sambil menatap tajam Rahel.Sedang Rahel tidak sedikutpun menoleh ke arah pria yang lebih heboh dari si Dimas itu.
Dimas selaku pacar Agatha hanya memandangi kedua remaja perempuan yang tengah berdiri di hadapannya.Dia tidak terusik sama sekali,hanya seperti sedang menikmati suasana tersebut dengan tenang.Kebetulan posisi Agatha membelakanginya sehingga hanya wajah Rahel yang terlihat jelas.
Tidak berselang lama,Agatha mulai mengayunkan tangannya ke arah Rahel,namun belum juga sempat menyentuhnya,tendangan kaki rahel menuju tepat ke arah perutnya dan berhasil membuat Agatha tersungkur ke lantai.
Erangan kesakitan mulai terdengar dari bibir Agatha yang berpoles Lip gloss berwarna peach.
"Lo pikir Lo siapa berani-beraninya bilang gue tempat sampah hah?!!"
Rahel menarik rambut belakang Agatha sehingga membuat gadis itu mendongak ke arahnya.Dan sekali lagi,tamparan keras Rahel arahkan ke wajah si gadis berambut sebahu itu.
"Woii Dimasss !! Kok lo diem aja sih !?.Pacar lo di hajar gitu tapi diem-diem bae Lo"
Kini ian yang bersuara dari arah kanan tempat duduk Dimas.Namun pria bermata coklat glam tersebut masih tidak menghiraukan omongan teman-temannya.
"Berhenti !!"
Jeno menangkis telapak tangan Rahel yang hendak menampar Agatha yang kesekian kalinya.
Rahel menoleh dengan tatapan nyalang ke arah Jeno.Jeno yang menangkap tatapan Rahel tersebut sempat kaget.Dia merasa sedang melihat orang lain.Dia baru menyadari bahwa jika seorang Rahel Benjamin benar-benar marah maka tingkah,raut wajah dan tatapannya bisa berubah menjadi banteng bengis.Rahel seperti tidak bisa mengontrol dirinya sendiri ketika marah.
"Sreet"
Terdengar suara kursi yang di duduki Dimas bergeser.Si ketua geng tersebut melangkah maju lalu melepaskan tangan jeno yang sedang mencengkeram telapak tangan Rahel.
Jeno hanya mengikuti tanpa bersuara.Kemudian Dimas yang di kira teman-temannya akan memarahi Rahel dan membantu Agatha untuk berdiri malah tiba-tiba memeluk tubuh Rahel dengan erat.
"Weh Lo gila ?!
Jeno berteriak ke arah Dimas yang masih mematung memeluk Rahel.Rahel dalam sepersekian detik hanya diam dalam keadaan shock.Otaknya ngelag seketika.Namun kesadarannya dengan cepat kembali.Satu tamparan melayang ke pipi Dimas.Pria itu tidak terlihat marah sedikitpun.Dia lalu berbalik hendak mengangkat Agatha namun gadis itu sudah terlanjur terbakar api cemburu.Wajahnya merah padam.Ia beringsut bangun,menambah satu lagi tamparan di pipi Dimas lalu berlari pergi meninggalkan Ruko tua itu.
Begitupun Rahel,dia menyusul keluar ruko beberapa menit setelah berlalunya Agatha.Ian dan Jeno hanya menatap keheranan ke arah Dimas yang masih mematung memandang kepergian kedua remaja tersebut.
"Maaangggg gantenggg.Mana Cendolnya"
"Ini Neng gelis"
Mang Supri menyodorkan 4 buah Cendol ke arah Rahel yang sudah keluar dari Ruko.
"Udah selesai basa-basinya Neng?"
"Udah dong Mang"
Rahel mengembangkan senyumnya.
"Ah tapi tadi Neng Agatha keluar dengan penampilan berantakan gitu,pasti habis di hajar Neng Rahel kan,hayoo ?"
"Hihi.Hanya kasih pelajaran aja kok Mang"
"Terus Mang Dimas gak marah atuh ?"
"Entah.Dia hanya diem kek patung gitu Mang.Tapi Rahel juga gak terlalu perduli sih dia marah apa enggak"
"Iya Neng.Hati-hati di jalan ya .."
Mang Supri melambai ke arah Rahel yang sudah duduk di atas Vespa model antik yang sudah di modif jadi warna biru muda yang sebentar lagi siap meluncur pulang ke rumah.Di sisi lain,Dimas hanya menatap kepergian Rahel dari atas jendela ruko yang sudah tak berengsel.
~Flashback over~
"WOIIII GOBLIN !!!!! BANGONNN !"
Andin berteriak tepat di telinga Oky lalu berjalan ke arah lemari Freezer dua pintu setinggi 1 meter yang berdiri kokoh di sudut kiri ruang makan berhadapan dengan pintu kamar Oky.
"Whoamm.Mulut lu tuh ya Ndin gue sumpal pake bantal"
"Sana mandi woii,Rahel udah siapin sarapan"
"Paling Nasi goreng sama telur omelet lagi.Ya kan juk..i ?"
"Hu'um"
Andin mengangguk 2 kali.
"Gue bosen banget makan itu-itu mulu.Serius"
" Ohhh gitu ?! Ya udah lo makan kulkas sama panci aja deh ?!"
Rahel menyela dengan kehadiran yang tiba-tiba telah muncul di depan pintu kamar.
"Lo pikir gue Huluk apa?"
"Ya udah sana sarapan makanya.Woi itu putih-putih di sarung bantal apa'an ? Iler?"
"Iya iler.Kenapa emang hah ? Udah ah gue mandi dulu baru sarapan,jadi tungguin ya.Awas kalau lo berdua kalau duluan sarapan"
Oky dengan nada sewotnya berjalan terseok-seok ke dalam kamar mandi akibat nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya.
20 menitpun berlalu namun tidak ada suara gemericik air dari bilik kamar mandi.
Andin dan Rahel yang tengah berbincang di ruang makan mulai di landa kejenuhan karena mendapati Oky yang selalu dengan kebiasaan mandi yang lama yang tidak tahu waktu dan suasana.
10 menitpun kembali berlalu.Rahel yang tipe orang tak sabaran mulai berteriak ke arah kamar mandi karena perut keduanya sudah mulai keroncongan.Namun tidak ada suara nyahutan dari Oky,membuat Rahel dan Andin mengerutkan kening sembari bertatapan.
"Tu anak gak tidur di kamar mandi kan?"
"No way!"
Andin memimpin langkah menuju tempat Oky berada
"Ky ? Lo gak apa-apakan di dalam sana?"
"Jangan bilang kalau Lo tidur di kamar mandi?"
"Wahai The Only One Kaum Adam !! Are you okay? Kalau gak nyaut gue dobrak nih"
Rahel pura-pura mengancam.
Karena Oky tipe yang sensitif orangnya jadi hal-hal seperti mendobrak pintu kamar mandi secara paksa padahal di dalam sana ada orangnya sudah tentu membuatnya risih.Dan biasanya ancaman seperti itu memang berhasil membuat Oky buru-buru menyelesaikan ritual panggilan alam di kamar mandi kalau-kalau ancaman tersebut datangnya dari seorang Rahel.Oky sudah hafal betul bagaimana sintingnya seorang Rahel Benjamin.Dia bisa nekat melakukan apa saja tanpa berpikir panjang.Oky masih perjaka jadi dia menjaga baik-baik asetnya agar hanya di lihat oleh sang istri kelak bukan dua iblis yang tiap saat mengelilingi hari-harinya.Siapa lagi kalau bukan Rahel dan Andin ?.
"Sreet"
Suara pintu kamar mandi telah di buka oleh Oky yang masih dengan mata terpejam.
"Weh sinting.Tidur di kamar mandi padahal udah di tungguin.Ya udah lo sana tidur lagi biar kita sarapan duluan"
Andinpun melepas tangannya yang sedang menjabak rambut Oky lalu berlalu menuju ruang makan dan mengikuti langkah Rahel.Sedangkan di balik bilik yang kamar yang menjadi sekat Ruang makan,Okypun lanjut merebahkan tubunya di atas kasur empuk queen size yang ia gunakan sejak semalam.
