PROLOG
Wanita itu duduk termenung. Tatapannya terpaku pada map biru yang tergeletak di atas meja. Keputusannya akan berpengaruh pada harga dirinya nanti. Namun, seperti ada seseorang yang terus mendesaknya. Menyuruhnya untuk pergi ke tempat itu sembari membawa map biru tersebut sebagai bukti persetujuan.
Lima juta euro. Sebuah nominal mata uang yang membuat seorang wanita bernama Nieve Valente membulatkan tekadnya. Sebuah nominal mata uang yang dibutuhkannya untuk mengeluarkan Janira—ibu kandungnya dari jeratan hutang dan berhenti menjadi seorang g***o di rumah prostitusi miliknya. Sebuah nominal uang yang akan mengubah hidupnya. Dan sebuah nominal uang yang akan membuatnya menyandang gelar seorang p*****r.
Nieve harus mengubur jauh-jauh prinsipnya "No s*x Before Married". Dia pun harus menyiapkan diri mendapat umpatan kasar dari Janira yang telah menjaganya menjadi anak baik sebelum ini. Nieve hanya ingin membalas kebaikan Janira yang telah menjadi ibu yang baik untuknya.
Tubuh Nieve bangkit berdiri. Tangannya meraih map biru tersebut. Langkahnya mengalun pelan menuju pintu flat house miliknya. Masih tersirat keraguan dalam dirinya. Namun inilah pilihan terbaik mendapatkan uang dalam waktu singkat. Dan Nieve akan memastikan mendapat lima juta euro sebelum memberikan keperawanannya pada pria tak dikenalnya.
Nieve memberikan alamat yang akan dituju pada sopir taksi. Dirinya duduk bersandar sembari menatap sepanjang jalan. Membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk sampai di tempat tujuannya. Nieve hanya menyimpan uang seratus euro di dompetnya. Dirinya berharap uangnya tersebut cukup untuk membayar ongkos taksi.
Satu jam kemudian taksi itu berhenti di sebuah pertigaan jalan.
"Maaf Nona, saya hanya bisa mengantar sampai di sini."
Nieve pun mengangguk sembari memberikan ongkos taksi. Dia segera keluar dari mobil membuat taksi itu segera melajukan mobilnya. Nieve diam sejenak memperhatikan jalan yang membentang lurus di depannya. Dia pun mulai berjalan di sepanjang jalan.
Ditengah jalan Nieve tidak melihat satu pun kendaraan umum yang melewati jalur yang dilaluinya. Jalan itu nampak sangat sepi dari lalu lalang kendaraan. Hanya terdapat pepohonan di sepanjang jalan, membuat suasana di sana terasa asri.
Lima belas menit Nieve menghabiskan waktu untuk menyusuri jalanan aspal tersebut. Hingga akhirnya ada sebuah mansion besar di ujung jalan tersebut. Nieve mengernyit bingung, mungkinkah bangunan itu yang menjadi tujuannya? Lalu, bagaimana bisa jalanan aspal ini memiliki ujung bangunan mansion? Nieve menghela napas pelan mengingat sang supir taksi yang menurunkannya di pertigaan jalan. Mungkin ini alasannya tidak mengantarnya sampai tujuan. Karena mungkin saja sang supir taksi tersebut mengetahui pemilik jalan ini.