Gibran pulang sekolah langsung memarkirkan motornya, mengambil bungkusan yang gantungkan di setir motornya. Membawa bungkusan itu masuk, melewati beberapa kamar yang pintunya masih tertutup rapat, karena saat itu tengah hari. Orang-orang masih bekerja atau yang kuliah mungkin masih di kampus. Pintu Rahel juga tertutup rapat, dia tidak tahu apakah Rahel ada di rumah atau tidak. Tapi dia masih mencoba untuk mengetuk pintu. Sudah lima menitan berdiri di depan pintu kamar Rahel tanpa ada tanda-tanda dibuka, jadi Gibran menyerah dan langsung berjalan ke pintu kamarnya kosannya sendiri. Setelah masuk, meletakkan bungkusan itu di atas meja belajarnya, dia mencoba menelpon Rahel. Penasaran, dimana wanita itu pada saat ini. Setelah dua kali mencoba, tidak kunjung diangkat, Gibran hanya bisa me