20 menit berlalu...
"Gue mau siap-siap dulu.Lo berdua kalaupun balik,nanti kesini lagi ya? Gue bakal balik cepat soalnya hanya interview doang sih"
Rahel beranjak dari ruang makan menuju kamarnya.
"Wokeh"
Andin mengacungkan jempol.
Selang 30 menit kemudian,Rahel keluar dari kamar dengan setelan Woman Jas oversize motif kotak-kotak coklat cream dengan dalaman baju kaos putih pas badan.Tidak lupa pula celana boyfriend jeans membalut kaki jenjangnya dengan potongan 2 centi di atas mata kaki,lalu sepatu yang ia kenakan hari ini adalah Sneaker putih nike air force 1,and then kacamata berlensa coklat cream yang senada dengan Oversize jasnya mengapit hitung mancung nan mungil si tomboy.
Rambutnya di sisir ke belakang tanpa embel-embel poni.Memperlihatkan jidatnya yang rata dan mulus.Polesan lipstick berwarna coral yang segar di bibirnya membuat pesona wanita berusia 23 tahun tersebut kian memancar.Rahel tidak terlalu suka berdandan menor,bahkan ia tidak suka berdandan kalau bukan karena kerja di kantor yang menuntutnya untuk sedikit tidaknya bersolek.Jadi jika ia mengenakan make up yang ringan maka lipsticks dengan pilihan warna coral dan merah terang selalu menjadi pelengkapnya.
"Wow cantik banget si mbak-mbak Neraka"
Oky berdecak kagum sambil berjalan menuju meja makan dimana Andin dan Rahel tengah berada sekarang.
"Oh itu adalah fakta yang tidak di ragukan lagi dong ya"
Sahut Rahel yang tengah menurunkan sedikit kacamata dan mengedipkan sebelah matanya ke arah Oky yang sudah mulai menguyah sesendok nasi goreng.
"Tapi Bo'ong"
Sanggah Oky yang berhasil mengundang gelak tawa kedua sahabatnya.
"Ya udah gue berangkat dulu ya Honeh Boneh berdua.Byeeee"
Rahel berjalan menuju pintu apartemen sambil memutar-mutar kunci mobilnya sembari melambaikan tangan.
"Hati-hati.Doa gue semoga Lo kecantol sama si Bapak Ceo dan begitu pula sebaliknya"
Langkah Rahel terhenti setelah mendengar doa terlarang Oky.Ia membalikan tubuhnya lalu berkata,
"Tidak akan.Jangan berharap"
"Ih pokoknya doa kita Lo bisa ketemu jodoh di perusahaan baru itu"
Andin ikut bergabung menjadi timOposisibersama Oky.
"Ya walau gue optimis bakal keterima but jangan ngarep soal drama cinta-cintaan bakal muncul.Udah gue bilang kan ? gue gak bakal nikah sebelum kalian berdua nikah.TITIK !! Udah ah byeee byeee Honeh"
Akhirnya,kali ini Rahel benar-benar menghilang dari hadapan Oky dan Andin.
"Ha Ha ! dia tidak tau saja seberapa hebat sahabatnya ini dalam menyusun rencana"
"Benner Ky,intinya kali ini rencana kita harus berhasil"
"Intinya mereka berdua harus bertemu.Nah bentar wawancara kebetulan si Ceo sendiri yang turun tangan karena posisi yang sedang di butuhkan adalah untuk mengisi posisi sekretaris si Ceo,jadi mereka bakal bertatap muka nanti.Nah setelah Rahel pulang kita introgasi dia gimana kesan dia sama si Ceo untuk pertama kali dan kira-kira ada gak kejadian yang terjadi antara dia dan si Ceo di tengah proses wawancara.Nah setelah itu baru kita susun strateginya Beb"
Oky menjelaskan panjang lebar dengan semangat yang terpancar di matanya lalu hanya di balas anggukan oleh Andin yang tengah membayangkan dan mengandai-andai interaksi manis yang terjadi antara si Ceo dan Sahabatnya.Ya ngarep-ngarep aja dulu gak apa-apa kan ? Mana tau terkabulkan.
~
Tidak sampai 30 menit perjalanan dari Apartemennya yang berada di Jalan Gatot Subroto untuk sampai ke depan halaman Gedung Perusahaan 7KING yang berada di dalam kawasan SCBD.
Gedung Kantor 10 lantai dengan dinding seluruhnya di balut kaca transparan dengan tambahan sebuah taman di atas rooftop,berhasil menambah kesan megah.
Rahel yang tengah berdiri menatap pintu masuk Kantor dengan hati yang deg-degkan mulai melayangkan Doa.
Setelah selesai berdoa,Rahel mendengar seseorang sedang memanggil namanya dari jarak 3 meter lebih.
Dia menangkap sosok yang cukup membuatnya terkejut.
"Is that you Rahel ?"
Pertanyaan Sang pria yang mengenakan kacamata bening dengan setelan Tuksedo hitam membuahkan jawaban yang di inginkan ketika Rahel membuka kacamata dan membalas melempar senyum.
"Hey Rey ! Lo kerja disini ?"
"Yaps seperti yang kamu liat"
"Udah gue bilang gak usah formal-formal amat kalau ngobrol sama gue,Oky dan terutama Andin"
Rey mengulas senyum tipis dan mengangguk tanda menyetujui.
"Terus jangan bilang kalau Lo salah satu pelamar yang di panggil untuk ikut wawancara hari ini?
"Yaps ! By the way gue denger Ceonya langsung yang bakal ngeinterview para pelamar ?
"Wah this is destiny you know.Dan soal informasi yang barusan Lo bilang yeah that's true"
"Ceonya gak kejam-kejam amat kan Rey?"
"Emm... tergantung sih sebenarnya"
"Ah yang serius dong.Biar gue self prepare dengan baik"
"Dia gak suka terlalu banyak bicara kalau sedang di dalam kantor.Dia hanya ngomong seperlunya aja dan itu semua hanya soal pekerjaan.Dia gak suka ikut campur masalah pribadi orang termasuk sekretarisnya sendiri.Lalu,dia gak suka cewek centil yang suka bergosip apa lagi ngegosipin dia.Perintah yang keluar dari mulutnya hanya cukup satu kali.Jadi kalau semisal kamu jadi sekretarisnya harus konsentrasi penuh dan pasang kuping baik-baik saat sedang dengannya karena dia gak akan mengulangi perkataannya untuk kedua kali.Dia suka teh dan gak suka kopi.Gak suka makanan manis dan yang terpenting,....Dia punya 2 kepribadian ganda.Di Office mungkin terlihat menyebalkan namun di luar jam kantor dia tetap manusia biasa yang punya pacar lebih dari satu"
Rey menjelaskan panjang lebar dan memaikan intonasi yang pas di setiap kata seolah-olah ia sedang berpidato di atas mimbar karena menang Pemilu.
Rahel yang mendengar semua itu hanya mengerutkan kening.
"Heyy..Gue hanya nanya seputar kantor yah jadi kalau soal pribadi dia di luar kantor mending gak usah.Soalnya gue gak mau jadi sekretaris.Emang sih gue ngelamar di 2 bidang termasuk posisi sekretaris tapi setelah ngedenger semua yang Lo jelasin gue ngurungin niat deh jadi sekretaris karena gue orangnya emosian.Jadi demi keselamatan si Ceo semoga dia gak milih gue"
Rahel menghembuskan nafas berat lalu meneguk secup kopi pemberian Rey di beberapa saat yang lalu.Sedangkan Rey hanya menatap Rahel sembari tersenyum penuh arti.
~
Rahel Benjamin !!
Suara seorang wanita dari dalam ruang interview memanggil nama Rahel yang tengah menunggu di luar .Setelah 11 pelamar selesai di wawancara,kini giliran Rahel tiba.
