Perasaan tidak karuan terus melingkupi keadaan diri. Perhatian tak terduga dari orang yang super dinginnya begitu dapat memporak porandakan hatinya. Malu itulah definisi wajahnya saat ini. Avelyn malu jika harus kembali dihadapkan dengan sosok Farlten. Jujur ia belum siap terlebih lagi kejadian yang belum lama menimpanya. Sungguh kecerobohan membuat dirinya menjadi terbungkam. Bahkan untuk sekedar bercerita dengan Reayhanpun ia tidak sanggup lagi. Tapi seorang yang bernama Raeyhan tidak diam begitu saja, ia akan tetap mendekati dan mengajak Avelyn untuk sekedar mengobrol. Waktu terbantu saat seorang guru datang sebab kali ini sudah memasuki waktu jam mengajar. Dengan sedikit terpaksa Avelyn mengangkat kepalanya, tangannya masih berusaha untuk membereskan rambutnya agar dapat menutupi be