Bab 4. Ellen bertemu Derrick

935 Words
Happy Reading. Ellen menatap pria di depannya itu dengan tatapan datar dan kilatan kebencian. Dia tidak menyangka jika akan bertemu dengan mantan suami di depan perusahaannya bersama dengan seorang wanita yang tidak lain adalah Calista. Keduanya masuk ke dalam perusahaan di ikuti oleh seorang pria di belakangnya. Bisa dipastikan jika pria itu adalah asisten pribadi Derrick karena Ellen mengenalnya. Namanya Aden, pria itu yang lebih sering menghubungi Ellen ataupun sebaliknya ketika masih menjadi istri Derrick. Karena terkadang Derrick tidak bisa dihubungi dan hanya perantara Aden, Ellen bisa mendapat info tentang suaminya. Derrick dan Calista belum sempat melihat Ellen karena sudah masuk ke dalam. "Bukankah itu suamimu? Sedang apa dia di sini?" tanya Ken yang juga melihat Derrick masuk ke dalam kantor. "Dia bukan suamiku lagi," jawab Ellen menahan sesak di dadanya. Derrick memang benar-benar mengabulkan keinginannya yang ingin segera bersama Calista. Buktinya, pria itu sudah berani membawa Calista ke mana-mana. Padahal dulu Derrick menyembunyikan pernikahannya selama tiga tahun penuh dan sekarang dia dengan leluasa membawa Calista dan memperkenalkan pada publik. "Ah, iya maaf, aku lupa kalau dia sudah bukan suamimu lagi," ujar Ken merasa tidak enak. Pria itu memeluk bahu Ellen dan hal itu praktis membuat Ellen terkejut. Sudah sangat lama mereka tidak seperti ini membuat Ellen tubuh Ellen kaku. Akan tetapi, sepertinya Ken mencoba menghilangkan suasana canggung diantara mereka. "Aku sudah menghubungi salah satu pengacara terbaik di Indonesia, dia pasti bisa menyelesaikan perceraianmu dengan mudah." Ellen tersenyum kaku, dia benar-benar merasa tidak nyaman dipeluk Ken seperti ini, padahal dulu mereka sangat dekat dan sudah sering saling merangkul bahu. "Makasih, ya? Aku hanya tidak ingin ada drama nanti. Jelas yang ku inginkan segera menjadi janda agar tidak ada lagi yang ikatan hubungan apapun diantara kita." "Oke, ayo kita masuk ke dalam. Aku penasaran dengan kedatangan mantan suamimu di sini, apakah Dilan mengadakan kerjasama dengan perusahaan pria itu?" "Entahlah, aku tidak tahu. Sebaiknya kita masuk dan cari tahu. Aku akan menghubungi Dilan." Ellen mengambil ponselnya dan menghubungi sepupunya. "Halo, ada apa Ellen?" "Halo, Dilan. Apakah CEO Abelard datang ke perusahaan? "Ya, darimana kamu tahu?" Ellen menatap Ken yang kini juga tengah menatapnya. Tidak banyak yang tahu jika Derrick dan Ellen pernah menikah karena Derrick sangat merahasiakan pernikahan mereka. Termasuk dengan Dilan. "Aku tadi melihatnya masuk ke kantor, apa yang dia lakukan di sini?" "Kita sudah sepakat mengadakan kerjasama di bidang penjualan produksi, dia yang mengajukan kerja sama itu dan aku setuju. Sekarang dia datang ke sini untuk menandatangani kerja samanya." Ellen yang mendengar hal itu merasa tidak suka. Kalau sampai kerja sama mereka terjalin, sudah dipastikan jika perusahaan Abelard akan semakin berkembang. "Dilan, bilang padanya kalau orang nomor satu di perusahaan mengubah keputusannya. Kita tidak jadi mengadakan kerjasama dengan PT Abelard!" "Tapi, Ell? Kita sudah sepakat beberapa Minggu yang lalu, sebelum kamu kembali." "Aku tidak mau tahu, jangan ambil kerja sama dengan perusahaan Abelard karena aku