Ia kemudian melangkah memasuki ruangan sambil melepas kacamata yang ia kenakan dan meletakan ke dalam tas jinjing persegi panjang yang ia tenteng.Tepat selangkah kakinya menapaki ubin ruangan interview,dia di sambut oleh tatapan tajam seorang pria yang duduk bersanding dengan seorang wanita paruh bayah berusia sekitar 50 tahun mengarah ke Rahel yang sedang berusaha melempar senyum semanis mungkin untuk menyapa dengan sopan.
"Oh jadi itu si Ceo yang di ceritain Rey tadi? Emm Cakep sih ! tapi sayang Playboy cap Tokek "
Rahel mencebik dalam hati untuk sesaat ketika Ia dan Sang Ceo beradu pandang.
"Benar kamu yang bernama Rahel Benjamin.Kelahiran 10 Oktober 1998,tipe golongan darah AB.Pernah Kuliah di UI selama setahun lalu pindah ke Columbia University Amerika serikat mengambil jurusan International Relationship?
"Iya benar buk itu saya"
"Apa makna Fashion menurut anda? Cukup jelaskan dengan sederhana"
"Fashion adalah jiwa.Saya menganggapnya seperti itu"
"Bisa di jelaskan lebih rinci?"
"Fashion adalah jiwa.Bagi saya sifat dan karakter seseorang bisa di lihat dari cara ia berpakaian.Jadi walau terdengar sederhana namun Fashion telah memberi salah satu bantuan paling bermakna untuk Manusia yaitu bantuan untuk menjadi media dalam mengekspresikan diri,menyalurkan pesan yang kadang sulit di sampaikan oleh lisan maupun dapat menampakan pesan tersirat yang kadang berusaha di sembunyikan oleh si pengena pakaian itu sendiri.Contohnya Bapak Ceo yang tengah duduk di hadapan saya sekarang "
Kalimat Rahel yang langsung menyebut nama Ceo sebagai contohnya di pandang sangat berani oleh si ibu yang memegang peran sebagai interviewer sejak tadi dan
Sang Ceopun terlihat terkejut namun berusaha menyembunyikan itu dengan sebaik mungkin di balik ekspresi datarnya.
"Emm maksud saya adalah alasan mengapa Bapak Ceo perusahaan memakai tuksedo dengan rapih karena ingin memperlihatkan bahwa dia adalah orang yang rapih.Lalu mengapa beliau memilih warna hitam adalah mungkin saja untuk membangun kesan misterius.Dan alasan mengapa kedua kaki Pak Ceo diletakan di atas meja sekarang mungkin karena ingin menunjukan kesan mendominasi dan secara tidak langsung mengatakan "Saya orang yang berkuasa disini.Begitu buk menurut saya "
Tidak lupa Rahel melempar senyum ke arah Pak Ceo muda yang tengah menatapnya dengan tatapan semakin dingin di setiap menitnya.Jika bisa di andaikan maka tatapannya seperti kapak milik Mang Wiro Sableng 212.
"Yesss.Gue berhasil.Si playboy cap tokek kelihatannya emosi.Semoga deh dia gak nerima gue jadi sekretarisnya"
Lagi-lagi Rahel mencebik dalam hati sembari memperhatikan wanita paruh baya dengan Nametag Wilda Setiapuji yang tengah menahan diri agar tidak tertawa karena pasti si Ceo akan tersinggung dan bisa-bisa memunculkan surat pemecatan.
"Baik ! Kami tampung dulu jawaban-jawaban interviewnya untuk di seleksi.4 hari lagi jika Anda berhasil di terima kami akan menghubungi melalui email Anda.Terimakasih atas waktunya"
"Eh interviewnya segitu doang buk?"
Rahel refleks bertanya
"Iya.Apa ada yang ingin di tanyakan?"
"Ah itu buk.Emm lamaran untuk mengisi posisi Staff Marketing gak di interview sekalian ?"
"Oh posisi itu sudah ada yang menempati jadi kami hanya melakukan interview untuk posisi yang masih kosong saja yaitu posisi Sekretaris"
Jawaban Buk Wilda berhasil membuat kepala Rahel langsung terasa nyut-nyut.
Bagaimana tidak ? Dia pikir posisi yang di incarnya itu masih kosong sehingga berusaha membuat kesal sang Ceo agar tidak memilihnya menjadi sekretaris.Di tambah lagi sekarang Sang Ceo sedang menatapnya dengan dingin.Lalu,ini yang namanya senjata makan Tuan kan ?
~
"Kayaknya gue gak keterima deh.Soalnya dari 12 pelamar,kita semua gak ada yang di panggil.Katanya sih hari ini di kabari.Jadi kalau enggak ada kabar ya udah gak keterima dong"
"Ih serius Lo ? Jahat banget sih tu CEO.Apa sih tuh panggilan yang lo kasih ke dia Hel ?"
Oky yang tidur di posisi tengah yang di apit oleh Andin dan Rahel di kiri dan kanan menoleh ke arah sambil menunggu jawaban.
"TO.."
"KEK !"
Jawab Rahel ketus.
"Lol.Gue gak bisa bayangin kalau besok lusa dia jadi suami Lo terus lo panggil pake Tokek"
Andin dengan ledekan nada khassnya ikut bersuara.
"Lah gue pikir udah terjun bebas ke alam mimpi Lo !"
Oky mewakili Rahel dengan ekspresi mata julidnya yang di putar 180 derajat membalas ledekan Andin.
"Beruntung banget ya kita"
"Beruntung apanya si Hel-Hel Sinki?"
" Tuh liat "
Rahel mengarahkan telunjutknya ke langit dimana bintang-bintang tengah berkerlip riang.
"Terusss?"
Andin dan Oky membalas bersamaan.
"Ini kan bulan Februari dan sejak desember tahun lalu,Jakarta kan masih terus di guyur hujan sampe bulan ini kan?Tapi,Sejak 3 hari lalu cuacanya mendadak cerah dan hari ini kita bisa liat bintang dengan langit cerah tanpa awan mendung"
"Terussss?"
Andin dan Oky double question with twin attack again ke arah Rahel yang tengah mengukir senyum manis menatap Starry Night di bulan yang di juluki dengan Month of Love ini.
"Jadi ya itu biking gue seneng,karena bisa liat bintang.Apa lagi kebetulan lagi dalam suasana hati yang mendung juga"
"Utututu Ma Honeh Boneh sini peluk"
Oky merentangkan tangannya mengelus-elus rambut Rahel sedangkan Andin membalas mengelus-elus rambut Oky.
Ketiga sahabat itu sedang tiduran di balkon di atas kasur lantai empuk untuk menonton bintang-gemintang yang bertaburan penuh di kaki langit.Andin dan Oky siang tadi hanya pulang mengambil pakaian kerja dan kembali menginap di apartemen Rahel seperti biasa.
"Brupphhhhh... Bruuphhhhh"
Handphone Rahel tiba-tiba bergetar menunjukan panggilan masuk di layar yang tertera nomor baru yang kebetulan ia setting dengan mode getar saat di senyapkan.
"Siapa nih ? Lo berdua kenal nomor ini?"
Rahel menunjukan layar HP ke wajah Oky dan Andin bergantian.
"Enggak beb"
Oky duluan menjawab,di susul Andin dengan jawaban yang sama.
"Coba angkat aja pake mode full speaker tapi sambil di rekam,biar kita punya bukti kalau semisal itu nomor penipu yang modus"
Usulan Andin akhirnya membuat Rahel mengangkat telepon tersebut.
"Hellow !! Siape nih?"
Logat betawi Rahel mulai bermunculan.
" Saya cuma kasih tahu kalau kamu di terima! "
Suara si penelpon hanya menjawab datar tanpa embel-embel.
"Emang lu siape dah ? Bukannya kenalin diri dulu dateng-dateng ngomong sesuatu yang bahkan gue gak paham.Atau Lu salah nomor kali?"
"Kamu Rahel Benjamin kan?.Tinggi 170 CM bergolongan darah AB,pernah kuliah di UI dan Columbia University dengan Jurusan Hubungan Internasional,yang ketika di interview sengaja pake topik soal gaya Fashion saya dengan maksud mengejek ! "
"OMAGAD !!"
Rahel dan kedua sahabatnya bersamaan menutup mulut.
Suara pria itu tiba-tiba hening sesaat.Rahel baru menyadari bahwa itu Si Ceo...
"Si Tokek?"
Oky mengkomat-kamit mulutnya bagai Pak dukun sedang baca Mantra.
Rahel dengan cepat menutup lambe lemes Oky sambil mengangguk mengiyakan.Lalu Andin yang berada di sebelah paling pojok tersenyum penuh arti sambil mengedipkan sebelah matanya.Rasa gelipun mulai menyelimuti,namun ia harus menahannya karena telepon Pak Ceo masih terhubung walau tak ada suara lagi.
"Hallo Pakk ?!"
"Hmm"
"Pak kalau udah selsai ngomong saya tu..."
Rahel tiba-tiba menghentikan bicaranya ketika mendengar suara wanita yang sedang memanggil manja Sang Ceo dari jarak yang tidak terlalu dekat dengan sebutan"Honey Bunny".Sontak hal itu membuat Ketiganya kembali menutup mulut dengan ekspresi shock andalan.
Tanpa basa basi untuk berpamitan,Rahel langsung menutup teleponnya.
"Eh Si Tuan Ceo Syaiton itu datar amat kek lapangan bola!"
"Ih jijik banget gue denger suara si cewek yang kayak gak makan 10 hari..Sok Lemesssh !
Mulut Oky memang sangat suka berbicara dengan tepat walau tidak di pelihara dengan baik.
"Itu pacarnya deh gue rasa"
Andin menopang dagu di atas bantal yang di apit oleh kedua kakinya.
"Eh tahu dari mana Ente ? Dari Rey?"
"Ho'o.Gue langsung chatt nanya dia pas gue denger suara cewek tadi"
Andin menjawab dengan sangat polos.
"Astagfirullah Ndinnn!! gak ada kerjaan baget Lo ya !!"
Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya,Oky sesekali menoyor kening Andin dengan gemmas.
"Ya udah sih terserah.Intinya gue di TERIMAAA..YEAYYY YEAYYY YOW CMONN EVRYBADEH !"
Rahel kegirangan sambil berjoget-joget random.Gerakan dance yang aneh dengan tubuh sekaku batang pisang tersebut berhasil mengundang kerutan pada jidat Oky dan Andin.Tanpa mengeluarkan sepatah-katapun keduanya berdiri lalu menyeret Rahel masuk ke dalam apartemen.Gadis itu berusaha membelot,namun kekangan lengan dua sahabatnya terlalu kuat.Dengan sisa-sisa euforia yang tertinggal di dalam aliran darahnya,Rahel menarik nafas panjang kemudian berteriak sekencang mungkin,
"LEPASIIIINNNN GUEEEEEEEE !"
"GAKKKKKKK !"
"LEPAASINN !"
"GAAAAAKKKK !"
"LEPASINNN atau gue gibeng Lu berdua ye !"
"HAH ! Who care ? yang ada gue kentutin muke Lo"
Oky dan Andin dengan smirk judes andalan tetap santai menyeret Rahel.
"Waktunya TIDUUURRRRR !!!"
Setelah mendorong Rahel ke kamarnya kedua orang tersebut langsung dengan sigap berlari ke bilik masing-masing lalu segera mengunci pintu.
Mereka hanya menyelamatkan diri dari amukan Singa betina.Bayangin aja Singa betina lagi euforia dapet daging terus Lo seret masuk kandang? Percayalah peristiwa penyeretan itu hanya di lakukan oleh orang-orang profesional yang sudah siap menggadaikan nyawanya.Jangan di tiru bagi yang waras.
"WOII RAHEL !! LO TUH PUNYA KEBIASAAN SUKA TELAT JADI KITA NGELAKUIN ITU DEMI KEBAIKAN ELLO BANGKEE !!"
"HO'O HEL ! INI DEMI KEBAIKAN LO KOK! "
Seperti biasa,Oky dengan suara nyaring yang kian menggema di tengah malam Kota Jakarta yang hiruk-pikuk.
"I LOVE YOU GUYSS"
"WE LOVE YOU TOOO"