Bab 3 UAS

610 Words
Tak terasa sudah ujian sekolah, aku dan Fitri bersemangat untuk ujian. "semoga nilai kita bagus" kata Fitri. Kulihat Nana tidak bersemangat, ya Nana tidak terlalu pintar sepertiku. Dia hanya jadi ratu gosip dan ratu nyinyir, kalau masalah pelajaran dia kalah. Kemampuan belajarnya tak sebanding denganku, bukan aku sombong itu emang kenyataan. Tak terasa sudah masuk kelas. UAS pun di mulai. Tak ada yang berani menyontek, kami para murid mengerjakan UAS dengan tenang tanpa ada yang berani membuat keributan. Tak terasa UAS telah usai kami pun beristirahat di kantin. "Mau makan nggak An?" tanya Fitri kepadaku. "emmmm nggak tau, pengen makan kenyang, nggak makan takut laper." kataku. "Makan aja yuk daripada bingung!" ajak Fitri. Akhirnya aku putuskan untuk makan. Kami pun makan bersama, Fitri makan pakai sayur lodeh, dengan lauk kerupuk kesukaanya. Sedangkan aku makan pakai sayur pecel dengan gorengannya bakwan dan tempe mendoan. Minumnya kami samaan es teh. Setelah kenyang kami kembali lagi ke kelas. Kamipun mengobrol bersenda gurau bersama. Tak terasa bel pun berbunyi menandakan akan waktu pulang sebentar lagi, para murid pun bersiap. Kami pun sudah sampai depan sekolah, aku bertemu Tante Naura ketika menjemput Nana. "Hai Tante" sapaku kepada Tante Naura tetapi dia tak mendengar sapaanku, lebih tepatnya pura-pura tak mendengar. "Jemput Nana ya Tante? Nana tadi ke toilet." ucapku kepada Tante Naura. "Siapa juga yang tanya, gak usah sok akrab sama aku, anak sama mak sama aja. Sama-sama nyebelin. "Dasar anak haram." Ucap Tante Naura lagi. Akhirnya ku putuskan untuk pulang saja daripada mendengar kata-kata yang tak ingin ku dengar. Sampai rumah, aku pun segera masuk lalu ganti baju. Belum waktu dzuhur jadi aku buka-buka buku mencari buku apa yang mau aku baca. Tak terasa waktu sudah dzuhur, akupun shalat, selesai shalat aku makan siang. Seperti biasa, aku makan sendiri. Ibuku selalu kerja, kalau tidak kerja kami tidak punya uang. Gaji Ibuku hanya cukup untuk makan sehari hari. Kadang aku ingin punya adik agar tidak kesepian di rumah. Tapi itu tak mungkin, Ibuku saja belum menikah lagi. "Nonton tv bosen, belajar udah, tidur, lagi nggak ngantuk." Aku bicara sendiri karena bingung mau ngapain. Akhirnya aku main ke rumah Nana. "Nana main yuk" panggilku. "Main apa?" jawab Nana sambil makan camilan. "Main apa aja" ujarku. "Nggak ah kamu kalau main curang suka ngrebut punyaku" ucapnya sambil melirikku sinis. Ya, kadang aku memang ngrebut apa yang dia punya tapi itu pinjem bukan ku bawa pulang. Itu karena aku tak punya mainan, berbeda dengan Nana. Mainan apa saja dia pasti punya. Orangtuanya selalu membelikan untuknya. Akhirnya kami main rumah-rumahan. Sudah puas main akhirnya aku pulang, sebentar lagi Ibuku pulang. "Aku pulang ya Na" pamitku pada Nana. "Iya besok main lagi." jawabnya. Akhirnya aku sampai rumah, akupun shalat ashar lalu membantu Ibu menyapu seluruh ruangan serta teras dan halaman. Setelahnya aku pun mandi lalu menonton tv seperti biasa jam segini pasti acaranya kartun. Aku pun tertawa sampai terpingkal pingkal saking lucunya. Sudah tau aku nonton apaan ? Ya betul sekali tom & gerry. Saat sedang tertawa Ibuku pulang. "Assalamualaikum" ucap Ibu. "Waalaikumsalam" jawabku. Aku pun menyambut Ibu, karena Ibu kerepotan membawa belanjaan. "Ibu habis belanja?" tanyaku. "Iya ini Ibu juga belikan kamu buku buat nanti SMP" kata Ibu sambil menyodorkan buku kepadaku. "Terima kasih Bu" ucapku. Sudah waktu magrib, kami pun shalat, setelah shalat seperti biasa. Kami makan malam bersama, saat makan sudah habis. Aku berkata pada Ibu. "Bu, aku ingin punya Adik" ujarku yang membuat Ibu langsung mendongak melihat wajahku. "Jika nanti sudah saatnya, kamu akan punya Adik." jawabnya. Tak terasa sudah malam saja, aku harus tidur setelah belajar. Tak lupa tadi juga sudah shalat isya. Ibu juga sudah tidur kami sudah pasti lelah. Semoga besok UAS nya lancar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD