Bab 8. Calista Meradang

1326 Words
Happy Reading Ellen tidak bisa untuk tidak menahan kesal, masalahnya sekarang Derrick begitu tidak tahu diri dan sering berkunjung ke perusahaannya dengan alasan pekerjaan. Padahal biasanya akan diwakilkan oleh sekretaris masing-masing jika memang sudah mencapai kesepakatan bersama. Para pemimpin hanya akan mendapatkan laporan dari sang sekretaris ataupun asisten pribadinya. "Bagaimana, Bu Ellen? Apakah ibu bisa langsung ikut terjun ke proyek pembangunan ini? Karena memang sudah sepatutnya ibu meninjau proyek langsung ke lapangan," ujar Derrick serius. Padahal hatinya sebenarnya tengah dag dig dug tidak karuan. Dia takut jika Ellen menolaknya dan hal itu pasti akan membuatnya kecewa. Ah, Derrick Ellen menarik napas dalam-dalam, dia harus meredam kekesalan ini. Sang mantan suami yang dulu begitu dingin padanya kenapa sekarang jadi tidak tahu malu dengan terus-menerus menampakkan diri dihadapannya. Kemarin Derrick sudah datang karena alasan harus memberitahu bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembangunan sebuah gedung pusat perbelanjaan itu. Lalu sekarang Derrick datang lagi dan mengajak Ellen untuk terjun langsung ke lapangan. Padahal peninjauan proyek itu bisa diwakilkan staff lain yang ikut bertanggung jawab dalam pembangunan proyek tersebut. "Maaf, Pak Derrick. Pekerjaan saya sangat banyak dan untuk masalah proyek bersama Abelard Grup sudah saya percayakan pada Pak Herman, jadi Anda bisa ke sana dengan pak Herman yang sudah saya beri tanggung jawab untuk proyek besar ini," jawab Ellen. Wajah Derrick yang tadinya sumringah berubah sendu. Dia tahu kalau proyek ini sudah diberikan penanggung jawab lain, tetapi sekarang Derrick ini benar-benar bebal dan tidak tahu malu sekali. Jelas-jelas Ellen juga sudah menolak, akan tetapi Derrick masih berharap. "Jadi, Anda tidak bisa?" Ellen langsung menggelengkan. Entah kenapa mantan suaminya itu jadi seperti ini sekarang. Pria yang dulu begitu tinggi egonya dan tidak bisa tersentuh tiba-tiba mengiba dan menurunkan egonya dengan memohon pada Ellen seperti ini. Derrick menghela napas, niatnya ingin membujuk Ellen agar ikut terjun langsung ke lapangan, tetapi sepertinya mantan istrinya itu memang sangat sulit dibujuk. Padahal biasanya Ellen akan menuruti semua keinginannya, menuruti semua perintahnya. Sekarang, dia benar-benar menjadi Ellen yang berbeda. "Baiklah, maaf jika saya mengganggu waktu Anda, kalau begitu saya permisi dulu," ujar Derrick akhirnya memutuskan untuk mengakhiri pertemuannya dengan sang mantan istri yang begitu dia rindukan itu. Ellen mengambil air mineral yang ada di atas mejanya dan langsung menegaknya. Menghadapi Derrick yang sekarang sepertinya lebih susah dari Derrick yang dulu. "Rika, ke ruanganku!" Ellen menekan tombol interkom dan memanggil sang sekretaris. Tidak lama setelah itu Rika pun datang. "Iya, Bu. Apa ada yang harus saya lakukan?" "Kamu ajak Pak Herman untuk meninjau proyek pembangunan Abelard Grup. Kalau bisa hari ini kalian pergi," ujar Ellen. "Baik, Bu!" *** Calista hari ini mendatangi kantor Derrick lagi. Dua hari ini dia pergi mencari Derrick ke kantornya tetapi tidak pernah bertemu. Sekretarisnya mengatakan jika Derrick pergi meninjau proyeknya. Sekarang dia harus bertemu dengan pria itu karena Calista merasa Derrick berubah. "Maaf, Bu. Pak Derrick hari ini tidak ada di kantor lagi," ujar Stevani saat melihat Calista datang. Kemarin wanita itu sudah datang dan tidak bertemu dengan Derrick. Stevani heran, seharusnya kalau memang mereka sepasang kekasih, sebelum Calista datang ke kantor dia sudah diberitahu atasannya itu jika sedang tidak berada di kantor. "Kapan dia kembali?" "Biasanya Pak Derrick kembali saat sore hari, Bu." Calista menahan diri untuk tidak marah, kekasihnya itu sudah dua hari tidak bisa dihubungi dan tidak pernah membalas pesannya. Padahal dia sekarang harus segera mendapatkan uang untuk membayar cincin berlian yang sudah dia pesan pada sahabatnya. Dia berjanji akan memberikan malam ini. Akan tetapi Derrick tidak selalu tidak ada dan sangat sulit ditemui. Calista tidak ada uang sama sekali. "Malam ini tempo waktu pembayaran. Aku harus menunggu Derrick untuk meminta uang," batin Calista. "Aku akan menunggunya di ruangannya saja." "Eh, tapi Bu!" Stevani ingin mencegah Calista masuk, tetapi wanita itu mengangkat tangannya dan meminta agar Stevani terdiam. Calista langsung membuka pintu besar itu dan masuk begitu saja. Duduk di kursi kebesaran Derrick sambil melihat ponselnya di aplikasi pesan, masih tidak ada jawaban dari Derrick, boro-boro