Perlahan, Prisma berbaring dan Birru sudah berada di atas tubuhnya. Ciuman Birru kali ini benar-benar membuat Prisma melupakan rasa kantuknya. Tidak ada yang terengah-engah karena terlalu terburu-buru. Birru selalu melepaskan tautan bibir mereka di waktu yang tepat. Birru menatap manik mata coklat Prisma dalam-dalam. Bisa dilihat kalau saat ini Prisma menginginkan hal lebih, begitu juga dengan dirinya. Namun, mengingat pertama kali melakukannya dan Prisma sampai tidur sehari penuh, Birru berusaha menekan kuat-kuat keinginannya. "Tidurlah. Sebelum makan siang nanti akan kubangunkan." Birru menarik tubuhnya menjauh dan turun dari tempat tidur. Wajahnya sudah memerah dan tubuhnya pun sudah terbakar api gairah. Mendengar ucapan pria itu membuat Prisma terkejut. "Hah? Apa?" "Kita lakukan