chapter 1
“ Ahh….”
“ Shhhhhh ..”
“ cepat.. ayo! Lebih cepat Sayang….” seru Dafa dengan suara tertahan ditambah dengan liukan indah tubuh febi diatasnya .
desahan demi desahan diiringi dengan suara ranjang yang bergetar dari kamar sebelah membuat jantung quenzi berdegup kencang , kamar yang tak lain adalah kamar kakak iparnya dafa.
“Ahh yess.. ahh… mashhhh! Gantian sayang” erang febi dengan suara mendayu- Dayu
Plak!
Plak!
Plak!
Suara hentakan dafa terdengar sampai ke kamar quenzi.
Suara itu bagaikan Bom yang menghancurkan hati quenzi sebagai wanita normal ia juga ingin merasakan indah nya surga dunia itu, yang sudah lama diidamkannya mengingat dua tahun pernikahannya dengan suami nya bisa dihitung dengan jari saat-saat intim dengan suaminya.
Ya raka maulana suami quenzi memang jarang pulang dia bekerja diluar kota sekaligus menambah pendidikan nya.
Sedangkan kakak nya Dafa maulana hanya seorang karyawan pabrik biasa di dikotanya sehingga Dafa bisa terus bersama Febi prishila istri nya.
“ Mas kapan kamu Pulangnya mas! Aku rindu” sendu quenzi sambil memandangi foto pernikahan mereka yang tersimpan rapi di galeri ponsel quenzi , deraian demi deraian air mata membasahi pipi tambun quenzi, walaupun dinikahi dengan terpaksa oleh suaminya tapi bagi quenzi ,Raka tetaplah suami nya walau dia sering dianggap remeh oleh raka Maupun keluarga nya.
Suara desahan itu masih berlanjut di ruangan yang bersebelahan dengan kamarnya yang hanya bersekat dengan tembok tipis.
Dengan masih berlinangan air mata quenzi berusaha menutup telinga nya dengan bantal, sekuat tenaga ia mencoba dan akhirnya matanya bisa terpejamkan.
Keesokan paginya, quenzi kembali berkutat di dapur membuat sarapan untuk seluruh keluarga suaminya, rutinitas yang selalu ia lakukan semenjak dipersunting oleh raka.
ya mereka masih tinggal bersama karena Bu mia rahmawati hanya memiliki tiga orang anak, putra sulungnya Dafa maulanal, putra kedua Raka maulana suami quenzi serta yang bungsu putrinya dinda maulana.
sehingga mereka semua , Dilarang untuk ngontrak ataupun membeli rumah.
karena menurutnya rumah itu masih lumayan besar untuk ditinggali semua anak-anaknya termasuk quenzi dan suami nya.
“ zizi ….” Teriak Bu mia dari meja makan “ lelet banget sih kamu, masak nasi goreng aja lama banget! …”
“ Iya ma , kak zizi lelet banget “ timpal Dinda maulana adik nya raka “kak Zizi … cepetan aku mau kuliah nihhhhh…!”
“ Iya .. ma sebentar!” Dengan tergopoh-gopoh zizi membawa makanannya dari meja makan ,
“ Ehhh kalian udah pada bangun , ayoo sini sarapan !” Dengan senyum sumringah Bu Mia mempersilahkan febi dan dafa untuk makan.
“ Hmmmm.. iya ma wangi banget masakan kamu kintani “ ujar febi memuji masakan quenzi sambil mendudukkan b****g nya di kursi meja makan sambil diikuti suami nya dafa.
“ Hmm.. bau-bau yang habis keramas nih” ledek Bu mia , membuat febi dan dafa tersipu malu “ sering-sering saja! Biar mama cepat dapat cucu, udah kebelet nih mau menggendong” ujar Bu Mia dengan nada sumringah sambil melirik ke arah quenzi yang masih setia berdiri samping bu mia
“ Ehmm.. mohon doa nya ya, ma ! “ febi dengan malu-malu menyikut tangan suaminya .
“ Ayo semua mari makan!”. Titah Bu Mia sambil mengambil piring dan nasi nya “ kamu ngapain masih berdiri disitu! Mau makan ngak?” Bentak Bu mia yang melihat quenzi masih setia berdiri di samping kursinya “ mungkin kak zizi masih kenyang kali ma, lihat aja lemak nya “ sahut dinda sambil diiringi tawa mereka semua.
” iy…iya ma..” quenzi pun segera duduk dan mengambil nasi untuk sarapannya “ setelah puas tertawa Lisa pun segera mengambilkan nasi untuk suaminya”Segini udah mas?”
” iya sayang , sudah cukup” tolak dafa kepada istrinya karena piringnya sudah penuh .
Melihat interaksi antara febi dan dafa tak ayal membuat sedikit rasa iri di hati kintani namun apalah daya dia hanya bisa memendam semua rasa itu sendiri sementara raka sudah tiga hari quenzi menghubungi ponsel nya namun tidak pernah diangkat , membuat batin nya berkecamuk .
“ Ngomong-ngomong nanti sore ada hajatan dirumah pak Budi dia mengundang kita semua untuk datang kalian ada waktu kan?” Tanya Bu Mia ke anak-anak nya , “ mmm.. lihat nanti ya ma soal nya pekerjaan di pabrik ngak bisa ditinggalkan” dengan ragu dafa pun melirik ke istrinya”sepulang kamu kerja saja sayang, kalo kamu ngak mau ikut aku juga ngak akan pergi ah…”
“Lohh .. kok gitu sayang?” Tanya Bu mia
“ Iya ngak lengkap aja gitu” elak
febi sambil melirik ke arah quenzi
“ Aku sudah kenyang! “ quenzi pun sambil berdiri dari tempat duduk nya.
“ Ehh kamu mau kemana?” Tanya bu mia
“ Mau ke kamar ma!” Sahut quenzi sambil melangkah menuju ke kamarnya .
“ Terus yang beresin ini siapa? Hah? “
Seketika menghentikan langkah quenzi
“ Iya zizi , aku dan mas dafa mau kerja, sedangkan Dinda kan mau kuliah masa sih mama yang ngeberesin?” Timpal febi dengan nada selembut mungkin,
“ Benar kata febi , kan yang dirumah hanya kamu dan mama!” Seru Bu mia “ iya ma nanti aku beresin “ sahut quenzi dengan pasrahnya dan kembali ke tempat duduknya.
Ya! Begitulah hari-hari yang dilalui oleh quenzi dirumah itu.
Dilecehkan, dihina, direndahkan , tidak dianggap dan dibedakan-bedakan dengan kakak iparnya adalah hal biasa baginya , quenzi menerimanya dengan hati yang ikhlas dan lapang d**a sekarang di benak nya hanya mereka keluarga satu-satu nya yang dia miliki saat ini dia berharap suami dan keluarganya akan berubah suatu saat nanti.
Setelah semuanya pergi bekerja quenzi membereskan meja makan yang sudah berantakan bekas makan mereka tadi “ ehh zizi jangan lupa cuciin baju mama udah numpuk tuh sekalian tadi mama lihat baju febi dan dinda juga ada yang kotor tuh!, ohh iya halaman jangan lupa disapu banyak dedaunan yang rontok kemaren kan habis hujan” titah Bu mia sambil berlalu ke kamarnya.
“ Huhhh… banyak sekali pekerjaan ku hari ini , kapan mau selesai nih… “ gumam zizi sambil menghela nafas panjang “ sabar-sabar kintani ini semua demi wasiat papa nya mas raka” sambil mengelus d**a dan melanjutkan pekerjaannya.
Disaat quenzi lagi memasukan baju yang sudah ia kutip dari semua kamar di rumah nya itu ke dalam mesin cuci , “ ehh zizi mama lupa ada beberapa baju yang harus kamu cuci dengan tangan terlebih lagi baju febi dan dinda yang akan mereka pakai nanti untuk kondangan kalau kamu cuci pakai mesin takutnya rusak ! Hitung-hitung olahraga mama lihat lemak mu semakin banyak saja makanya banyakin gerak , nanti kalo Daniel kepincut sama yang lain jangan salahin mama ya ! “ Titah Bu mia sambil berlalu mengagetkan quenzi
“iya ma..” Sahut quenzi singkat tanpa tersinggung sedikitpun dengan ucapan mama mertuanya itu .
Dengan sabar dan telaten quenzi mengerjakan semua pekerjaan yang diperintahkan ibu mertuanya itu.
“ huhhhh…. akhirnya selesai juga !” quenzi merebahkan badannya di kasur dia teringat akan kata mama mertuanya barusan “ ahh masa sih mas raka bisa selingkuh? Ngak mungkin kan? “ Pertanyaan itu terus membayanginya namun dengan secepat nya ia menepis pikiran itu karena ia sangat percaya pada suaminya , dia percaya kalau suami nya akan selalu mengingat wasiat papa nya .