menjawab, membacakan pun tidak. Akhirnya wanita itu memutuskan untuk menunggu Derrick di ruang kerjanya sampai sore hari. Tadi Calista datang masih jam 2 siang dan Derrick kembali ke perusahaan tepat jam 5 sore. Tiga jam sudah Calista menunggu Derrick dengan bosan tanpa ada yang menyuguhkan air minum karena Stevani juga tidak berniat meladeni Calista. Bagi Stevani, dia hanya akan menurut jika diperintahkan oleh Derrick saja. Derrick yang menggajinya, bukan orang lain. Derrick sendiri baru pulang dari peninjauan proyek pembangunan pusat perbelanjaan dan langsung balik ke kantor. Terlihat raut wajah lelah dan dia ingin segera membersihkan die di ruangannya. Derrick memiliki beberapa pakaian yang berada di perusahaan, setelah berpisah dari Ellen, pria itu sering tidur di kantor dan jarang pulang. Derrick sudah tidak melihat Stevani karena jam kerja karyawan sudah berakhir dari jam 4. Pria itu langsung membuka pintu ruangannya dan terkejut saat melihat Calista ada di sana. "Apa yang sedang kamu lakukan di sini?!" tanya Derrick tidak suka melihat kehadiran Calista di kantornya. Wajah Calista terlihat kesal dan kecewa melihat tanggapan Derrick yang seakan tidak suka jika dirinya ada di sana. "Kamu itu kenapa sih? Telepon nggak diangkat, pesan nggak dibalas?" "Aku sibuk, Calista!" "Apa sesibuk itu sampai membuka pesan dariku saja tidak bisa, atau hanya waktu beberapa detik untuk mengangkat teleponku, sebenarnya kenapa dengan kamu, Derrick? Semenjak aku pulang dari Los Angeles, kamu berubah!" Derrick malas menanggapi Calista, hatinya masih tidak karuan karena kecuekan Ellen padanya. Sekarang ditambah Calista yang seperti ini. "Kalau berubah itu wajar, Calista. Yang penting aku sudah melaksanakan janjiku padamu, aku menjaga hatiku dan menceraikan istriku. Lalu, apa yang berubah? Selama tiga tahun aku tidak membuka hatiku untuk Ellen dan itu demi janjiku padamu. Apa itu belum cukup?" geram Derrick. Entah kenapa lama-lama dia kesal dengan sikap Calista yang seperti ini. Selalu ingin di mengerti tetapi dia tidak pernah mau mengerti keadaannya. "Sekarang aku lagi banyak pekerjaan, seharusnya kamu mengerti!" Calista menghela napas untuk meredam emosinya. Dia tidak boleh marah pada Derrick karena tujuan utamanya adalah meminta uang $1000 untuk membayar cincin berlian. "Oke, aku minta maaf. Aku tahu kamu lelah dan pekerjaanmu tengah banyak." Derrick menarik dasinya dan melepaskan jas kerjanya. Sungguh saat ini dia merasa gerah melihat Calista, padahal biasanya dia sangat suka dengan kehadiran wanita itu. "Aku ke sini cuma mau satu hal, aku ada utang cincin berlian sama Andrea dan malam ini aku harus segera membayarnya. Kamu bisa pinjami aku uang, besok aku balikin kalua udah ada," ujar Calista lembut mendayu. Merayu Derrick agar pria itu memberikannya black card seperti dulu. Ya, dulu Derrick memang sangat royal pada Calista, hingga wanita itu diberikan black card untuk belanja sesuka hatinya. Akan tetapi, setelah dia memutuskan pergi ke Amerika, Derrick meminta kembali kartunya. "Aku sedang tidak ada uang, kamu tahu sendiri kalau aku baru saja kebobolan dana dan itu tidak sedikit. Seharusnya kamu mengurangi hobi belanja mu itu, Calista," ujar Derrick dengan raut wajah dingin. Sungguh dia benar-benar merasa jika Calista ini hanya bisa meminta uang saja. Tidak seperti Ellen, wanita yang dulu dia kira hanya menyukai hartanya, ternyata dia wanita hebat dari kalangan orang atas. Memiliki wibawa terhormatnya dan otak yang cerdas. "Derrick, hanya $1000 aku yakin kamu punya," ujar Calista masih berusaha memohon. $1000 itu kalau di rupiahkan sekita 16 juta saja. Dia tidak meminta ratusan juta kok, mana mungkin Derrick tidak punya. "Aku bilang tidak ada ya tidak, jangan memaksa! Kenapa kamu sekarang jadi bertingkah seperti wanita matre yang cuma bisa minta uang?" Calista terkejut mendengar ucapan sang kekasih. Matanya langsung berkaca-kaca, apa tadi yang Derrick bilang, dia matre? Bukankah mereka sepasang kekasih jadi wajar jika dia meminta, bukan? Calista merasa jika Derrick semakin dingin padanya dan hal itu membuatnya ingin menyelidiki Derrick. Ada apa dengan kekasihnya itu? "Kamu kejam, Derrick! Kamu udah berubah! Kamu nggak cinta aku lagi!" seru Calista. Sungguh Derrick tidak seperti yang dulu. Calista marah dan pergi dengan membanting pintu dengan keras. Hal itu membuat Derrick semakin menyesal telah menceraikan Ellen, wanita yang begitu lembut dan tidak pernah marah padanya walaupun dia sering membentaknya. "Ellen, aku benar-benar menyesali semuanya!" Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD