Rahel sedikit linglung, hari-harinya menjadi sangat membosankan. Dia tidak lagi bekerja, tidak lagi kuliah. Hanya di rumah menganggur, dengan perut yang mulai membesar. Hal yang juga sulit untuk Rahel jalani adalah gerakannya semakin terbatas. Dia mudah lelah, kadang juga merasa tidak nyaman. Suara ketukan di pintu mengagetkan Rahel. Dia tidak yakin untuk membukanya, karena takut jika itu Malik. Semenjak pertemuan terakhir, dia sangat takut keluar dari kosan. Malik sudah mengetahui tentang kehamilannya. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menyadari kalau dia adalah ayah dari anak dalam kandungannya. Tidak boleh! Malik hanya akan menjadi masa lalunya. Setelah banyak hal yang telah dikorbankan demi menjaga kehamilannya, tidak mungkin dia mengizinkan laki-laki itu untuk kembali terlibat