“Begitukah caramu memenuhi undanganku?” Deg! Naswa masih terus menatapnya lekat. Jantungnya berdegup kencang. Bukan karena bertemu dengan wanita ini, tapi justru alasan wanita ini mengajaknya berjumpa. Sebab Naswa hanya berdiam diri saja, wanita itu justru nenyadarkan lamunannya. “Hey? Kau bisa mendengarku, bukan?” tanya wanita itu dengan ekspresi sedikit menyeringai. Naswa membalas seringaiannya, lalu duduk berhadapan dengan wanita itu. Dia melihat meja penuh sudah penuh dengan makanan. Dia melirik wanita di hadapannya saat ini. Ekspresinya terlihat sangat menyepelekan dirinya. Naswa menggeleng kecil, dia tidak menyangka bertemu dengan wanita angkuh seperti dia. “Kau siapa? Kita tidak pernah saling kenal sebelumnya,” ujar Naswa