tidak setuju!" Setelah mengatakan itu, Ellen langsung mematikan panggilannya. Ken tersenyum melihat ketegasan Ellen, padahal dulu dia terkenal lemah lembut. Sepertinya wanita itu telah berubah menurut wanita kuat setelah banyak disakiti oleh pria yang bergelar sebagai suaminya. *** Derrick dan Aden terkejut dengan keputusan Dilan yang begitu tiba-tiba. Pembatalan kerja sama itu tentu saja sangat merugikan Adelard. "Tidak bisa seperti ini, bukankah Pak Dilan sudah sepakat untuk kita kerjasama? Kenapa di saat kita akan menandatangani kerjasama ini, Bapak membatalkannya begitu saja?!" seru Derrick tidak terima. Terlihat kekesalan di matanya, dia seperti ingin makan orang saja. Kerja sama dengan PT Halim akan sangat menguntungkan karena dia akan memperoleh keuntungan yang lebih banyak. "Maaf Pak Derrick, sebenarnya ini adalah keputusan dari CEO kami karena beliau baru saja kembali dan mengatakan jika perusahaan Halim group tidak membutuhkan kerjasama itu. Jadi kami benar-benar minta maaf. Karena kerjasama ini belum ditandatangani jadi tidak ada konsekuensi apapun karena memang belum sempat berjalan. Sekali lagi saya benar-benar minta maaf, saya hanya menjalankan amat dari CEO kami," ujar Dilan sopan. Sebenarnya dia juga merasa sangat tidak enak dengan Derrick karena keputusan itu sudah disepakati bersama. Ellen memang mengatakan kepada Dilan bahwa dia sudah kembali dan akan mengambil alih jabatan CEO. Selama 3 tahun ini Ellen tidak mau tahu mengenai perusahaan dan hanya mempercayakan pada Dilan. Sebenarnya Dilan bisa saja protes karena Ellen benar-benar bertindak gegabah, tetapi tentu saja Dilan tetap tidak sanggup untuk tidak mematuhi perintah dari wanita itu. Derrick mengepalkan tangannya, suasana hatinya sedang buruk sekali. Apalagi sejak pagi Calista sudah merengek untuk ikut dengannya ke kantor. Dia berencana untuk menjadi sekretaris Derrick karena kontraknya di luar negeri sudah habis. Akhirnya dengan terpaksa Derrick pergi meninggalkan ruangan Dilan dengan wajah yang muram. "Sabar Mas, pasti nanti bisa dapat kerjasama dari yang lebih dari perusahaan ini. Anggap saja bukan rezekinya," ujar Calista menenangkan hatinya. "Iya sayang, setelah ini aku harus antar kamu pulang karena aku masih banyak sekali pekerja di kantor, nanti kalau semuanya sudah siap, aku akan menjadikan mu sekretarisku, tapi untuk sekarang aku belum bisa karena harus menyelesaikan semuanya," ujar Derrick berusaha tersenyum. Meskipun sebenarnya hatinya masih saja kesal karena PT Halim Grup membatalkan kerja sama mereka. Saat sampai di lobi perusahaan, Ellen melihat Derrick, Calista dan Aden berjalan menuju pintu keluar. Ellen langsung membalikkan tubuhnya ketika sorot matanya dan Derrick saling bertubrukan sekilas. Entah pria itu menyadarinya atau tidak,Ellen tidak peduli. "Sepertinya mantan suamimu sudah keluar, ayo kita ke ruang kerjamu," ujar Ken berdiri dan menarik tangan Ellen lembut. Pria itu menggandeng tangan Ellen dan berjalan menuju lift. Saat akan masuk, tiba-tiba suara bariton keras memanggil namanya dari belakang. "Ellen! Apa yang kau lakukan di sini?" Ellen dan Ken tentu saja langsung menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya saat melihat Derrick berada di sana sendirian.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD