Naswa tergolong sangat sabar dan berbesar hati mengizinkan wanita itu menginjak lantai rumah mereka. Jika bukan karena mengingat kehormatan sang Mama, mungkin dia sudah menyeret wanita itu serta Om dan Tante mereka keluar dari halaman rumahnya. “Maaf kalau kedatangan kami kesini mengganggu waktu istirahat kalian, Naswa.” Sri mulai membuka suara tatkala suasana menjadi hening. “Tidak perlu pakai basa-basi. Waktu kalian 10 menit disini,” sahut Naswa dengan nada dan ekspresi datar tidak bersahabat. Dia duduk di dekat Miswa, sementara kedua orang tuanya berada di antara keluarga sang Mama yang lain untuk melindungi. Ketiga saudara Panji tampak kesal dengan sahutan Naswa barusan. Namun, mereka tidak bisa berbuat apa-apa kalau Naswa sudah membuka suara. Mereka sendiri tidak tahu kenapa rasany