51. Luka Yang Kau Torehkan

1241 Words

"Ini sakit, Birru, lepas," ujar Prisma dengan tangan yang tidak berhenti digerakkan. Birru terlihat seperti orang yang berbeda. Ia memang dingin, tetapi tidak semenakutkan ini. Pria itu terlihat sangat marah dan tidak seperti ketika sedang marah seperti biasanya. "Birru, sakit," rintih Prisma lagi. Ketika sampai di luar, Birru menghempaskan tangannya hingga Prisma terhuyung. Hampir saja wanita itu terjatuh jika tidak berpegangan pada dinding. "Maksudmu memanggilku ke sini apa?" tanya Birru dingin dengan napas memburu menahan amarah. Ia sedang sibuk mengurus pekerjaan yang menumpuk di kantor dan tiba-tiba Prisma menghubunginya. Terlebih memintanya datang ke tempat seperti ini. Akan tetapi, kenapa harus datang kalau ia merasa keberatan? Kenapa tidak mengabaikannya saja dan melanjutkan p

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD