Akhirnya, setelah mereka berkumpul di sekolah ketiganya berusaha mencari informasi tentang Dimas. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Ayu, kalau Dimas suka bermain di salah satu mall, atau nongkrong di salah satu cafe di dekat sekolahnya. Jadi, saat ini Ajeng mencari Dimas di mall, sementara Andien mencari Dimas di kafe dekat sekolahnya. Sementara itu Ayu masih berada di salah satu halte mencari informasi di mana keberadaan Dimas saat ini. Sebenarnya dia malas untuk mengikuti mantan kekasihnya itu. Tapi ini masih dalam rangka membuat Ajeng tak marah lagi. Ayu terpaksa nurut saja dengan permintaan Ajeng.
“Lo tau enggak Dimas di mana?” Tanya Ayu kepada Bagus yang merupakan teman Dimas.
“Paling di kafe atau main di Timezone. Tumben Lo tanya?” tanya Bagus sambil memicingkan mata penuh curiga.
“Emang kenapa? Enggak boleh?!” tanya Ayu sewot.
“Boleh-boleh aja sih, cuma tumben banget. CLBK ya Lo, cieee!” sahut Bagus. Bagus memang tahu kalau Ayu adalah mantan kekasih Dimas.
“Berisik, lo!” kata Ayu.
“Sensi amat sih, Neng.” sahut Dimas.
Malas berdebat dengan bagus Ayu memutuskan mencari Dimas di rumahnya saja. Siapa tahu liburan begini Anak itu memilih untuk di rumah dan bermain game. Jadi, Ayu segera mencari angkot untuk menuju rumah Dimas dan memulai memata-matai mantan kekasihnya itu.
Perjalanan Ayu menuju rumah Dimas berlangsung tak terlalu lama. Ia berdiri cukup jauh dari rumah Dimas. Rumah Dimas bisa dibilang cukup luas dengan pagar hitam yang tak terlalu tinggi dan sebuah taman kecil di depan pagar. Dan ia melihat motor Dimas masih terparkir di dalam rumah.
Ayu kemudian berjalan perlahan menuju sebuah toko kelontong yang ada di dekat rumah Dimas. ia kemudian membeli sebuah minuman sebelum duduk di sana. Tentu saja ia harus membeli sesuatu jika harus menumpang duduk. Takut kalau tiba-tiba diusir.
Ayu pun mengirim ke grup chat mengenai pergerakannya.
Ayu
Kijang 3
Ajeng
Kijang 1 di sini.
Andin
Kijang 2 cantik di sini.
Ayu
Najis narsis banget lo.
Andin
Emosi aja ibu.
Ajeng
Ada info apa, Yu?
Ayu
Gue cuma mau kasih tau gue ada di depan rumah Dimas. Kayaknya hari ini dia belum ke mana-mana karena motornya masih ada di sana.
Ajeng
Oke, gue stay di Timezone.
Andin
Gue di kafe, mana belum buka. Kek gembel nunggu di depan pintu kafe.
Membaca pesan dari Andin membuat kedua sahabatnya tertawa. Apalagi tadi iya memakai pakaian yang benar-benar sederhana hanya sebuah t-shirt putih, celana kain pendek dan sendal jepit. Rasanya kali ini benar-benar cocok jika ia dinobatkan menjadi gembel yang tengah menunggu di depan cafe.
Lalu di mall Ajeng kini tengah duduk sambil sibuk memperhatikan orang-orang yang bermain. Sebenarnya ia ingin ikut main juga, hanya saja tak membawa cukup uang untuk itu. Jadi hanya memutuskan untuk melihat-lihat anak-anak yang sedang bermain. Mall pagi ini masih sepi juga, banyak yang datang dan masih banyak toko yang tutup. Tentu saja karena Ajeng berangkat cukup pagi.
Kembali lagi di lokasi Ayu saat ini. Sudah hampir setengah jam hadis itu menunggu Dimas di luar. Belum ada tanda-tanda bahwa anak itu akan pergi ataupun melakukan sesuatu. Bahkan Ayu sudah mengambil 2 teh kotak dan juga 5 bungkus kerupuk basreng. Sengaja iya mau beli makanan yang murah agar tetap bisa duduk di sana tanpa dijuliti oleh penjual.
Benar-benar membosankan dan Ayu nyaris saja menyerah. Rasanya ingin pulang saja beristirahat sambil asik tidur-tiduran di kasur dan menatap layar ponsel menonton Tik tok. Ia kemudian berniat untuk mengirimkan pesan ke grup. Mau ijin pulang karena sepertinya apa yang ia lakukan kali ini tidak akan membuahkan hasil.
Baru saja ia akan berdiri untuk membuang sisa bungkus basreng yang sudah habis dia makan, tiba-tiba ia melihat pucuk kepala yang keluar dari rumah. Ayu sudah hafal betul siapa pemilik pucuk kepala itu, siapa lagi kalau bukan Dimas mantan kekasihnya. Ayu memerhatikan Dimas berpakaian rapih Ia juga mengenakan sepatu sepertinya hari ini akan berangkat ke Timezone. Melihat pergerakan dari target Ayu segera mengirimkan pesan ke grup.
Ayu
Kijang 3, kijang 3.
Target bergerak. Kalau gue lihat dari dandanannya dia mau ke Timezone.
Ajeng
Oke oke gue stay di sini.
Andin
Akhirnya cafenya buka juga guys.
Ajeng
Jajan biar enggak diusir.
Andin
Harusnya lo kirimin uang jajan. Ini kan gara-gara lo jadi gua ada di sini.
Ayu tak fokus pada ponselnya ia menatap pergerakan dari target. Terlihat Dimas membuka pagar seraya terlibat obrolan yang menyenangkan dari ponselnya. Sepertinya itu telepon dari seorang gadis. Terlihat dari Dimas yang sejak tadi tersenyum-senyum aja. Kemudian anak itu segera memanaskan motornya dan tak lama ia berangkat. Tentu saja pergerakan terbaru yang dilakukan oleh target segera diberitahukan oleh Ayu kepada kedua sahabatnya.
Ayu
Target bergerak. Gue balik capek mau pulang. Kalian Nanti kalau udah selesai ke rumah gue.
Ajeng
Iya ok oke, nanti kita ke rumah, Lo.
Andin
Gue masih ngegalau ga ada pemandangan ganteng di sini emak-emak semua.
Ajeng masih duduk di salah satu permainan ia tak memainkan apapun. Benar-benar menunggu Dimas untuk tiba di sana. Lagian berada di tempat ini sendirian benar-benar membuat ia jadi bingung sendiri. Nggak ada teman ngobrol kecuali kedua temannya yang berada di chat w******p. Rasanya membosankan dan membuat dia linglung. Lagi sejak tadi salah satu petugas memperhatikannya seolah ingin mengusirnya karena sudah duduk kurang lebih 1 jam lamanya.
Merasa harus berbuat sesuatu Ajeng kemudian berjalan ke kasir dan mengisi kartu permainan agar bisa ia gunakan. Sepertinya ya harus memainkan sesuatu agar tak dikira hanya numpang duduk saja. Padahal memang sebenarnya ia ingin numpang duduk untuk melaksanakan misinya hari ini.
Ajeng kemudian bermain memancing ikan. Ia sengaja memainkan itu karena posisinya berada paling dekat dengan pintu. Dia bisa melihat keluar dan memastikan jika Dimas datang. Benar saja berselang beberapa menit Dimas terlihat datang bersama seorang gadis. Ajeng sedikit menyembunyikan tubuhnya di balik alat permainan. Dia juga memastikan agar Dimas tak bisa melihatnya.
Duanya terlihat begitu dekat kemudian Dimas memainkan capit boneka. Anak laki-laki itu terlihat lihat sekali memainkannya bahkan hanya dalam sekali percobaan dia bisa mendapatkan sebuah boneka kelinci. Ajeng jadi penasaran kenapa Dimas terlihat begitu mudah untuk mendapatkan boneka dari mesin capit itu.
Ia kemudian mencoba di mesin capit yang berada tepat di sebelah Dimas, Ajeng tertutupi dengan mesin capit di sebelahnya. Ia mendengar obrolan antara Dimas dan kekasihnya. Yang terjadi malah Ajeng tak bisa mendapatkan apapun.
"Iya sayang aku kangen kamu. Kenapa enggak bisa lama sama aku?" tanya Dimas.
"Iya aku kan mau ada acara sama mama aku." Gadis berambut pendek itu menjawab.
"Aku tuh nggak bohong Aku bener kangen banget sama kamu. Mau lama-lama sama kamu. Sayang kamu"
Mendengar itu membuat Ajeng merasa merinding dengan apa yang dikatakan oleh Dimas terasa begitu menyayangi gadis itu. Sepertinya dugaan aja yang benar bahwa Dimas adalah laki-laki baik yang disakiti oleh mantan. Jadi target dari misinya dalam mantan organik.
Langkah keduanya berjalan menuju tempat makan. Mereka membeli es krim. Tiba-tiba keduanya kemudian berpisah sepertinya Gadis itu memiliki janji lain. Bahwa gadis yang dibawa oleh Dimas itu adalah kekasihnya.
Ajeng kemudian berniat untuk meninggalkan tempat itu. Sampai tiba-tiba Dimas melangkahkan kakinya menuju sebuah restoran makanan cepat saji. Lalu di sana Dimas bertemu dengan seorang gadis lain. Keduanya terlihat akrab dan dekat sama seperti gadis sebelumnya. Ajeng masih mengikuti dan perhatikan Dimas dan Gadis itu. Berjalan sedikit mendekat di samping seseorang agar tak terlihat oleh Dimas.
"Sayang kok kamu nyuruh aku dadakan banget ke sini?" tanya gadis itu.
"Iya aku ke sini mau main, tapi malah inget sama kamu, Sayang." Dimas mengatakan itu ia terdengar menggoda gadis yang saat ini berjalan di sampingnya.
"Gombal kamu," ujar gadis itu malu.
"Aku tuh nggak bohong Aku bener kangen banget sama kamu. Mau lama-lama sama kamu. Sayang kamu."
Dengar apa yang dikatakan oleh Dimas rasanya membuat perut aja terasa mual. Yang dikatakan seperti sebuah template yang tinggal di copy paste.
Dan kali ini Ajeng bisa memastikan bahwa target kali ini salah. Bahwa Dimas bukanlah kriteria yang dibutuhkan oleh mantan organik. Dan pikirannya selama ini tentang Dimas yang menjadi mantan yang tersakiti sudah pasti terbantahkan.
Ajeng
Gue balik ke rumah
Ayu
Ke rumah gue?
Ajeng
Salah target Dimas playboy!
Andin
Anjir gue pulang nih?
Aelah baru ada cowok ganteng masuk ke resto.
Ajeng
Besok kalian ke rumah gue ya.
Ajeng kemudian melangkahkan kakinya dengan cepat untuk keluar dari mall dan segera berjalan pulang. Melihat kelakuan Dimas kali ini benar-benar membuat dia merasa marah dan kesal. Sebenarnya kemarin ia sudah berpikir bahwa Dimas akan menjadi salah satu target yang pas untuk mantan organik. Setelah mendapatkan hasil yang di luar keinginannya benar-benar membuat dia merasa malas.